DUAPULUHDUA

2.1K 207 113
                                    

Haii gaiss! SELAMAT MALAM!! Ada yang kangen dan nunggu nunggu....
Fano?
Gea?
Aku😆?

Aku update nih, melunasi rindu kalian hahaha. Udah lama ya aku gak update, berapa hari? Hampir satu bulan ya🤭 maafkeun nih semuanya, hampir sebulan ini aku baru bisa update. Selama itu aku terserang penyakit kehilangan ide dan malas yang berkepanjangan hihi😆 gak nyangka sih kalian sampe segitunya nagih aku buat update, untungnya gak ada yang neror di IG. Jujur aku seneng banget pas tau banyak yang minta up. Lop yu deh sama kalian ❤❤❤

Udah ah jangan kelamaan ngebacot, langsung cuss aja. HAPPY READING DAN CEK TYPONYA!!!!












'Duk'

"Gea!!" Semua orang berseru ketika Gea pingsan karena terbentur bola basket yang terlempar kearahnya.

"Ge, ge. Bangun ge" Bang Gibran menepuk nepuk pipi Gea pelan, namun Gea tak kunjung sadar.

"Buat tim cewek, latihannya ditunda dulu. Sekarang lanjut sama tim cowok. Fan, ayo siapin anak-anaknya!" Ujar Bang Gibran. "Iya bang" Fano mengangguk dan menyiapkan timnya untuk berlatih. Kemudian bang Gibran membawa Gea ketepi lapangan.

"Ada yang bawa minyak kayu putih?" Tanya bang Gibran pada anggota tim basket putri yang tengah mengerubungi nya. Mereka semua saling melempar tatapan, tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan bang Gibran.

"Ada nggak!"

"Nggak ada bang" Jawab mereka serempak.

"Ada apaan? Ya ampun! Gea kenapa?!"  Kemudian teriakan histeris terdengar dari orang yang memaksa masuk kedalam kerubungan.

"Lo ada minyak kayu putih atau minyak angin lan?" Tanya bang Gibran pada Milan, orang yang baru datang dan berteriak tadi.

"Ada bang, ada. Bentar gue cari dulu" Jawab Milan. Kemudian Milan mulai mengacak-acak isi tasnya mencari kayu putih yang selalu ia bawa. lantaran panik, Milan sampai mengeluarkan semua isi tasnya.

"Ini bang" Ucap Milan memberikan minyak kayu putih pada Gibran. Bang Gibran menerima minyak kayu putih dari tangan Milan, lalu minyak kayu putih itu bang Gibran oleskan di sekitar hidung Gea.

Beberapa menit kemudian, Gea mengerjapkan matanya, "air..." Lirih Gea lemas.

"Mon, cariin air anget!" Suruh bang Gibran pada Mona, salah satu anggota tiba basket putri, "yang lainnya bubar. Biar Gea gak pengap." Lanjut bang Gibran.

Tak berapa lama, Mona sudah kembali dengan segelas air hangat di tangannya, "ini Ge." Ucapnya.

Mona kemudian membantu Gea meneguk minumnya dibantu oleh Milan yang membantu Gea duduk.

"Ya udah bang, lan, ge. Gue pergi dulu ya." Ucap Mona tersenyum pada ketiganya.

"Iya Mon, makasih ya." Ucap Milan membalas senyum Mona. Sedangkan Gea hanya bisa tersenyum, karena ia masih terlalu lemas untuk berbicara dan bang Gibran  hanya mengangguk sebagai tanggapan.

"Ya udah Ge gue juga harus nemenin timnya Fano latihan. Lan, lo ajak Gea pindah tempat. Kesian disini panas" Suruh Bang Gibran, di balas anggukan oleh Milan. Dan kemudian bang Gibran beranjak pergi ke tengah lapangan.

Milan sudah membawa Gea pindah dari tempat sebelumnya. Kini mereka tengah duduk di kantin yang sudah sepi, bahkan kios kiosnya pun sudah tutup.

"Lo kenapa sih ge?" Tanya Milan geram. Karena beberapa hari ini Gea terlihat diam dan murung. Bicara pun hanya seperlunya saja. Milan dan imel sampai bingung harus bersikap seperti apa untuk menghadapi Gea.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang