LIMA

3.3K 278 8
                                    

Happy Reading...
Cek typo😉




Ini adalah hari yang buruk bagi Fano. Hari ini ia telat sekolah, bukan telatnya yang menjadi masalah. Melainkan orang yang telat bersamanya yang menjadi masalah. Orang itu tak lain adalah Gea. Si musuh bebuyutannya.

Dari banyaknya siswa SMA Tunas Harapan, mengapa yang menjadi teman telat nya adalah Gea. Tidak adakah siswa atau siswi lain selain Gea. Dan mengapa juga harus mereka berdua? Yang telat hari ini hanya mereka berdua. Fano tidak mengerti dengan hal ini.

Fano mendesah. Ia kini sedang menjalani hukuman yang diberikan oleh pak Joko. Hukuman yang paling nyeleneh tentunya. Bagaimana tidak aneh, sekolah mana yang guru menghukum muridnya mencari semut sebanyak 50 ekor?! Tentu saja hanya di SMA Tunas Harapan.

Tinggal 10 semut lagi ia dapatkan, dan kemudian bebas dari hukuman. Ia merutuki dirinya yang tidur larut malam karena menonton pertandingan sepak bola antara tim favoritnya dengan tim lain. Alhasil ia bangun kesiangan. Dan parahnya lagi maminya yang biasa membangunkannya pagi ini tidak.

Fano kepanasan. Ingin sekali rasanya ia pergi ke kantin untuk membeli minuman. Namun pak Joko tak memperbolehkan ia dan Gea pergi ke kantin. Dan sialnya lagi kedua sahabatnya itu tak kunjung menampakan diri. Cih. Sahabat macam apa mereka.

Ntah mengapa Fano merasa Dejavu dengan kejadian ini. Ya ia baru ingat, kejadian ini pernah terjadi saat masa orientasi tahun lalu. Saat ia dan Gea masih siswa baru di sekolah ini.

****

Flash back...

Hari itu, dimana hari pertama Fano sekolah dan menjadi siswa baru di SMA Tunas Harapan. Ia malah telat karena kesiangan bangun. Ia sungguh khawatir dengan apa yang akan terjadi saat sampai di sekolah barunya itu nanti.

Nafasnya terengah-engah sesampainya Fano di depan gerbang sekolah barunya. Gerbang sekolah tidak ditutup, namun ada dua orang perempuan yang sedang berdiri di depan pos satpam.

Perempuan yang satu seperti sedang memarahi perempuan di depannya yang sedang menunduk. Ia meneliti jika perempuan yang sedang di marahi itu berpenampilam seperti dirinya. Ah ternyata Fano tidak sendirian telat ternyata.

"Eh Lo yang di sana. Ngapain Lo berdiri aja, sini Lo!"

Fano tersadar dari lamunannya ketika suara keras perempuan menunjuk dan meneriakinya, sepertinya itu kakak kelasnya. Kemudian ia menghampiri perempuan yang meneriakinya tadi.

"Iya ka, kenapa?" Tanya Fano pelan, takut jika ia dimarahi. Dan sepertinya pertanyaannya salah.

"Kenapa, lo bilang? Songong ya Lo! Baru masuk langsung telat. Mau jadi apa Lo sekolah di sini? Mau jadi anak Badung. iya?!" Perempuan itu mengacak pinggang sambil melotot kearah Fano dan perempuan di samping nya.

Karena tak berani menjawab, mereka berdua hanya bisa menunduk.

"Kalian ikut gue ke lapangan!" Kakak kelas itu berjalan duluan menuju lapangan sekolah. Fano dan orang di sampingnya mengikutinya dari belakang.

Ia sangka lapangan akan sepi, karena para murid dan siswa baru sudah bubar ke ruangan masing-masing, ternyata lapangan masih ramai oleh para siswa baru yang sedang mendengarkan arahan dari ketua OSIS.

"Lo berdua berdiri di sini!" Tak sadar Fano dan orang disebelahnya sudah ada di tengah lapangan. Mereka hanya menurut pada kakak kelas perempuan tadi, dengan kepala masih menunduk.

"Siapa mit?" Tanya salah satu panitia pada kakak kelas perempuan tadi yang ternyata bernama Mita.

"Generasi penerus yang gak disiplin waktu!" Jawab Mita penuh penekanan.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang