DUAPULUHEMPAT

1.5K 172 56
                                    

Kembali lagi bersama me! Ada yang kangen?
Me?
Gea?
Fano?
Lainnya?

Oke kita langsung aja ya!!

Happy Reading!
And cek typo!!!

****












Gea bersandar di bangku tepi lapangan, mengistirahatkan dirinya. Selama pertandingan tadi, Gea benar benar tidak fokus. Ia masih memikirkan Eza dan Risa. Selama beberapa hari belakangan ini Gea belum bertemu dengan Eza. Untungnya Gea masih  bisa memimpin tim nya, dan mengalahkan tim yang lawan.

Eza serasa tertelan oleh bumi. Hilang begitu saja. Padahal Gea harap, Eza bisa menjelaskan semuanya. Sama halnya dengan Risa. Gea tak pernah melihatnya lagi di sekolah. Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua. Apakah apa yg ia dengar di telefon itu benar adanya?

Jika, Risa Hamil.

Gea memejamkan matanya. Tak ingin memikirkan itu. Namun perkataan di telefon itu selalu terngiang-ngiang di dalam otak Gea.

'Bayi kita sehat, Za.'

Entah bagaimana Gea bisa menghilangkan pikirannya tentang semua itu.

"Ge!"

Gea tersentak. Ternyata bang Gibran yang memanggilnya, "lo gak apa-apa?"  tanya bang Gibran.

Gea menggeleng, "nggak bang." Jawab Gea sambil tersenyum simpul.

"Kalo ngerasa gak baik atau sakit jangan dipaksain." Ucap bang Gibran. Gea mengangguk, mengiyakan bang Gibran.

Bang Gibran menepuk bahu Gea dua kali, lalu pergi ke anggota yang lain.

Gea menghela nafas berat. Gea butuh tempat yang sunyi dan sepi untuk menenangkan pikirannya. Melihat ke arah samping, anggota timnya lain sedang beristirahat dari pertandingan tadi. Meski Gea sedikit tidak fokus, dia masih bisa menjalankan pertandingan dengan baik. Hingga timnya bisa memenagkan pertandingan pertama.

Gea bangun dari duduknya, "gaes! Gue ke toilet ya." Ucap Gea. Dan dijawab sahutan dan anggukan dari mereka. Lalu Gea pergi ke toilet dengan membawa ransel serta handphonenya.

Untungnya kali ini mereka bertanding di sebuah Gedung olahraga atau biasa di sebut sebagai GOR. Tidak seperti pertandingan tahun sebelumnya yang bertanding di sekolah lain. Jadi Gea tidak perlu khawatir jika toilet penuh dengan para cewek-cewek sekolah lain.

Gea masuk ke dalam toilet khusus perempuan. Disana sepi, hanya terdengar gemericik air di salah satu bilik.

Gea mendekati wastafel, menaruh ransel dan handphone miliknya di bawah.

Ia menyalakan keran dan membasuh wajahnya dengan usapan kasar. Sesekali ia mendongak melihat cermin di hadapannya kemudian membasuh wajahnya kembali.

"Lupain Ge. Lupain." Ujarnya.

"Jangan pikirin. Lupain."

Cklek.

Gea mematikan keran dan menoleh ke sumber suara. Ternyata orang yang berada di bilik tadi sudah keluar. Seorang perempuan cantik dengan dress putih selutut tanpa lengan. Gea menatapnya lekat. Terpesona dengan kecantikan perempuan itu.

Perempuan itu membalas tatapan Gea dan tersenyum. Gea ingin membalas senyum itu, namun bibir nya seakan kaku.

Tak disangka, perempuan itu mendekati Gea. Gea kaku, tidak tau harus seperti apa dan bagaimana. Ia tak bisa bergerak.

"Nama kamu Gea?" tanya perempuan itu.

Gea mengerutkan dahinya, bagaimana perempuan itu tahu namanya?

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang