~~~~~Happy reading~~~~~
Asing. Itulah yang menggambarkan ruangan yang tengah ditempati Anzhela. Bimbingan konseling, namanya. Tempat dimana murid nakal yang suka berulah berkumpul mempertanggung jawabkan kesalahannya. Dimana BK tersebut mendisiplinkan siswa-siswi agar lebih tau betapa pentingnya menaati peraturan sekolah.
Berhadapan dengan seorang guru BK bukanlah kehendak siapapun, begitupula Anzhela. Gadis itu dengan santai melipat kedua tangan didepan dada tak lupa kakinya juga sedikit bergoyang, terlihat dari ekspresi nya, Anzhela tak menyukai ruangan ini.
Bu Rosa-Guru BK yang biasanya para murid panggil dengan sebutan BuRos. Meskipun namanya seperti karakter kakak Upin Ipin tapi sifatnya tentu berbeda. BuRos memiliki tutur kata yang lembut, perhatian, dan murah senyum, tetapi jika berkaitan dengan masalah BK BuRos akan berubah drastis, beliau akan memberi peringatan keras dan jika perlu hukuman yang setimpal. Minimal mampu membuat para murid Galaxy jera.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit membaca biodata sang siswi, BuRos mengangkat pandangannya tepat pada manusia dihadapannya.
"Anzhela Queenavelya, benar?"
"Itu tau, ngapain nanya lagi buk?" BuRos menggeleng lalu terkekeh. Anak muda jaman sekarang, sangat sulit menerapkan tata krama pada orang tua. Bukannya Anzhela minus attitude, tapi dia merasa... you know? Capek... Ya dia capek... Badannya seperti ingin runtuh sekarang juga.
"Kamu anak baru lho... Kurang-kurangi cari masalah disekolah ya? Karena itu berpotensi memengaruhi masa depan kamu. Mengerti, Zhela?" Tutur BuRos dengan lembut agar siapapun yang mendengarnya bisa termenung. Beliau sengaja tidak memilih kata 'jangan' dikalimatnya karena menurutnya percuma saja jika mereka tidak berhenti menimbulkan suatu konflik.
Anzhela mengangguk. "Baik." Jeda sebentar, "Tapi sebelumnya, saya disini bukan sebagai biang kerok. Saya hanya sekedar membela teman saya yang sekarang ini ada dirumah sakit! Saya cuma membalas yang bahkan menurut saya itu masih kurang." Anzhela yang sekarang tak lagi bersikap santai, dia mode on serius.
"Coba bayangin buk... Teman anda di-bully tanpa alasan yang logis? Sakit gak? Sakit lah buk masa enggak! Begitu yang saya rasakan sampai detik ini. Teman bukan berarti bukan siapa-siapa, dia memang orang baru tapi bagi saya Karin adalah keluarga saya yang pertama disekolah ini, dan saya wajar melindunginya." BuRos ikut andil merasakan apa yang Anzhela rasakan. Iya, beliau paham betul bagaimana orang yang kamu sayang dilukai tanpa sebab.
Anzhela menghela nafas panjang. "Rencananya, saya mau jenguk teman saya, tapi lihat sekarang? Saya disidang persis kaya penjahat." Hal itu membuat BuRos dikelilingi rasa bersalah juga terharu atas sikap peduli gadis itu.
Situasi ruangan ini sangat mengharukan, Anzhela benar-benar memutar balikkan keadaan yang semula akan diceramahi kini berbalik dikasihani.
BuRos menyeka buliran air mata yang sempat lolos dari matanya. "Yasudah. Jika kamu ingin menjenguknya silahkan, saya beri kesempatan kali ini tapi tidak untuk kedua kalinya."
"YESSS!!!" Anzhela menjerit tertahan, dia mengepalkan tangannya ke udara, seolah-olah habis memenangkan sesuatu. Gadis itu sudah keluar dari ruang BK berkat aktingnya. Eitttsss.. tapi kata-kata yang diungkapkan Anzhela betul-betul dari lubuk hati yang paling dalam.
"Aneh." Anzhela berjenggit kaget. Gadis itu celingak-celinguk mencari asal sumber suara dan muncullah seseorang yang dia kenal sebagai cucu pemilik yayasan-Geovan Athalla.
"LO?! hmmpphhh!" Geo membekap mulut Anzhela sebelum suara itu keluar seperti toa. Alhasil, Anzhela terdiam kaku. Merasa tenang, geo melepas bekapannya.
"Hah... Hah... Sesek tau! Kalo mati gimana heh?! Mau tanggung jawab?!" Iris mata gadis itu menggambarkan aura permusuhan. Geo auto memalingkan wajah, tidak mau menatap lama-lama karena berbahaya buat jantungnya. Lucu, pen ngarungin.
"Lo kenap-" Belum selesai ngomong, tangan Anzhela sudah ditarik Geo menuju... ah gak tau lah Anzhela. Otak nya mendadak ngebug bila bersama Geo.
Langkah besar Geo membawanya ke arah kendaraan roda dua yang berjejeran, dimana lagi jika bukan area parkir sekolah.
Tanpa basa-basi, Geo memberikan helm satu-satunya yang dia bawa. y
Ya.. kek mana ya... Dia, kan ke sekolah sendiri ya otomatis helm nya cuma atu. Besok-besok, ingat 'kan Geo untuk membawa satu tambahan helm, jaga-jaga kalau ada yang mau nebeng. Khusus Anzhela, selain gadis itu jangan berharap, kita mah cuma serbuk marimas.Gadis itu bengong, masih loading.
Untungnya cowok itu peka, dia memasangkan helm ke kepala Anzhela, si empu kepala lantas kaget karena perlakuan cowok itu tiba-tiba. Anzhela meneguk ludah kasar, saat wajahnya berdekatan dengan wajah tampan Geo. Nikmat mana lagi yang kau dustakan.
"Naik." Titah Cowok itu, sudah siap dengan motornya.
"Hah?"
"Mau gue naikin?" Tawar Geo menaikkan kedua alisnya, Anzhela menggeleng cepat, "Gak perlu, makasih." ia segera menaiki motor Geo sesudah laki-laki itu menurunkan footstep motor untuknya.
"Mau kemana emang? Kok lo culik gue? What kita bolos?! Demi afaahhh??" Pertanyaan bertubi-tubi itu tak digubris Geo, bahkan mereka dengan mudah melewati pos satpam karena memang tidak ada yang sedang berjaga.
Anzhela mendengus sebal. Dasar cowok dingin! Ku sleding pecah otak kau.
Dibalik wajah rupawan itu, Geo tersenyum tipis. Dia semakin menambah laju motornya dan itu membuat Anzhela kaget bukan main, sampai-sampai tangannya merayap memeluk si Cowok yang semakin tersenyum kemenangan.
______________________________________
Gpp lah y pendek, yg penting w up suka-suka ☺️
Mau dibawa kemana zhela nya geo? eh kaya lagu ya.. mau dibawa kemana hubungan kita~ asekkk
DON'T FORGET TO VOTE, COMMENT, AND SHARE!♡
TO BE CONTINUED.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLA (END)
RandomTerlalu rumit dan berkelok-kelok, sampai pada akhirnya kisah ini menjadi kisah yang paling panjang di masanya. ~~~ Sebuah dongeng yang tak kunjung usai. Menceritakan tentang Geovan Athalla yang memimpin sebuah geng motor bernama Guardz. Menjadi lead...