3. Kinan

152 24 12
                                    

"Hei!" panggilku kepada cowok yang baru saja berbicara dengan Mrs. Zalina.

Dia berjalan mendahuluiku dan seperti enggak peduli dengan panggilanku.

"Hei!" Kali ini aku menyolek bahu kirinya.

"Manggil gue?" Dia menengok.

Beberapa poni terlihat menutupi sebagian matanya. Apa dia enggak risi dan enggak keganggu pandangannya?

"Iya." Aku hanya tersenyum. Lalu saat menatapnya, "Eh, tunggu!" Lantas aku membelalakan kedua mataku. "Lo cowok mesum waktu di angkot seminggu yang lalu, bukan?"

Dia mendengkus kesal. "Lo cewek yang maen sembarangan duduk di atas pangkuan cowok, kan?"

"Oke, kita impas." Aku mengulurkan tangan ke hadapannya.

Namun dia hanya mengernyitkan keningnya dan berbalik memunggungiku. Sombong banget enggak dibalas.

"Oh, lo di kelas XI Commerse-1? Sekelas sama Dayana Almira dong?" Aku masih berusaha mencairkan suasana.

"Si Cutbray?"

Aku mengerutkan dahi.

"Iya, Dayana Almira. Betty Boop. Kalau menurut gue, rambutnya lebih mirip celana punya Emak gue. Dia nyebutnya celana cutbray," katanya lagi.

Aku hanya manggut-manggut saja.

"Lo kenapa sih ngikutin gue?" protesnya.

"Gini, gue lihat lo ngasih personal statement. Gue juga sempet ngedenger lo diskusi sama beliau. Lo rencana mau kuliah di mana?"

"Apa kewajiban gue ngasih tahu lo?" Dia berlalu saja dan masuk ke kelasnya.

Asli! Sombong banget! Cowok nyebelin! Aku pun berbalik arah ke kelasku. Tapi aku penasaran, masalahnya dia jelas-jelas nyiapin personal statement. Itu artinya dia mau kuliah di luar negeri. Siapa tahu dia punya info.

Kalau dia meminta Mrs. Zalina untuk mengoreksinya, ada kemungkinan dia enggak masuk program Russelia GTC. Biasanya yang ikut program itu, sudah ditutor sekaligus untuk membuat personal statement.

Bagi siswa yang enggak berprestasi atau enggak mampu membayar program tersebut, terpaksa melakukannya secara mandiri.

Mungkin orang merasa heran, kenapa gitu aku yang notabene anak Russelia pontang-panting nyari beasiswa kuliah di luar negeri? Bukannya anak-anak di sekolah ini, duit bukan hal yang perlu dipusingkan?

Perlu kalian tahu, di Russelia enggak semua murid membayar penuh biaya sekolah. Ada beberapa murid yang mendapat potongan. Contohnya seperti anak dari guru yang mengajar di sini, dan murid berprestasi seperti diriku. Selain itu, mungkin ada special case dan hanya pihak manajemen sekolah yang mengetahuinya. Potongannya sekitar 30%, aku enggak tahu persis sih.

Ya, seperti yang aku bilang pada Mrs. Shelly, aku pernah menyabet medali perak Olimpiade Sains bidang Matematika waktu SMP. Aku juga sering menang di berbagai kompetisi. Terus aku selalu menjadi juara kelas.

Namun ternyata menjadi pemenang kompetisi itu berat. Ekspektasi orang lain terlalu tinggi. Saat aku kalah dalam Olimpiade Sains tahun lalu, seakan satu sekolah mencemoohku.

Aku pernah membaca berita seorang murid peraih medali emas dalam ajang OSN, dia merasa depresi ketika enggak lulus SBMPTN. Ini semua akibat ekspektasi orang-orang yang terlalu tinggi tanpa tahu bahwa terkadang kita pernah berada di dalam titik terendah dalam hidup ini.

Masa bodoh dengan OSN, Mrs. Shelly, dan seluruh orang yang meremehkanku. Pokoknya aku harus bisa mengorek informasi dari cowok sombong itu!

***

Lazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang