FFWB || 13. Terkejut

4.2K 459 22
                                    

"Besok kamu libur, tapi siangnya temenin saya ke acara ulang tahun ya."

Hingga jarum pendek menunjukkan angka sepuluh, Diandra masih nyaman bermalas-malasan di kasurnya. Seolah ada lem yang membuat tubuhnya tidak mau beranjak. Semalam dia sudah menanyakan akan kemana mereka siang nanti, namun Gava hanya memberikan senyum tipis sebelum pergi. Sudah terlalu malam katanya.

Memang si, semalam mereka pulang larut karena rapatnya berjalan cukup lama. Klien bos-nya kali ini cukup alot. Terkadang dia seperti melihat sosok lain jika melihat Gava mode serius. Pria selengean itu berubah tegas, sorot matanya menajam dan mampu membuat lawannya terintimidasi. Sangat berbeda dengan 'Gava' yang biasa ia lihat.

Kegiatan scroll di sosial media-nya harus terhenti saat ada telfon masuk. Foto bosnya terpampang jelas disana. Tanpa membuang waktu, ia pun menerima panggilan tersebut.

"Di, kamu sudah siap?"

"Siap? Bukannya acaranya nanti ya, Pak?"

"Iya. Tapi kita berangkat lebih cepat. Kali aja kamu bisa bantu-bantu disana." meski terdengar bergurau, entah kenapa Diandra tetap merasa horor. Apa Gava mengajaknya pergi ke pesta ulangtahun untuk bantu-bantu saja? "Aku kesana sekarang, Di. Matiin dulu ya?"

"Y-ya."

Gava akan kesini? Sial. Padahal semalam bos-nya mengatakan jika acara dimulai jam 1. Makanya dia masih leha-leha jam segini. Meletakkan ponselnya asal di ranjang, diapun melesat menuju kamar mandi. Meski tinggal di kost-kostan, kamarnya ini termasuk besar. Yah, sesuai harga lah. Sejak hidupnya sudah mulai membaik, dia memang pindah ke tempat ini. Rasanya lebih aman karena ada satpam yang berjaga. Fasilitasnya juga lengkap. Itulah kenapa dia bisa bertahan tetap di kamar saat libur. Biar tidak sia-sia sudah bayar mahal, setidaknya dia menikmati kamar ini.

Merasa segar, Diandra mandi seperti biasanya. Tidak lebih dari lima belas menit. Diharuskan berangkat lebih awal dari sang bos membuat dia harus bergerak cepat di pagi hari. Dan kebiasaan itu terus berlanjut.

Berdiri di pojok ruangan, memperhatikan baju-bajunya yang digantung. Apa yang harus dipakainya? Setelan formal? Tapi ini pesta. Gaun? Apa acaranya memang mewah? Kenapa juga diadakan di siang hari. Biasanya kan pesta identik dengan malam.

Pilihannya jatuh pada dress berwarna tosca. Panjangnya lima senti dibawah lutut. Terkesan sederhana, cocok bukan untuk ke acara ulangtahun? Menambahkan aksesoris berupa kalung dan juga gelang. Jangan berharap semua itu asli, tentu saja bukan. Diandra membeli aksesoris-aksesoris itu sejak menjadi sekretaris. Terkadang dia harus datang ke pesta untuk menemani bos-nya. Dan perintilan itu ia butuhkan untuk mempercantik diri.

Dirasa sudah pas, dia pun beralih ke meja rias. Duduk disana, menatap pantulan dirinya di cermin. Jika dibandingkan Kayra Princessa, jelas dia kalah. Jelek? Tidak juga. Banyak orang mengatakan jika dia cantik, atau lebih tepatnya manis. Tapi dia merasa jika dia terlalu biasa untuk Gava. Bagaimana bisa pria itu menyukainya? Bukankah terdengar aneh?

"Aku udah sampai,"

Jika mandinya bisa cepat, maka tidak untuk urusan memoles wajah. Biasanya dia akan memakai make up simple saja saat ke kantor. Tapi kali ini berbeda, dia mengerahkan skill merias diri. Setelah dirasa pas, dia tersenyum puas.

Namun pesan yang barusan dia baca cukup membuatnya gugup. Padahal dia berniat mengotak-atik rambutnya. Belum juga dapat referensi, sudah dipanggil saja.

Pilihannya pun jatuh pada jepit rambut. Memakai kan dua jepit rambut di sisi kanan kepalanya. Untuk urusan alas kaki dia tidak ribet, karena memang pilihannya tidak banyak.

Menyambar ponsel juga tas, tak lupa ia memasukkan lipstik dan pelembab bibir kedalam tas. Menenteng alas kakinya, ia pun keluar dari kamar. Tak lupa menguncinya dari luar. Siang-siang begini kost-nya memang sepi. Kebanyakan penghuninya sudah bekerja.

Falling for Weird BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang