FFWB || 16. Mimpi Gava

4K 422 11
                                    

Rissa Magdalova, perempuan cantik berdarah campuran itu tengah duduk di seberangnya. Memberikan tatapan tajam seolah kehadirannya disini adalah kesalahan. Sikap Rissa begitu terang-terangan menunjukkan ketidak sukaannya. Padahal seharusnya dia lah yang begitu. Menurut Gava dia lah kekasih pria itu kan?

Berbicara tentang Gava, sekarang pria itu tengah ke toilet. Meninggalkan dia disini bersama perempuan yang siap menerkamnya. Selagi tidak menyerang, dia masih aman bukan?

"Jadi kamu benar kekasih Gava?"

Salah. Nyatanya sekarang perempuan ini siap untuk menyerangnya. Sikap seperti apa yang harus ia ambil?

"Ya."

"Sekretaris yang dijadikan kekasih..." Rissa menatapnya lamat-lamat. Beberapa saat kemudian, senyum remeh tercetak di paras cantiknya. "Kamu berpikir ini dunia fiksi?"

Punggung Rissa menyentuh kepala kursi, bersandar disana. Kedua tangannya bersedekap, menatap remeh perempuan di seberangnya. "Bos yang menjalin hubungan dengan sekretaris-nya sendiri. Kamu berharap lebih pada hubungan kalian?"

"Gava cowok yang bebas, dia selalu main-main dalam menjalin hubungan. Kalau enggak, dia pasti sudah menikah sekarang kan? Dan sekarang dia menjalin hubungan dengan kamu, kamu pikir dia akan serius?"

Kata 'iya' ingin ia ucapkan, namun kekalahan langsung dia terima jika mengatakan itu. Perempuan ini terang-terangan mengajaknya berperang. Walaupun dia sendiri belum yakin dengan hubungannya bersama Gava, tapi jika dia mengakui hal tersebut, bukan hanya harga dirinya yang dipertaruhkan, tapi harga diri Gava juga. Oleh karena itu, dia mengulas senyum manis sekarang.

"Apapun pendapatmu, realitanya Gava sekarang adalah kekasih saya. Entah dia main-main atau serius, itu urusan saya, bukan kamu."

Terakhir kali dia menjalin hubungan dengan pria yang sosialnya diatas, dia kalah tanpa perlawanan. Saat banyak orang menyerang, dia hanya diam karena dia sadar, dia memang tidak pantas. Tapi kali ini, walaupun hubungan mereka masih abu-abu, dia tidak akan membiarkan orang lain menindasnya. Terlebih orang luar seperti Rissa.

"Ya, ya. Memangnya wanita mana yang akan melepas mangsa sebagus Gava? Jadi, sudah berapa banyak harta yang kamu dapat dari kekasih-mu itu?"

Selalu seperti ini. Pandangan orang lain pada hubungan yang timpang. Menghakimi seolah mereka tahu segalanya. Dia memang bukan orang kalangan atas seperti mereka namun dia juga bukan orang kekurangan hingga memanfaatkan orang lain. Sesulit apapun keadaannya, dia tidak pernah merendahkan harga dirinya sedikitpun. Bahkan saat semua aset orangtuanya diambil begitu saja, dia tidak mau merendahkan harga dirinya.

"Saya lebih heran pada orang-orang seperti anda. Kalian sudah memiliki banyak harta, namun tetap mengincar orang diatas kalian. Manusia memang serakah."

Rissa berdecih. Menatap penuh ejekan pada lawannya. "Kamu pikir aku mendekati Gava karena harta pria itu?" tawa sinis terdengar. "Aku hanya menginginkan Gava, hanya itu. Jangan samakan aku denganmu, level kita berbeda."

Kedua tangannya terkepal. Perempuan ini sudah merendahkannya, membuat dia gatal ingin bertindak anarkis. Tenang Diandra. Jangan terpancing...

Menyunggingkan senyum tipis, Diandra mencondongkan tubuhnya kedepan. "Sayangnya itu hanya sekedar mimpi. Karena Gava adalah milikku."

Katakan dia adalah perempuan terlabil sepanjang masa. Hujatan pun tidak akan dia dengarkan. Perempuan dia depannya ini ingin dia beri pelajaran. Lihat saja, wajah angkuhnya akan berubah putus asa saat Gava tidak menoleh sedikit pun padanya.

🍁🍁🍁

"Kenapa Bapak tidak bersama Nona Rissa saja?"

Falling for Weird BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang