~~~~~Happy reading~~~~~
"Ampun! Kami janji dalam waktu dekat kami akan kasih uangnya."
Mereka kalah melawan seseorang yang kecil. Ukuran badan besar tidak selalu unggul dalam segala hal. Poin pentingnya, jangan pernah berhutang jika tidak bisa mengembalikan atau terima konsekuensinya.
Orang itu berkacak pinggang, menatap nyalang ke arah kedua orang yang wajahnya sudah babak belur berantakan. Tangannya perlahan terulur menekan luka yang masih basah membuat si empu meringis kesakitan.
"Ck, karya seni gue gak pernah gagal, selalu sempurna dimata gue." Decaknya kagum, lalu melipat kedua tangan didepan dada.
"Tiga hari."
"Hah?" Mereka berdua menganga.
"Ngang ngong ngang ngong aje hidup lo, makanye dengerin ogeb! Udah deh mending lo berdua bawa tuh bos lo yang udah asik ketiduran. Bilang sama tuh orang, TIGA HARI HARUS ADA UANG 100 JUTA! GPL! GAK PAKE LAMA!" Tuturnya lantang, mengharuskan kedua orang itu mengangguk takut seraya memapah bos nya dengan buru-buru.
"Woi! Itu sandal butut lo ketinggalan anjing!" Orang itu menggeplak kepala pria yang pasnya lagi botak saat hendak mengambil alih sandal kesayangannya.
"Sorry, Refleks. Botak sih." Si botak hanya membungkuk dengan badan bergetar.
"JANGAN NANGIS DONG! SUSU MAHAL, ENTAR NGUTANG LAGI!" Mereka pun dengan cepat meninggalkan orang itu, takut disembur lagi. Balik-balik trauma mendalam.
Seseorang yang sedari tadi setia menonton di arah seberang sangat penasaran dengan wajah yang tertutupi topi dan masker. Ukuran tubuhnya mungil seperti cewek, tapi mustahil ada anak perempuan keluyuran di dini hari.
Tibalah akhirnya, seseorang yang membuat Geo mati penasaran membuka item yang menutupi wajahnya.
Deg
Jantung Geo berpacu cepat, detakan jantungnya abnormal untuk pertama kali. Bersamaan dengan truk yang melintas, gadis itu menghilang bak diterpa angin.
•••••🦅•••••
SMA GALAXY.
Pagi yang cerah harus diawali melihat para cogan dari inti Guardz, yang tengah menyapu dedaunan yang berserakan disekitar tepi lapangan.
Tepat hari ini, mereka selesai dihukum tujuh hari.
Selama kegiatan itu berlangsung, Geo menceritakan peristiwa tadi malam, meskipun mereka kurang mengerti setiap kalimat singkat yang dilontarkan Geo, tapi mereka tetap mengangguk-angguk saja.
Rakasa menepuk bahu Geo. "Gue percaya sama lo. Kalo Edgar yang cerita mah udah pasti gak bener, dia, kan tukang tipu-tipu." Sesekali matanya melirik Edgar.
Mendengar namanya disebut-sebut, Edgar menghempas kasar sapu yang dia pegang. "Gue lagi gue lagi. Demen amat lo sama gue." Katanya sinis.
"Gak mungkin lah dia homo, masa modelan seme nya begini," Sahut Rades salah tanggap, menelisik penampilan Edgar dari bawah sampai atas.
"Yaiyalah bukan! Seme impian Rakasa Allegra, kan yang kaya banci Thailand!" Ledek Edgar, menjungkirbalikkan kenyataan yang baru saja Rakasa menangkan.
"Control your congor please! Gue gak belok ya anjing, gue lurus!." Jelas Rakasa. Tidak mungkin Rakasa yang ganteng dan kece badai ini menyukai sesama jenis. Tidak mungkin prenn.
Kemarin Rades sekarang Rakasa. Dua orang ini memang suka cari gara-gara sama Edgar.
"Balik." Satu kata yang mengartikan pekerjaan mereka telah beres.
Kelima inti Guardz berjalan menuju kantin, sedikit telat masuk tidak apa-apa toh si pria tua tidak ada kabar kapan pulang. Four your information, mereka semua sekelas terkecuali Keanu yang duduk dikelas 12 MIPA 1.
Diperjalanan, dari kejauhan terlihat pria tua yang baru-baru ini ke luar negeri tiba-tiba ada disekolah.
Shit! Zalga, Rades, Rakasa, dan Edgar mengumpat karena harus berhadapan dengan si Alby lagi.
Berbeda dengan yang lain, Geo malah menajamkan penglihatannya. Tunggu sebentar, pria tua itu ternyata tidak sendirian!
Kini, kakek dan cucu itu saling melempar tatapan. Mereka telah berhadapan dengan Lingkaran aura khas mereka yang dingin dan mengintimidasi.
"Anzhela Queenavelya. 12 MIPA 1. Antar." Ucapan tegas nan berat dari Alby membuat Geo mengiyakan permintaan itu.
Sebelum pergi, Alby sempat berbisik menggoda Geo. "Jaga pandanganmu, matanya cantik tapi istriku lebih cantik."
Sepeninggalan Alby, gadis mungil yang sengaja bersembunyi dibalik tubuh Alby kian terlihat. Wajahnya putih bersih, bibir pink alami, hidung mancung, bulu mata lentik dan mata yang cantik, serta rambut yang tergerai indah, begitu sempurna dimata siapapun.
Inti Guardz seketika heboh mendadak.
"Dedek manis, siapa namanya?" Sapa Radeska buaya.
"Korupsi no, narkoba no, kamu no wassaf nya berapa?" Rakasa pun ikut-ikutan ngalus.
"Jangan mau sama dua orang ini, mereka jamet kuproy!" Ujar Zalga diangguki setuju oleh Edgar.
Gadis itu menatap satu persatu inti Guardz lalu terhenti di Geo. "Lo. Anterin gue ke MIPA 1 'Kan kek Alby nyuruh lo elah lama amat!"
"Lo tinggal lurus, belok kiri ada tangga naik, belok kanan ada pintu dengan plang MIPA 1 nah itu kelas lo." Jawab Zalga menjelaskan dengan senang hati, dikarenakan Geo tidak bergerak daritadi.
Gadis dengan badge name Anzhela Queenavelya itu mengerutkan dahinya.
"Gak ngerti ya lo?" Tanya Edgar.
"Kalo gak mudeng, biar Abang aja yang neme-"
"Gak! Kek Alby nyuruh orang ini." Dengan keras menolak ajakan Rakasa dan malah menunjuk Geo berani disertai tatapan mautnya.
Benar kata Alby. Mata gadis ini sungguh cantik, sehingga Alby memberinya peringatan untuk menjaga pandangan, sayangnya itu terlambat.
Sejak awal Geovan Athalla memang sudah larut pada pesona Anzhela Queenavelya.
______________________________________
Jiakh kiw geo🌝Maap saya sudah up semaksimal mungkin:))
DON'T FORGET TO VOTE, COMMENT, AND SHARE!♡
TO BE CONTINUED.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLA (END)
RandomTerlalu rumit dan berkelok-kelok, sampai pada akhirnya kisah ini menjadi kisah yang paling panjang di masanya. ~~~ Sebuah dongeng yang tak kunjung usai. Menceritakan tentang Geovan Athalla yang memimpin sebuah geng motor bernama Guardz. Menjadi lead...