EMPAT

3.6K 286 23
                                    

Happy Reading :)
Cek typo sekalian!

"Aduh telat!!"

Sudah pukul 07.10 pagi, Gea berlari terpogoh pogoh untuk mencapai gerbang sekolah dan berharap masih di buka, walaupun kedengarannya mustahil.

Harapan Gea sirna. Gerbang sekolah sudah di kunci oleh satpam yang menjaga.

"Ayo dong pak, bukain sebentar. Masih jam tujuh lebih sepuluh menit ini pak." Gea memohon penuh harap. Sudah kesekian kalinya ia memohon, namun jawabannya masih sama.

"Gak bisa neng. Ini udah peraturannya, kan Eneng tau sendiri. Kalau mau masuk tunggu lima menit lagi ya" jawaban yang sama dilontarkan satpam yang bernama pak Juki itu.

Tin.. tin

Suara klakson motor terdengar dari belakang Gea. Membuat Gea terlonjak kaget. Si pengguna motor sport hitam yang menggunakan helm fullface itu membuka kaca helm nya.

"Heh Lo. Minggir Lo!" Si pengguna motor itu mengibaskan tangannya mengusir Gea yang menghalangi jalannya.

Tanpa di beritahu pun Gea sudah tau orang itu adalah Fano. Ia selalu berfikir mengapa ia selalu dikaitkan dengan orang yang bernama Fano ini. Setiap ada dirinya pasti disitu juga ada Fano. Sangat aneh menurutnya. Mungkin, apa benar mereka memang berjodoh?

Lo ngomong apa Thor. Gue denger nih. (Gea)

Haha becanda elah Ge:V (Author)

Gea menyisi ke sebelah kanan untuk mempersilahkan Fano lewat. Karena jika tidak, ia fdan Fano pasti berdebat, ia sedang malas saat ini.

"Pak. Bukain dong" pinta Fano.

"Nggak bisa a'. Tunggu sebentar lagi ya" Jawab pak Juki.

"Mau markirin motor doang pak"

"Tunggu bentar aja a' nanti juga di bukain" jawab pak Juki lagi.

Fano menghela pasrah. Ia kemudian mematikan motornya dan membuka helmnya, lalu ia duduk di motor hitamnya itu.

Gea hanya diam melihat hal tersebut. Toh, mau bicara pun percuma. Jadi ia memutuskan untuk diam saja menunggu gerbang dibukakan.

Beberapa menit kemudian pak Joko, guru BK datang menghampiri gerbang. Ia menyuruh pak Juki untuk membukakan gerbangnya.

"Wiih. Kalian kompak sekali. Telat aja barengan, udah ini mah. Jodoh!" Ujar pak Joko nyengir.

"Apaan sih pak nggak. Dia yang ngikutin saya telat" tunjuk Gea pada Fano.

"Eeehh. Apaan, gr amat Lo. Siapa juga yang ngikutin." Sanggal fano.

Pak Joko dan pak Juki yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala sambil terkekeh geli melihat tingkah laku dua muridnya itu.

"Udah yuk lah masuk. Saya mau ngasih kalian hukuman" ujar pak Joko memotong perdebatan Gea dan Fano, lalu mengajak mereka masuk kedalam lingkungan sekolah.

"Loh pak kok dihukum? Biasanya kan nggak" sergah Fano tidak terima. Karena Memnag biasanya pak Joko tidak pernah menghukum mereka saat mereka melakukan kesalahan. Tapi sekarang?

"Ya ini beda kasus lah Fano. Sekarang kalian telat, ya harus di hukum lah" jawab pak Joko. "Udah ah ayo" lanjut pak Joko mendahului mereka. Gea mengikuti langkah pak Joko, sedangkan Fano menuju ke parkiran dahulu.

****

Sekarang pak Joko, Fano, dan Gea sudah berada di lapangan. Pasti kalian berfikir bahwa mereka akan dihukum untuk hormat pada bendera sampai bel istirahat berbunyi. Jika kalian berfikir seperti itu maka kalian salah besar. Pak Joko selalu memberikan hukuman yang  antimeanstream. Mungkin hal itu juga yang akan terjadi apada Gea dan Fano saat ini.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang