~~~~~happy reading~~~~~
"Maaf atas keputusan sepihak dari gue yang merugikan Guardz, gue harap kalian mau nerima permintaan maaf dari gue,"
Edgar, Rades, Rakasa, dan Zalga saling melempar pandangan. Ternyata itu tujuan Geo mengundang mereka kumpul-kumpul di gazebo mansion keluarganya. Awalnya mereka berempat ogah-ogahan bertemu Geo, namun karena satu gadis bernama Karin yang kini menjadi kekasih dari Edgar memutuskan ikut dalam party kecil-kecilan yang diadakan Geo dan Anzhela.
Dengan keterpaksaan, Edgar menemani Karin sekaligus mendorong teman-temannya untuk datang meramaikan, supaya Edgar tidak canggung sendirian. Hehe..
"Gue udah maafin lo. Gak tau ni orang pada," Ujar Rades melanjutkan santap menyantap sate-satean.
"Kak Edgar! tolong bawain gelas kaca yang disana dong," Teriakan minta tolong dari Karin yang sibuk membawa piring. Sedangkan, Anzhela berdiri mengipasi arang dipanggangan.
"Maaf lo diterima. Gue mau bantuin Karin dulu," Ucap Edgar bergegas melaksanakan suruhan tuan puteri karin.
"Dasar bulol!" Rades mengejek, cowok itu menghampiri kedua gadis yang tampak membutuhkan extra bantuan.
"Edgar ama Rades udah maafin lo sekalian gue juga, intinya jangan ulangi kesalahan yang sama, Yo... aduhh aing kebelet ngising jancok!!" Rakasa ngibrit sambil memegang bokongnya.
Hanya berdua Geo dan Zalga disana. Mereka sama-sama teringat dengan aksi tonjokan di lapangan selepas Geo mengumumkan kemunduran dirinya.
Suasana terasa awkward, Laki-laki itu menatap Zalga, kedua tangan Geo bertautan. "Ga, gue tau permintaan maaf gue gak cukup nutupi rasa kecewa lo tapi cuma maaf yang dapat gue lakuin,"
"Balik, Yo." Ucap Zalga membuat Geo bingung dengan perkataannya.
"Maksud lo?"
"Kembali ke Guardz, meskipun tanpa posisi leader lo harus balik ke sana.. arah jalan pulang lo tetep Guardz dan akan selalu begitu. Kita bangun dari awal, kita handle guardz bareng-bareng, gak papa posisi ketua kosong yang penting lo ada di Guardz karena tanpa lo Guardz gak hidup, Yo.. dan pulang lo akan selalu menuju Guardz dan kita. Ingat slogan Guardz?"
"Tiada kata akhir untuk kita bersama.." Lanjut Zalga.
Geo kehabisan kata-kata. Zalga sangat tau bahwa Guardz adalah jati diri Geo, karena Guardz tercipta oleh seorang Athalla. Sampai kapanpun, dimanapun, Athalla tetaplah seorang Athalla, begitupun Guardz tetaplah Guardz yang dicetuskan Athalla.
"Gimana, Yo? lo mau, kan gabung lagi?" Tanya Zalga.
"Oke gue setuju,"
Zalga menyunggingkan bibirnya, ia bernafas lega akhirnya Geo kembali ke Guardz. Tidak apa-apa posisi pemimpin Guardz tidak terisi, yang penting mereka kembali bersatu itu sudah sempurna untuk memimpin ratusan anggota Guardz.
"RADES GOBLOK!" Geo dan Zalga terkejut, menoleh ke arah Edgar dan para satwa liar yang tengah berkutat dengan segala aktivitas. Kedua laki-laki itu mendatangi mereka, disana juga ada Rakasa.
Anzhela mengumpat ketika Rades meniup fire pit hingga asapnya mengenai wajahnya.
"Oyy des, lo jangan ganggu tu cewe, ada pawangnya noh," Peringat Rakasa melirik Geo.
"Eh iya kah dede gemes udah berpawang? gak nyangka cepet bet digebet, belum juga gue tunjukin sikap lilin udah di duluin," Rades merajuk, berpindah tempat ke Edgar yang sibuk menusukkan daging ke tusukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLA (END)
RandomTerlalu rumit dan berkelok-kelok, sampai pada akhirnya kisah ini menjadi kisah yang paling panjang di masanya. ~~~ Sebuah dongeng yang tak kunjung usai. Menceritakan tentang Geovan Athalla yang memimpin sebuah geng motor bernama Guardz. Menjadi lead...