FFWB || 08. Kondangan

6K 575 15
                                    

DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI ❌

‼️WAJIB MERAMAIKAN ‼️

Happy Reading!
.
.
.

"Di, kalau orang pacaran itu biasanya make aku-kamu kan bukan lo-gue?"

Perasaan beberapa detik lalu mereka masih membicarakan tentang pabrik yang akan mereka tinjau. Lalu kenapa topiknya jadi melenceng jauh begini? Padahal tidak ada apapun yang memancing topik tersebut terangkat. Bos-nya ini memang tidak diragukan lagi keanehannya.

"Tergantung sih, Pak."

"Mati dong, Di, digantung."

Gantungnya beda konsep nyai! Mengulas senyum penuh kesabaran, ia memilih mengangguk saja. Pembicaraan aneh dalam mobil memang sering mereka lakukan. Tapi perihal tentang hubungan kekasih, ia rasa itu tidak baik karena ada sopir Gava yang telinganya berfungsi normal.

"Tapi bener sih, gue juga nggak nentu kalau sama pacar gue yang lokal." ia menoleh dengan dahi berkerut. "Bukan, bukan berarti pacar gue banyak. Maksudnya tuh kalau lagi pacaran sama cewek indo. Gini-gini gue setia loh,"

"Padahal saya tidak mengatakan apapun, Pak." tapi memang tadi dia menaruh curiga mendengar kalimat tadi. Terkesan seperti memiliki beberapa kekasih dalam waktu bersamaan.

"Gue mau kita bikin kesepakatan." ketika menoleh, ia mendapati Gava tengah menatapnya serius. Berbanding terbalik dengan image selengean pria ini.

"Apa?"

"Mulai sekarang, kita make-nya aku-kamu bukan lo-gue." ujar pria itu mantap. Haruskah dia memberitahu siapa yang memakai panggilan santai itu? Kalau dia sih mana berani.

"Kita harus profesional, Pak."

"Tetep profesional kok, Di. Professional dalam hal kerja, profesional juga dalam pacaran." wajah jahil atasannya ini, ingin sekali ia mencakarnya. Namun ada hal yang menginterupsinya, suara batuk orang lain.

Sial! Bagaimana dia bisa lupa jika mereka tak hanya berdua. Melihat ke depan, dia merutuk dalam hati melihat wajah Pak Supir yang berlagak seolah tidak mendengar apapun. Jangan berharap jika supir milik Gava itu orangnya kalem nan dingin. Jika bos-nya saja seperti Gava, apalagi bawahannya.

"Non Di, lihatinnya jangan begitu. Saya nggak bakal ganggu Non sama Pak Bos pacaran kok." lihat kan, kalimat tak berfilter Gava pasti di dengar.

"Kita nggak pacaran kok," sayangnya kalimat tersebut langsung mendapat bantahan dari atasannya sendiri. "Kita itu pacaran, Di. Jangan pura-pura lupa deh!"

Tidak, mereka tidak berpacaran. Ucapan Gava saat itu pasti hanya candaan semata. Gava hanya tengah galau ditinggal nikah mantan. Ia yakin beberapa saat setelahnya semua akan kembali normal. Yah, harusnya seperti itu kan?

Dan dia harus melupakan ciuman itu!

"Apa perlu aku cium kamu lagi biar inget?"

Damn! Kenapa Gava malah mengatakannya dengan gamblang? Semakin merentangkan jarak, ia duduk mepet ke pintu. Apa bos-nya ini tidak memikirkan citra baiknya dihadapan bawahan? Mereka tidak sedang berdua saja loh. Bukan berarti jika berdua saja dia mau. Tidak, dia tidak mau. Dan sekarang dia sangat malu. Terlebih ketika melihat sang supir yang tengah mengulum senyum sekarang.

"Gimana Di? Bagusan make aku-kamu kan kayak barusan?"

Melirik sekilas bos-nya, ia melemparkan pandangannya keluar. Memilih melihat apa saja yang terlewati oleh mobil ini ketimbang wajah bos-nya yang membuat niat buruk dalam hatinya semakin meningkat. Seperti mencakar wajah Gava misalnya.

Falling for Weird BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang