11. RIVAL GUARDZ

338 11 0
                                    

~~~~~Happy reading~~~~~

BRAK!

BRAK!

"KELUAR LO PARA BANGSAT BANGSAT!"

Seluruh pasukan Guardz turun ke lapangan tak terkecuali satupun. Masalah yang telah berlalu itu kembali dibuka dengan sebuah pertempuran. Saksikan saja sebentar lagi, bagaimana Guardz akan menghabisi Rival mereka–Zearo.

Zearo. Hanya lima kata tak lebih dari enam. Mainnya mereka sangat tidak manusiawi, cara mereka menindas masyarakat lemah dan bagaimana mereka membunuh benar-benar kejam.
Zearo dan Guardz, dua geng itu ibarat api dan air, keduanya adalah unsur yang berbeda namun memiliki sisi kegelapan. Perselisihan dua kubu ini bermula ketika Kepemimpinan Guardz dialihkan ke Geovan Athalla, dan saat itu Zearo yang berada dipuncak kejayaan tergeser seketika.

Hal tersebut memicu berbagai macam konflik, yang detik ini belum juga menemukan titik terang penyelesaian. Entah sampai kapan, keduanya akan terus berseteru, atau malah tak akan pernah usai sampai salah satu dari mereka mengaku kalah, sedemikian jalannya.

BRAKK!

Mau seribu kali pun mereka menendang pintu markas Zearo, nyatanya orang-orang didalam itu seakan tuli massal. Ya, inti Guardz dan semua anggotanya berbaris didepan markas besar Zearo, menunggu musuh keluar dari tempat persembunyiannya.

"WOI ANJING BABI TOLOL SETAN! KELUAR! JANGAN JADI BANCI YA LO, LAWAN KITA TOD!" Teriak Edgar, lelaki itu menghabiskan tenaganya hanya untuk menendang pintu besi yang sialnya dikunci rapat dari dalam.

"SOK-SOKAN NGEROYOK, DIDATENGIN MALAH MAIN PETAK UMPET, DIKIRANYA MASIH JAMAN BELIA KALI YA, MAIN HIDE AND SEEK PULA. WUUUU!! " Timpal Rades dibumbui teriakan melengkingnya.

"BAKAR AJA BOS MARKASNYA! GAK GUNA KITA LAMA-LAMA DIKANDANG MUSUH!" Teriakan dari salah satu anggota yang tengah berbaris itu berhasil menarik atensi cowok yang sedang diam. Semuanya mengangguk setuju atas usulan tersebut, tapi dia tak menyanggupinya, masih setia berdiri menatap markas Zearo dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gimana nih Yo?" Tanya Rakasa meminta persetujuan dari sang ketua.

"Ayok bakar-bakar!" Seru Rades berlari dengan menenteng minyak bensin, tadi setelah mendengar kata bakar, dia langsung menghilang dan tiba-tiba membawa segelen bensin, entah dapat darimana cowok itu.

"Lo bener-bener hebat! Tau aja kita lagi butuh." Ucap Zalga merangkul bahu Rades.

"Rades nih! Cowok ganteng yang bisa diandalkan." Bangga si empu nama Radeska Gibriano.

"TUNGGU APALAGI BAKAR AJA NGENTOD!" Cerca Edgar tak sabaran, dia meraup wajahnya frustasi, lamban sekali orang-orang ini beraksi.

"Sabar dulu napa! Nih si bos belum ada perintah, si Kean juga." Mereka beralih menatap Keanu, yang ditatap hanya mengendikkan bahu. Semua keputusan ada di tangan Geo, karena dia adalah ketua Guardz yang memiliki hak untuk menentukan baik-buruk nya. Keanu bukannya menolak, tapi dia menghargai Geo sebagai pemimpin, lagipula cowok itu tak bisa menentukan pilihan sebesar harapan kamu ke crush. Eh..

"Dibakar tapi gak dapet apa-apa. Percuma."

Itulah yang dikatakan Geo sedetik yang lalu. Cowok tinggi dengan tubuh tegapnya itu menatap keseluruhan anggotanya yang mulai memikirkan ucapan ketua mereka. Kaya punya otak aja.

Keanu mengangguk tanda dia seserver dengan Geo. "Kita disini mau menyelesaikan masalah kemarin, tapi mereka udah takut duluan, gimana kalo kita bakar dan mereka malah kabur, mereka bakal sulit dilacak."

"Bubar. Lain kali kemauan kalian bakal gue jabanin, tunggu kabar dari gue." Geo pun mengakhirinya. Menyuruh semua anggota pulang dan sebagian ada pula yang ke markas. Mereka menaiki motornya masing-masing dan melaju meninggalkan markas Zearo serta anggota inti yang masih tertinggal disana.

"Lo pada ngerasa aneh gak sih? Masa tuh orang ngilang disaat ajal mereka udah didepan mata?! Gak habis thinking gue kemana lagi si T-rex and geng kampret itu." Rakasa mendumel seperti emak-emak. Sungguh, rasanya dia ingin menonjok sesuatu tapi tak menemukan samsak yang cocok.

"Gue rasa ada yang bocorin." Penuturan itu sontak membuat mereka langsung menoleh ke arah Zalga.

"Kenapa? Ada yang salah dari ucapan gue? Gue 'kan cuma bilang apa yang hati gue beritahu."

"Kaya punya hati aja lo, tuh Ayra aja lo gak bales perasaannya punya hati kagak lo?" Sarkas Edgar membuat Zalga memutar bola mata jengah.

"Hati hati gue, serah gue lah mau milih siapa." Edgar berdecih. Pasalnya cewek yang dicampakkan Zalga adalah sepupu nya. Mana bisa santai dia.

Mereka menggelengkan kepala pusing. Yang satu masalah geng Zearo yang satunya lagi masalah pribadi yang menyangkut soal hati. Sepertinya, Guardz punya banyak problematika dalam hidup.

"Terus kita harus gimana, Yo?" Kembali lagi ke pembahasan awal soal Zearo.

"Awasi untuk beberapa hari, kita gak tau Zearo bakalan apa setelah ini." Mereka mengangguk, kemudian berjalan mendekati beberapa motor yang terparkir secara tak teratur.

Sebelum itu, Geo menepuk bahu salah satu orang yang ada di sisinya tanpa menghentikan langkah kakinya. Cowok tampan itu lalu berbicara seperti gumaman dan ketika kata terakhir diucapkan, si pendengar sangat amat terkejut.

"Kirim teror ke Zearo, lakuin tanpa sepengetahuan orang lain."

______________________________________

Hai hai, masih ada yang baca gak ya, soalnya bub lama emang update nya... Hampir sebulan lho hiks. Ini aja dah lupa gimana alurnya haduh😔💔

Bub usahain selesein ceritanya, aman itu mah tapi balik lagi si ke poin pertama kalo bub lama up nya hehe:))

DON'T FORGET TO VOTE, COMMENT, AND SHARE!♡

TO BE CONTINUED.

ATHALLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang