19. ANZHELA AND SECURITY

221 10 1
                                    

~~~~~happy reading~~~~~

***


Pilihan mati atau koma ada ditangan kami, tergantung kesalahan apa yang lo perbuat.
- GUARDZ GANG -

***

Kelas 12 MIPA 1.

Anzhela menempelkan tangannya dikening karin, mengecek suhu gadis itu. "Lo beneran udah sembuh total?"

Hari ini gadis berkacamata yang waktu lalu di-bully oleh geng Rachel kembali bersekolah, setelah dirasa dirinya sudah cukup sehat beraktivitas.

Karin mengerjap lalu mengangguk-angguk, ia menatap wajah Anzhela yang dekat dengan wajahnya. "Iya, kalo masih sakit ngapain aku sekolah," Anzhela menjauhkan tangannya.

"Heemmm... Iya juga ya," Mata gadis itu pun kembali fokus ke depan dimana guru sejarah memasuki kelasnya.

Guru yang akrab disapa pak sam mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Netra yang dibalut kacamata itu memicing, dahi pak sam mengerut.

"Dimana ketua kelas?"

Senyap. Mereka semua tidak tau menahu dimana keberadaan sang ketua kelas. Padahal ketua kelas mereka lagi berleha-leha di warbels.

Seseorang yang duduk di depan mengacungkan tangannya. "Pak!"

"Ya? Ada apa Januar? Kau mau memberitahu bapak jika ada pr?"

Semua pasang mata menyorot pada januar, laki-laki itu dapat merasakan aura yang berbeda hingga bulu kuduk nya berdiri, ia bergidik ngeri dengan tatapan horor yang diberikan teman-temannya.

"Anu-bukan pr pak. Keanu tadi bilang bahwa dia izin ke uks sama saya," Terang Januar. Keanu sempat memberitahu nya waktu istirahat tiba.

Pak sam menaikkan satu alis tebal nya, "Sakit apa dia?"

"Kurang tau tu pak, sembelit kali ya?"

Seisi kelas menahan tawa. Keanu yang disana merasa telinganya panas.

"Oh yasudahlah, bapak tidak peduli. Ngomong-ngomong ada pr kan?"

"Pr apa pak? Setau kami gak ada deh pak, bapak kurang minum kopi ya?"

"Bapak ingat minggu lalu bapak ada kasih latihan tapi karena kalian belum siap jadi dilanjutkan dirumah! Silahkan dikumpulkan!!" Titah pak sam tak terbantahkan, memelototi murid 12 MIPA 1 yang agak lain tingkah nya. Meski begitu, mereka satu persatu mengantarkan bukunya.

Orang-orang bilang karakter MIPA 1 itu dikenal rajin, teladan, dan pintar namun tidak untuk 12 MIPA 1 di SMA galaxy. Sistem pembagian kelas nya diacak, yang pintar berbaur dengan yang bodoh begitu sebaliknya.

"Yang tidak mengumpulkan, silahkan keluar!"

Karin bergerak gelisah, gadis berkacamata tebal yang seminggu lalu terbaring di rumah sakit tentu tidak mengerjakan tugas sekolah, ia menggigit bibirnya dan menghela nafas pasrah. Derajat siswa pintar mungkin harus turun karena ia tidak melengkapi tugas yang diberi gurunya.

Saat hendak berdiri. Ada tangan mungil yang menahan pundaknya untuk tetap duduk.

"Pak! Saya izin keluar!" Karin menatap Anzhela dengan tatapan tak terbaca. Bukankah gadis itu mengantar bukunya tadi?

ATHALLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang