02. ALBY ATHALLA

629 24 0
                                    

~~~~~Happy reading~~~~~

SMA GALAXY.

Sial. Keberuntungan pagi ini tidak berpihak penuh pada inti Guardz. Lagi-lagi mereka dihukum karena pak tua. Masalahnya tidak seperti kemarin, cuma kepergok merokok di kelas saat jam kosong.

Anjrittt cumaaaa???!!!

Parahnya, anggota inti Guardz sudah menganggap hukuman itu seperti asupan sehari-hari yang sehat, terlebih-lebih selalu dipantau oleh kakek tua bangka itu, yang sialnya masih rupawan.


Kakek tampan, kakek modis, kakek cans, kakek keren dan segala julukan ganteng dari para siswi SMA galaxy tertuju kepada Millano Alby Athalla.

Setelah dipikir-pikir, Alby punya banyak fans muda-mudi. Tidak jarang ada bunga, surat kasih sayang serta makanan manis ditaruh di depan pintu ruangan Alby.

Merasa muak pastinya. Tapi Alby memilih diam saja, dan menyuruh cucunya membersihkan sampah-sampah menjijikkan itu sebagai hukuman ringan tiap hari.

Bagi Alby, tidak ada seorang pun yang mustahil menggantikan sesosok wanitanya yang cantik dengan senyuman indahnya, yang kini telah pergi dan tak akan kembali.

Mengingat senyuman itu membuat bibir Alby melengkung tipis.

"Kakek lo napa dah senyum-senyum gitu?" Tanya Rakasa berbisik disebelah kiri Geo.

Mereka berlima sedang dihukum berjemur dalam posisi push up. Kata Alby matahari pagi itu sehat, bukannya tambah sehat malah jadi ikan asin.

"Kek!"

Tak ada sahutan.

"Kakek!"

Lagi-lagi gagal.

Kakeknya itu semakin tua semakin tuli saja, Geo berdecak kesal. Dia menduga pak tua kepikiran istrinya, dasar bucin kelas tua.

"KAKEK!!"

Alby sedikit tersentak, dia menatap Geo dengan sinis lalu melangkah pergi.

"Kek!"

Pergerakan Alby terhenti, pria tua itu membalikkan badan dan menaikkan alis sebelah.

"Hukuman." Jawab Geovan singkat. Namun Alby mengerti maksudnya, sebagai sesama manusia yang irit kosakata, tentunya ada hubungan komunikasi khusus yang terjalin.

"Sudahi." Geovan sedikit membungkukkan tubuhnya kala Alby kembali melanjutkan langkah yang terjeda. Itu merupakan tanda hormat kepada orang yang lebih tua, walau Alby tak sempat melihat tapi dia tahu bahwa Geo memberi hormat padanya, selalu.

"Maksud kakek lo apaan?" Tanya Zalga sudah berdiri dari posisi tadi diikuti yang lain.

"Maksudnyaaaaa kita boleh bolos!" Bukan Geo yang menjawab malah Rakasa yang berseru.

"Gak dulu ye, gue capek dihukum," Edgar menoyor kepala Rakasa kesamping. "Lo sih ngerokok pake ngajak segala, sekalian aja bawa narkoboy sama ganja biar makin sehat wal'afiat."

"HAHAHAHA! Papah gue ada kenalan bos besar narkoba lo mau pesen gak nih? Entar minta diskon deh, aman." Ucap Rakasa memberi tawaran.

"Boleh-boleh!" Seru Rades seraya mengangguk-angguk seperti ditanya mau eskrim rasa apa? Dan ibu menunjuk rasa vanilla aja ya.

"Jangan salahin gue kalo lo dibekuk polisi." Elak Rakasa.

"Anjing! Lo sendiri yang nawarin. sangat tidak amanah sekali adick-adick." - Radeska Gibriano.

•••••🦅•••••

Geo memarkirkan motornya di garasi. Melangkahkan kaki memasuki mansion kedua orangtuanya. Selepas pulang sekolah Geo mampir terlebih dahulu ke markas Guardz, karena memang setiap hari dia selalu menyempatkan waktu untuk ke sana.

"Geovan." Pragasa Athalla-ayahanda dari Geo itu memanggil putranya saat menangkap sosok familier yaitu Geo.

"Geo sini duduk dulu nak, ada yang mau kami bicarakan sama kamu." Ucap Dasha-ibunda dari Geo yang muncul dari arah dapur sambil membawakan cemilan ringan.

Panggilan mutlak dari kedua orang tuanya mengharuskan Geo untuk patuh. Keluarganya memang sedari dulu mendidik setiap keturunan untuk selalu hormat, taat, dan wajib melaksanakan perintah. Sebagaimana mereka dilahirkan dari keluarga 'Athalla'.

Laki-laki tampan itu mendudukkan dirinya di sofa bersama Pragasa dan Dasha yang berada dihadapannya.

Geo menyatukan kedua tangannya, tubuhnya tegang sesaat. Merasa akan mendengar sesuatu yang baru-baru ini dia dengar.

"Bagaimana sekolahmu?" Tanya Pragasa sekedar basa-basi.

"Baik."

"Papa dengar, kamu dihukum berat sama kakek Alby kenapa bisa?"

"Tawuran, bolos."

Pragasa menghela nafas pelan. Kenapa pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya harus dia alami. Kenakalan Geo adalah turunan dari dirinya sewaktu remaja.

Pragasa dulu tidak cuek, dia ramah. Berbanding terbalik dengan putranya yang dingin dan tidak bertele-tele, sangat mirip dengan Millano Alby Athalla saat muda.

Dasha memegang lengan suaminya. "Biar aku aja." Pragasa mengangguk dan tersenyum.

"Kamu udah punya pacar belum Geo? Kalo ada kenalin dong sama mama. Mama, kan pengen jalan-jalan bareng sama calon menantu. Iya gak pa?"

"Iya." Setuju Pragasa.

Geo menundukkan kepala lalu berdecak kesal. Apa tidak ada obrolan lain selain membicarakan pacar dan pacar?

Mata Geo sedikit memerah. Dia mengangkat kepalanya. "Inti dari pembicaraan ini apa?" Tersirat nada geram disetiap kata Geo.

"Mama mau jodohin kamu dengan anak gadis temen Mama." Akhirnya Dasha dapat menyerukan suara hatinya.

Sontak Geo langsung bangkit. Dia menatap Pragasa dan Dasha dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Bahkan beliau gak menuntut itu." Setelah melontarkan kalimat tolakan itu, Geo menyambar tasnya lalu pergi dari mansion itu.

Pada hakikatnya, melaksanakan perintah tidak berlaku bagi putra sulung dari pasangan Pragasa dan Dasha. Geovan Athalla akan menyetujui jika Alby yang memerintah. Selain itu, jangan berharap lebih.

Millano Alby Athalla, seorang kakek yang dipercayai Geovan Athalla dalam segala hal. Alby tidak menuntut banyak pada Geo, pria tua itu membebaskan Geo melakukan apapun yang membahagiakan dirinya.

Bagi Alby, Geo merupakan duplikat dirinya yang berharga.

______________________________________


HARAP MAKLUM LAMA UP NYA, KARENA DI BIO SAYA SUDAH BILANG 'SLOW UPDATE' HEHE.

DON'T FORGET TO VOTE, COMMENT AND SHARE!♡

TO BE CONTINUED.

ATHALLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang