Bab Ekstra: Diary Pilihan Tama

1.8K 90 4
                                    


Hai kakak cantik sekalian, bagian ekstra kali ini Tama mengambil alih. Tama nggak terima, Paman Samudera dapat muncul di bagian ekstra, bahkan Kak Ella juga ada. Tama nggak terima terus jadi pemeran pendukung. Jadi Tama yang paling imut ini tidak terima dilupakan. Nah, izinkan Tama kali ini menguasai.

Ngomong-ngomong, terima kasih untuk kakak-kakak yang telah membaca. Sekiranya update selanjutnya adalah akhir dari bagian ekstra. Cerita ini tidak terasa telah diketik hingga lima puluh ribu kata. Tidak terasa, ya?

Tama bertepuk tangan.

Tama mulai membalik buku diary di tangannya.

Mari kita mulai cerita Tama. Bagian ekstra kali ini adalah kumpulan diary pilihan Tama.

------------Kelahiran Adik-------------

Mata Tama terpaku pada sepasang bayi yang memiliki warna kulit kemerahan dengan wajah kecil penuh kerutan. Alis Tama berkerut, ia memiringkan kepala sebentar, beralih menatap boks bayi di sebelah. Ada bayi dengan warna kulit putih wajahnya tidak berkerut seperti anak bayi yang pertama ia lihat.

Jari Tama terangkat, tangan putih kecil meraih jarinya yang terulur. Perasaan Tama saat ini sungkar untuk dijelaskan. Hatinya menggelitik atas kelucuan bayi tersebut.

"Kak Ella, apa Kakak yakin adik kita bukan yang ini?" bisik Tama mengunggapkan pendapatnya. Perhatian Tama tidak lepas dari bayi yang masih memengang jarinya.

"Yakin. Nggak mungkin salah."

"Bisa jadi kayak di drama yang Oma Shinta ikutin. Pertukaran anak kayak gitu, Kak."

Tama mencoba memberi kata pencerahan. Jika bukan adiknya, berarti ia akan jarang melihat adik ini. Tidak mau, ia ingin sering melihat adiknya.

"Yakali, orang nukar anak nggak semudah di sinetron. Lagian, ini juga ruangan VIP isinya cuman anak Mama sama Tante Karina." Ella memutar bola mata memikirkan dugaan Tama.

"Jadi ini anak Bibi Karina?"

Ella mengangguk malas.

"Tapi Kak, kok adik kita jelek, sih? Mama sama Paman Mike 'kan kembaran. Nggak adil."

Ekor mata Tama melirik sekilas dua pasang bayi keriput jelek, lalu menatap sayang bayi yang memberi rasa geli pada jarinya.

Hati Tama tidak terima. Rasa kecewa memenuhi pikiran, ia tidak ingin cepat-cepat berpisah dari adik cantik yang lucu.

Tama melihat Ella memijat pelipisnya. "Kakak kenapa?"

"Bingung jelasin ke Tama gimana. Intinya, entar adik kita bakal cantik."

"Beneran?"

"Iya."

"Lebih cantik dan imut dari anak Bibi Karina?"

"Iya."

"Tama nggak percaya."

"...." Ella memilih diam.

Hati Tama masih tidak mau. Terbayang sebuah ide, mata Tama menjadi berbinar melirik kiri dan kanan memastikan situasi aman, ia melontarkan idenya, "Kak, boleh Tama culik bayinya?"

"...." Ella tetap memilih diam.

===oOo===

---------------Nama Adik----------------

"Nama anak kamu siapa, May?"

"Mirsya Ayka Darmawan dan Marsya Ayka Darmawan."

"Kalau nama anakmu siapa, Rin?"

Blind Date (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang