Langkah Ella berhati-hati. Ia mengusap perutnya dengan kasih sayang yang meluap. Sungguh kejutan, tidak pernah terduga dalam perjalanan bisnis akan mendapati kabar bahagia. Kehamilan yang telah lama dinanti setelah 5 tahun menikah. Jemarinya mengusap kotak kado yang di dalamnya terdapat test pack menunjukkan hasil positif.
Demi memberi kejutan kepada sang suami, Ella sengaja tidak memberitahu kabar kepulangannya. Senyumnya semakin merekah, segera melangkah ke kantor suaminya.
Ketika masuk, ia melihat ruangan kosong. Tetapi terdengar suara dari dalam ruangan yang dijadikan tempat beristirahat suaminya di kantor.
Pelan-pelan Ella melangkah. Ternyata, pintunya tidak tertutup rapat. Ella menggeleng atas kecerobohan suaminya, Kenu. Ketika Ella hendak membuka pintu, terdengar suara Renita yang merupakan sahabat Ella.
Tidak mengherankan, Renita adalah sekretaris Kenu. Hanya saja yang membuat Ella menghentikan aksinya untuk masuk adalah percakapan yang ia dengar.
"Mas, kita akhiri saja hubungan kita. Nita malu dengan Ella. Dia wanita baik. Sahabat Nita ..."
Tangan Ella menengang. Mata birunya mengintip dari celah pintu terbuka.
Renita tengah duduk di sebelah Kenu, mengusap-ngusap tangannya dengan gugup. Kenu menatap Renita dengan memanjakan, berkata dengan nada membujuk, "Sayang, kamu terlalu baik. Posisi ini adalah milikmu. Bukan wanita bodoh itu."
Renita melepaskan tangannya yang digenggam Kenu, rongga matanya mulai merah. Tangannya segera menakup muka, kembali berkata dengan suara bergetar penuh keluhan, "Kamu jangan seperti ini, Mas. Salah Nita yang nggak bisa menahan perasaan padamu. Ella bukan wanita bodoh, dia wanita baik. Sangat baik. Sangat pintar. Nggak kayak Nita ...."
Tangan Ella menggenggam kotak dengan erat. Kata-kata Renita terdengar pujian, tapi bagi Ella kata-kata pujian itu penuh dengan ejakan sarkas. Memang ia bodoh, ia tidak tahu bahwa sahabatnya adalah wanita jalang internasional.
Kenu segera meraih tangan Renita yang hendak berdiri. "Sayang, jangan seperti ini. Aku tidak pernah mencintaimya. Sabar, ya. Aset perusahannya sudah menjadi milikku. Aku sudah tidak membutuhkan dia lagi, posisiku di perusahaan oleh dewan direksi telah stabil."
Kembali kotak di tangan Ella diremas. Kotak balok itu telah menjadi kotak persegi lima di tangan Ella. Ella sakit hati. Mengagumi dua bajingan yang saling menyanyikan hymne kesetiaan.
"Aku nggak ingin dibilang merusak rumah tangga orang, Mas. Perasaanku padamu adalah dosa."
"Sudah aku bilang, dari dulu hingga sekarang, hanya kamu yang ada di hati aku. Maafkan aku, saat itu aku membutuhkan kontaknya untuk berbisnis. Tapi hati ini dari dulu hanya untukmu."
Tangan Kenu ditepis oleh Renita, Renita menangis dengan suara sendu. "Tapi aku merasa bersalah dengan Ella. Apalagi anak kita Kezi, aku merasa sangat sedih melihat Kezi hanya dianggap orang sebagai anak angkatmu, Mas. Padahal dia anak kandungmu. Jika nanti kamu punya anak dengannya, posisi Kezi, aku nggak bisa pikirkan."
"Sayang, Sayang, dengarkan aku. Kita bisa membunuh anaknya. Hanya anak kamu yang bisa aku terima."
Ella menyentuh perutnya. Tidak pernah menyangka suaminya yang penuh kasih sayang akan sangat kejam. Tidak pula menyangka sahabatnya yang lembut akan menipunya begitu kejam. Kezi merupakan anak Renita yang hamil di luar pernikahan. Dengan hati penuh rasa iba, Ella membantu Renita mengasuh Kezi bahkan menjadikannya sebagai anak angkat demi membantu Renita.
Ternyata selama ini ia membesarkan anak hasil perselingkuhan suami dan sahabat tercinta. Ella menertawakan kebohannya.
Kenu segera memeluk Renita, jemarinya mengelus-elus rambutnya. "Aku akan segera menyingkirkannya. Saat dia kembali dari perjalanan bisnis, dia akan segera aku ceraikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Date (Completed)
RomansaDi saat saudara kembar dan teman-temannya telah menikah, Maya bertahan dengan kesendiriannya. Bahkan ia sampai mengadopsi anak dan membesarkan sendiri. Bagi Maya itu tidak masalah. Namun, tidak dengan para tetua. Mereka tidak setuju dengan kesendi...