FFWB || 07. Meet Kayra

6.2K 561 25
                                    

❌ DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI ❌

‼️ WAJIB ⭐ SAMA 💬 ‼️

Happy Reading
.
.
.

Dia bingung. Beberapa saat lalu Gava mengatakan jika mereka berpacaran. Apa dia menerimanya? Entahlah. Gava sendiri tidak memberinya kesempatan untuk menolak. Pantas saja bos-nya memajukan jam makan siang mereka, karena saat jam makan siang mereka tengah berada di jalan dan sekitar jam satu lebih mereka tiba di salah satu hotel bintang lima yang ia ketahui masih aset Wiratama.

Yang membuatnya bingung, sikap Gava yang biasa saja seolah tidak terjadi apapun di ruangan pribadi bos-nya tadi. Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia tidak berharap. Malah berpikir jika Gava memang hanya main-main saja. Mempraktikkan adegan yang dilihatnya entah di film apa.

Seharusnya dia baik-baik saja kan? Tapi kenapa... terasa ada yang aneh dalam dirinya? Ia merasa dipermainkan. Dicium tiba-tiba lalu setelahnya mereka bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

Lupain, Di, lupain. Anggap aja lo cuma mimpi tadi!

Ternyata meeting kali ini Gava mewakili saudaranya --Gibran-- yang berhalangan hadir. Pantas saja dia tidak tahu. Tapi karena kejadian di ruangan pribadi bos-nya itu, dia merasa kinerja otaknya melamban. Hanya menurut saja perintah Gava lalu mengikuti pria itu dalam diam.

"Loh, Kak Kayra?"

Ketika mereka keluar dari restoran di hotel ini, mereka bertemu dengan Kayra. Oh, bagaimana dia bisa lupa jika salah satu saudara bos-nya menikahi seorang artis yang kecantikannya bisa membuat orang insecure seketika. Bahkan dia tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya ketika mendapat sapaan dari ipar bos-nya ini. Meski badannya tidak seperti dulu --karena tengah hamil-- perempuan ini malah terlihat semakin cantik. Pesona ibu hamil.

"Udah selesai meeting-nya?" Perempuan dengan paras ayu nan lembut itu bertanya. Dia yang perempuan saja terpesona, apalagi laki-laki?

"Baru aja. Kok Kakak disini? Bang Gibran mana?" pria yang kali ini memakai setelan kantor memberikan pertanyaan beruntun pada kakak iparnya.

"Gibran di..."

"Sayang! Kan udah dibilang tungguin bentar."

Ketiganya menoleh pada sumber suara. Disana, Gibran berjalan dengan membawa sebuah travel bag. Harus Diandra akui jika gen Wiratama mendekati kata sempurna. Fisik yang sempurna di dukung visual diatas rata-rata. Dari cara berjalan saja penuh wibawa, apa semua orang kaya seperti itu?

"Kamu lama," balas Kayra kemudian memalingkan wajahnya, kembali menatap adik iparnya.

"Kalian kesini, terus kenapa minta gue buat gantiin lo, Bang?" Meski belum lama mengenal Gava, Diandra cukup tahu gelagat pria itu saat bosan. Dibalik sikap profesional Gava tadi, pria itu menyimpan rasa bosan saat meeting.

Alih-alih menjawab, Gibran yang sudah berdiri di sebelah istrinya merangkul sang istri. Dari sudut matanya, pria itu melirik istrinya seolah berkata jika penyebab Gibran tak bisa mendatangi meeting tadi.

"Katanya dia mau jadi pengangguran aja biar dirumah terus, Gav." adu Kayra dengan wajah meyakinkan. Diandra yang menyaksikan hal itu terlihat bingung, terlebih ketika melihat wajah Gibran yang pasrah saja mendengar ucapan istrinya. Terlihat tidak mau membantah.

"Terus kalian disini mau ngapain?" Gava kembali bertanya. Heran saja melihat kakaknya membawa travel bag.

"Nginep." Kayra menjawab dengan wajah biasa saja. Seolah yang dikatakannya barusan adalah hal biasa. "Bosen akutuh dirumah, tadinya mau sendirian aja. Tapi Abang kamu maksa ikut."

Falling for Weird BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang