50. END OF STORY

197 5 0
                                    

~~~~~happy reading~~~~~

"UNO!"

"UNO!"

"GUE DULUAN!" Teriak Edgar pada Rakasa.

"Jelas-jelas gue yang duluan nyebut, iya, kan Rades?" Tanya Rakasa pada Rades yang tengah mengupil.

"Hah? paan?"

"Danjok emang lu," Umpat Rakasa kesal. Ia kira Rades bisa jadi saksi permainan kartu mereka.

"Intinya gue menang ya anying!" Rakasa berdecak, ia memajukan wajahnya untuk Edgar.

"Jangan keras-keras, Gar! ntar otak gue pindah ke dengkul," Peringat Rakasa memejamkan mata saat Edgar sudah siap menyentil dahinya.

"DL. Derita lo!"

Plak

"ASUUUU!"

"KATA GUE SIH MANG ENAK!" Edgar terkikik ketika Rakasa merintih kesakitan.

"Geo mana?" Tanya Zalga begitu tiba di markas, karena lelaki itu terlihat menenteng helm dari luar.

"Lo siapa, Ga? pacarnya? istrinya? kagak, kan? jadi gausah ganggu mereka deh," Ucap Rades mengandung arti.

"Mereka? Geo lagi sama siapa?" Tanya Zalga lagi.

"Sama itu... cemiwiw nya lah! pake nanya lagi! orang lagi kasmaran mending gausah diganggu bro, biarin mereka buat ponakan buat kita," Perkataan Rades mendapat lemparan botol kosong dari Edgar.

"HEH ANJ!"

"Paan si? Kan emang betul betul betul," Ucap Rades membela diri.

"Belum juga lulus, nyet. Sabar dulu napa maen gas pol gas pol aje," Imbuh Rakasa tidak habis pikir.

Rades mengendikkan bahu,"We never know, "

"Sini, Ga! maen uno bareng gue, si Edgar gak asik anjir," Rakasa mengajak Zalga yang sudah pasti jawabannya enggak dulu.

"Ada urusan apa lo nyari Geo, Ga?" Tanya Edgar.

"Nanya doang," Balasan dari Zalga membuat wajah Edgar seketika berubah datar.

"Serius gue diginiin?"

"Gue mau nanya ke lo pada," Ujar Rades.

"Lengah dikit ganti topik," Tutur Rakasa terkekeh sembari menyusun rapi kartu UNO yang berserakan.

"Tujuan lo semua kalo udah lulus kemana?" Tanya Rades.

"Karna otak gue sisa 0,1 mb jadi gue mutusin kerja dipabrik bokap lah, kemana lagi coba kalo ujung-ujungnya entar disuruh ngurusin pabrik," Jawab Rakasa.

"Gue kuliah," Edgar, Rakasa dan Rades kompak memandang Zalga.

"Dimana?"

"Malang, kalo gak direstuin di dalam negeri terpaksa gue kuliah di eropa," Terang Zalga menghela nafas.

Rades mengangguk mengerti, mau memaksa Zalga tetap tinggal bersama mereka pun akan sia-sia jika orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya.

"Lo, Gar?"

"Nikahin Karin,"

"Cocotnye! jangan sampai swallow legend gue melayang ye," Rades mengeluarkan ancang-ancang bersiap melempar sendalnya.

"HAHA SWALLOW LEGEND CEUNAH!" Mereka serentak menoleh ke sumber suara. Terlihat Anzhela dan Geo berjalan menghampiri tempat mereka.

"Udah boss celap-celup nya?" Tanya Rades terasa ambigu.

ATHALLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang