FFWB || 32. Happy New Year

1K 108 10
                                    

Semilir angin pantai menerbangkan helai-helai rambutnya yang tergerai. Malam tanpa bintang, sejak sore memang langit sudah terlihat mendung. Akan tetapi sampai sekarang belum juga menumpahkan beban awan-awan hitam. Bukan hal baru baginya ketika malam pergantian tahun diberi hujan. Tahun lalu pun begitu, namun dia tidak peduli karena malamnya hanya ia habiskan di dalam kamar.

"Aku jadi berandai-andai, gimana kalau kita menetap disini? Rumah tepi pantai, kamu bisa menikmati sunset kapanpun."

Gava mendekat dengan dua kaleng bir. Angin malam membawa hawa dingin, namun pria ini begitu percaya diri memamerkan badan hasil gym itu. Berbeda dengan Diandra yang membungkus lengannya dengan cardigan.

Pagi tadi, Gava memboyongnya ke Bali tanpa banyak pemberitahuan. Tindakan yang membuat Diandra kesal karena tidak membawa barang-barangnya lengkap. Gava hanya memberitahu kalau mereka akan berlibur dan menginap. Berhubung hari libur mereka hanya sampai tanggal satu, ia pikir Gava hanya membawanya ke tempat dekat. Kemungkinan paling jauh hanya Bogor. Baju yang dia bawa pun dominan baju hangat berlengan panjang.

Siapa sangka kalau Gava akan membawanya ke Bali. Saat di bandara tadi Diandra sudah melayangkan protes. Tapi Gava sama sekali tak mengindahkan segala protesnya. Pria itu malah terlihat terhibur dengan kekesalan kekasihnya.

"Disini cuma ada aku, gausah sok pamer deh. Pake bajunya, masuk angin aku gamau ngurusin ya!"

Gava tertawa ringan mendengar itu. Pria itu duduk di kursi santai satunya. Hanya ada dua disini, diperuntukan untuk mereka saja. Suasana disini sangat tenang. Kebanyakan orang yang berlibur disini kebanyakan pergi ke beach club atau wisata-wisata pantai disini.

"Aku bukan kakek-kakek yang gampang sakit, Di. Tapi kalau sakit buat kamu manjain aku ya gapapa si."

Diandra mencibir pelan, ada saja modus pria ini. Perempuan itu mendudukan tubuhnya yang setengah merebah. Meraih bir kalengan yang dibawa oleh Gava. "Kalau sampai aku mabuk, terus kamu apa-apain aku, bakal aku tuntut! Awas aja kalau sampai macem-macem."

Lagi-lagi Gava dibuat tertawa oleh perempuan yang tengah menenngak minuman beralkohol itu. Padahal yang merengek minta bir itu Diandra. Katanya jarang-jarang dia mengkonsumsi minuman beralkohol. Perempuan ini juga beralasan kalau dia kedinginan, alih-alih meminta selimut atau wedang jahe saja sekalian, Diandra mengusulkan bir untuk menemani malam mereka ini.

Lagipula ia hanya memberi satu kaleng, itupun dengan kadar rendah. Gava ingin malam ini berakhir lama dengan mereka saling berbagi cerita, atau mereka bisa membicarakan apapun itu. Dari hal penting sampai hal tidak penting. Intinya dia ingin menghabiskan waktu untuk menjadi lebih dekat dengan kekasihnya.

"Aku takut mendapat tuduhan menculik-mu. Bukannya ada acara sendiri di keluargamu?"

Setelah tahu fakta bahwa keluarga Gava membuat acara untuk menyambut malam tahun baru yang berarti malam ini. Pasalnya dia tahu setelah mereka tiba di pulau ini, kalau saja sebelumnya, pasti dia akan memaksa Gava untuk ikut acara keluarga saja. Walau kesan mereka padanya sejauh ini baik -minus istri Reza- dia tetap harus menjaga nama baiknya di depan mereka.

"Cuma aku yang belum berkeluarga, wajar dong kalau aku kabur. Udah kenyang aku lihat mereka sok romantis-romantisan."

Kini giliran Diandra yang tertawa. Beberapa kali bertemu dengan saudara Gava, ia tahu kalau para pria itu tipikal yang tidak menyembunyikan sisi romantis mereka meski di hadapan orang lain. Tak heran jika Gava menjadi incaran banyak perempuan, mereka berangan ingin menjadi salah satu menantu Wiratama. Berpenampilan glamour, disegani banyak orang, dan memiliki suami bucin.

"Aku takut di cap buruk karena membuat kamu nggak ikut acara."

"Mana mungkin mereka berpikir begitu."

Suara letusan kembang api menggema menginterupsi percakapan mereka. Kompak, keduanya melihat ke langit dimana lautan hitam itu diwarnai banyak letusan kembang api.

Diandra terpana melihat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Diandra terpana melihat itu. Tahun demi tahun ia lalui cukup berat, hingga ia lupa menikmati keindahan disekitarnya. Biasanya tahun baru begini dia akan kerja part time hingga tengah malam, bahkan ketika dulu dia memiliki pacar. Libur kerja ia manfaatkan sebaik mungkin untuk menambah uang jajannya.

Lagipula dulu setiap tahun baru, mantan kekasihnya memiliki acara sendiri bersama keluarga. Persis seperti Gava. Penolakan dari keluarga mantan kekasihnya membuat dia tidak pernah bergabung. Dia takut merusak acara yang dinantikan oleh banyak orang.

Walau tahun ini ia pun tidak dibawa menikmati malam pergantian tahun bersama keluarga Gava, namun ia tidak merasa keberatan. Pengalaman masalalunya yang kurang baik membuat ia trust issue. Hubungannya belum bisa dikatakan baik dengan kakak ipar kekasihnya ini. Mungkin bagi sebagian orang itu adalah masalah sepele, toh cuma ipar. Tapi bagi Diandra yang kerap mendapat penolakan karena status sosial, itu sangat berpengaruh bagi batinnya.

"I love you, Gava." ia berbisik pelan, akan tetapi ia tahu jika kekasihnya menangkap gerak bibirnya meski tak mendengar suaranya. Karena sejak tadi ia merasakan jika pria ini terus menatapnya, alih-alih ikut menikmati pemandangan menakjubkan di langit lepas. Kini keduanya saling memandang dengan tersenyum manis.

"I love you more, honey." Balasan pria itu teramat keras, membuat Diandra ikut tertawa. Memandang wajah pria-nya yang tertawa senang hingga kedua matanya hanya membentuk lengkungan garis. 

Tidak ada pelukan romantis ataupun ciuman untuk menyalurkan perasaan mereka. Bahkan di tempat private dimana hanya ada mereka berdua, Gava benar-benar menjaganya. Menghindari sentuhan fisik berlebih yang bisa membuat mereka melakukan kesalahan. Dia merasa begitu dihormati, padahal dibeberapa waktu Gava kerap mencuri ciuman darinya. Tapi disaat seperti ini, dimana mereka bisa melakukan lebih dengan leluasa, pria ini memilih menahan diri dengan menjaga jarak darinya.

Terimakasih sudah menjadi bagian indah di hidupku Gava, pergantian tahun yang sangat indah karena diisi dengan tawamu. Malam yang tak mungkin aku lupakan sampai kapanpun.

🍁🍁🍁🍁

Hai.....

Adakah yg masih nunggu cerita ini? Keren si kalo masih

Ini keanya kalo aku minta maaf juga udah terlalu salah, tapi tetep aja, maapi ya guys. 

Gamau janji bakal rajin, jadi kalau kalian masih stay aku makasih banget.

see you on the next chapter guys!


Falling for Weird BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang