SEBELAS

2.5K 187 1
                                    

Happy Reading my readers!!!

Yooo cek typo nya!!!♥




Fano memasuki kelasnya yang sudah ada beberapa orang di dalamnya. Ia melihat Titan yang sedang main game dan ada Davin disebelahnya sedang... Merebahkan kepalanya diatas meja. Seperti orang yang kurang semangat.

Tidak biasanya Davin seperti itu, biasanya pagi-pagi sekali ia sudah rusuh dimana-mana. Fano berjalan kearah bangkunya yang berada di depan meja Titan.

"Tan" panggil Fano.

"Hmm" Titan hanya menjawab dengan dehaman, matanya masih fokus pada game yang dimainkannya.

"Tan!" Panggil Fano lagi, jawaban yang dilontarkan Titan masih sama. Hanya dehaman.

Fano yang mulai geram pun mengambil handphone Titan. "Titan!"

"Apaan sih!" Ujar Titan kesal karena handphonenya di ambil oleh Fano. "Itu dikit lagi mau Menag fan! Ngapain Lo rebut!" Titan menggaruk kepalanya frustasi.

Fano tak menggubris ucapan Titan, ia melirik kearah Davin yang posisinya masih sama seperti tadi. "Dia kenapa?" Tunjuk Fano kearah Davin dengan dagunya.

Titan yang masih kesal hanya mengedikan bahu acuh. "Mana gue tau. Balikin HP gue sini!"

Fano semakin menyembunyikan handphone milik Titan, ia masih penasaran dengan yang terjadi pada Davin. "Jawab dulu dia kenapa?! Jangan kayak anak gadis lo! Ngambekan" ujar Fano.

Titan menghela nafas kasar. "Gue gak tau Fannn. Diputusin Milan kali" jawab Titan asal

"NGGAAKKK!" tiba-tiba Davin memekik keras. Membuat pandangan seluruh isi kelas mengarah pada mereka bertiga.

"Tan, Milan gak bakal putusin gue kan Tan?!" Tanya Davin gusar. Ia takut jika Milan memutuskannya sungguhan.

Titan dan Fano saling pandang, mereka berdua heran dengan pertanyaan Davin. "I-iya, iya Milan gak bakal putusin lo kok" jawab Titan ragu.

"Beneran fan?" Kali ini Fano yang ditanya oleh Davin.

"I-iya" Fano menjawab seperti jawaban Titan. Ragu.

Teet...tett

Bel tanda masuk sudah berbunyi. Dan guru yang mengajar di jam pelajaran pertama sudah muncul di depan pintu, membuat murid kelas XI IPS3 buru-buru duduk ke tempat masing-masing.

"Siapkan alat tulis kalian, kita ulangan hari ini!" Ujar guru tersebut.

"WHATT!"

****

Bel istirahat sudah berbunyi, guru yang mengajarpun sudah keluar sedari tadi.

Davin menelungkupkan kepalanya diatas lipatan tangannya. Ia masih saja terlihat sangat lesu dan kurang semangat. Seperti manusia yang tidak bergairah untuk hidup.

Titan dan Fano melihat itu sangat iba. Mereka tidak pernah melihat Davin selesu ini. Yang mereka tau, Davin adalah orang yang sangat ceria dan humoris. Dan sekarang? Kini Davin seperti raga tanpa jiwanya.

"Lo kenapa sih Vin?" Tanya Titan menepuk bahu Davin pelan. Davin diam tidak menjawab.

"Elaah. Lo kayak anak perawan aja sih. Galau gak jelas" timpal Fano. Masih tidak ada jawaban dari Davin.

"Nih anak di ajak ngobrol ko diem aja. Vin, Vin, woy Vin!" Titan yang gemas akhirnya mendorong bahu Davin keras.

Seketika Davin bangun dengan muka bantalnya. "LO APAAPAAN SIH! Ganggu orang tidur aja!" Seru Davin kesal.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang