38.

87.9K 9.9K 586
                                        

BRUGH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRUGH

Clarissa menghentikan motornya, lalu menoleh ke belakang. "MALIK!" teriaknya.

Clarissa membulatkan matanya ketika melihat tubuh Malik terpental sejauh 10 meter dan berguling bebas di atas aspal karena tertabrak oleh mobil yang melaju sangat kencang. Ralat, bukan tertabrak, tapi sengaja menabraknya.

"Akhirnya." Orang tersebut tertawa penuh kemenangan.

Clarissa dan Gerry segera turun dan berlari menghampiri Malik yang sudah terkapar di atas aspal dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya. Sementara, sang pelaku kabur begitu saja. Di sini, mereka sudah tidak memikirkan sang pelaku. Kini yang mereka pikirkan hanyalah Malik.

Air mata sudah tidak bisa Clarissa tahan lagi. Dengan segera, ia pun mengangkat kepala Malik ke atas pahanya. Clarissa menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka bahwa kejadian 2 tahun lalu akan terjadi lagi hari ini, di tanggal yang sama, bulan yang sama, namun orang yang berbeda.

Tanggal 27 Juli, 2 tahun yang lalu, Clarissa kehilangan sahabatnya, Juna. Juna adalah orang yang ceria. Sama seperti Malik, Juna juga sangat menyukai permen gulali kacang. Juna adalah orang yang paling dekat dengan Clarissa waktu itu. Saking dekatnya, mereka telah merencanakan masa depan mereka bersama. Namun, sangat disayangkan Juna harus meninggalkan Clarissa terlebih dahulu akibat kecelakaan yang sangat parah.

Situasi di sana sangat sepi, karena jalan tersebut jarang dilewati oleh orang-orang di sana. Hanya orang yang tahu jalan itulah yang sering melewatinya.

Sampai saat ini tangisan Clarissa masih belum juga mereda. Gerry merangkul bahu Clarissa berusaha menyalurkan kekuatan yang ia punya. Namun, sejak tadi Clarissa masih belum juga tenang. Sampai tiba-tiba tangan Malik yang penuh dengan darahnya mengusap pipi Clarissa dengan lembut.

"J-jangan n-nangis!" ucap Malik terputus-putus karena ia sudah merasa sangat kesusahan untuk berbicara.

Mendengar perkataan Malik, Clarissa langsung mengusap air matanya. Ia menatap Malik dengan tatapan sendu. "Gak, gue gak nangis kok."

Selagi Clarissa mengobrol dengan Malik, Gerry pergi sedikit menjauh untuk menelpon ambulance dan Gerry.

Malik tersenyum manis. "G-gue mau minta tolong boleh?"

"Hm? Lo mau minta tolong apa?" tanya Clarissa.

"Tolong sampai-in ucapan maaf dan terima kasih gue ke semua orang ya! Gue juga minta maaf sama lo! Makasih juga atas semuanya!"

"Gak gue gak mau. Lo harus bilang sendiri ke mereka!" Air mata Clarissa kembali menetes.

"G-gue gak bisa, Cla," ucap Malik lemah.

"Lo harus bisa! POKOKNYA LO HARUS BISA!"

"Yaudah gapapa kalo lo gak mau. Tapi tolong turutin permintaan gue yang ini. Tolong jangan cari tau siapa orang yang udah lakuin semua ini ya!" pinta Malik.

I'm Not Clarissa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang