FFWB || 25. Good Morning

2.4K 177 10
                                    

Diandra pikir, kencan mereka hanya sebatas makan malam di restoran mewah yang bertepatan di hotel milik saudara Gava. Tak terbesit di kepalanya jika Gava akan memberikan kejutan yang begitu berkesan.

Awalnya dia bingung kenapa dia diajak untuk ke rooftop. Awalnya dia pikir Gava akan mengajaknya menatap langit malam, namun aneh juga karena langit ibu kota tidak memiliki pemandangan yang indah. Malah dipenuhi dengan kabut. Sama sekali tidak terlihat bintang-bintang di langit.

Akan tetapi saat tiba diatas, sebuah helikopter terparkir disana. Lengkap dengan pilot juga beberapa orang berpakaian hitam di sekitarnya. Diandra tidak bisa menutupi keterkejutannya sama sekali. Telapak tangan kanannya terangkat, menutupi mulut yang tanpa sadar terbuka lebar.

"Kamu..." segala sekenario yang berseliweran di kepalanya membuat dia kehilangan kata.

"Sebagai ganti karena kencan kita dirusak oleh macet, kita jalan-jalan di atas. Ayo!"

Tidak pernah terbesit di pikiran Diandra jika dia akan merasakan hal ini. Membayangkannya saja ia tidak pernah. Mentok-mentok dia berhalu kencan di pantai Bali. Itupun dia anggap mustahil, walaupun mantan pacarnya termasuk orang kaya, tetap saja mereka tidak bisa berpergian jauh. Apalagi keluarga mantannya sangat tidak setuju padanya.

"Aku harap kamu suka." Ujar Gava sembari mengusap tangan Diandra yang ada dalam genggamannya. Keduanya duduk bersebelahan, dengan Diandra yang terlihat begitu takjub, sedangkan Gava fokus menatap wajah kekasihnya.

Mana mungkin dia tidak suka diberi kejutan seperti ini. Untuk pertama kalinya ia merasakan hal seperti ini, naik helikopter melihat kerlap kerlip ibu kota dari atas. Jalanan macet yang sering membuat ia kesal terlihat indah dari atas sini.

Perkataan Gava tadi terlalu merendah. Mana mungkin orang biasa sepertinya tidak merasa takjub merasakan hal ini. Untuk mengatakan betapa kagumnya dia sekarang pun tak bisa ia lakukan. Hanya diam dan merekam semua yang ia lihat dan rasakan sekarang. Barang kali hanya akan dia rasakan sekali seumur hidup. Masa depan tidak ada yang tahu bukan.

Kecupan di pipi menarik atensi Diandra. Kepalanya pun menoleh, mendapati Gava tengah tersenyum manis padanya. Sekali lagi, pria itu mencuri kecupan darinya. Kali ini bukan di pipi melainkan di bibirnya. Membuat dia mematung untuk beberapa saat.

"Melihatmu sekarang, membuat aku ingin menunjukkan banyak hal menakjubkan kedepannya."

"Jangan berlebihan, aku takut kalau semua ini hanya mimpi."

Benar. Diandra takut jika yang dirasakannya sekarang hanya mimpi, lalu saat dia merasa begitu bahagia, seseorang membangunkannya. Ia takut lupa dengan kenyataan bahwa dia dan Gava jauh berbeda.

Kendati begitu, dia tetap ingin menikmati semua momen bersama kekasihnya.

🍁🍁🍁🍁

Hal pertama yang ia lihat ketika penglihatannya sudah jelas adalah wajah lelap Diandra. Tak bisa ditahan kedua sudut bibirnya naik keatas. Bahkan giginya sampai kelihatan, menggambarkan betapa bahagianya dia sekarang.

Paginya disambut dengan pemandangan indah. Diandra yang terlelap dengan berbantalkan lengannya. Walau lengan kirinya sudah tak berasa, tetap tak menyurutkan rasa senangnya.

Rasanya dia ingin cepat-cepat menikahi kekasihnya, agar pagi-pagi selanjutnya akan selalu seperti ini.

"Morning, my future wife."

Sapaan lembut itu terdengar ketika mata Diandra mengerjap pelan. Menyesuaikan pencahayaan sebelum benar-benar terbuka lebar. Sepersekian detik, wajah Diandra terlihat terkejut. Seperti berusaha mengingat-ingat apa yang telah terjadi.

Falling for Weird BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang