Bab 21. Maaf dan Terima Kasih ...

1.4K 135 29
                                    

"Kamu tau, Ay. Tempat kencan buta yang para Oma susun itu merupakan bisnis sampingnya Dera."

"Juga kita bisa bersama lagi ada kontribusi Dera di dalamnya."

"Paman Samudera itu baik. Paman Samudera bilang Papa Angkasa bakal jadi Papa yang baik buat Ella. Ternyata benar."

"Paman Dera juga bilang Mama Maya bakal jadi Mama yang baik untuk Tama."

Jadi sebenarnya apa maksud Samudera?

Perasaan kesal seketika membuat Maya mengacak-acak rambutnya. Telah lama tenggelam dalam pikiran, hasilnya nol besar. Ia tidak habis pikir, konspirasi apa yang terkandung dalam setiap langkah Samudera yang tidak dapat diprediksi.

Terdengar suara pintu diketuk.

"Masuk."

Cika datang membawa tumpukan dokumen. Meletakkan dengan tenang di atas meja. "Kak Maya mau dibikinin teh biar lebih tenang?" tanya Cika dengan hati-hati mengamati wajah lelah Maya. Biasanya Maya suka minum teh selain minuman bersoda untuk menenangkan pikiran.

Maya mengguk lemah. Kelapanya sedikit berdenyut sekadar memikirkan niat Samudera. Maya takutnya dia memiliki niat yang tidak baik. Bukannya ia berburuk sangka. Kata-kata Samudera masih terasa menyakitkan untuk diingat.

Rela menyatukan ia dan Angkasa dengan bahagia? Maya tidak percaya niat Samudera sesederhana itu.

Badan Maya bersandar di sandaran kursi. Maya melirik tumpukan dokumen di atas meja. Menghela napas.

Sudahlah.

Segala pikiran di luar pekerjaan ia kesampingkan dulu. Bisnis baru akan merambah ke ketinggian baru. Harus hati-hati agar tidak salah langkah. Tabungan selama ini beserta kepercayaan pihak terkait yang terlibat akan sangat dipetaruhkan bila ia salah langkah. Uang bisa dicari kembali, tapi kepercayaan sulit untuk didapat kembali.

Ada baiknya selesaikan meninjau dokumen perencanaan kerja sama terlebih dahulu. Setelah dokumen ditinjau, ia akan memikirkan tindak lanjut mengenai hal di luar pekerjaan.

Di dalam hati Maya mulai menghitung angka agar kembali fokus bekerja.

Dokumen terakhir telah ditinjau. Merenggangkan pinggang, Maya menghabiskan sisa teh di cangkir. Ia melangkah keluar, menemui Eren di lantai bawah. Ketika ia melihat Eren tengah melayani pesanan pelanggan, ia menunggu. Setelah pelanggan keluar, ia menepuk bahu Eren pelan. "Eren, kamu ada nomor kontak Samudera?" Maya bertanya to the poin.

Walau terkejut dengan pertanyaan Maya, Eren segera menjawab, "Ada, Kak. Eren kirim kontaknya ke Kaka."

"Makasih, Eren."

"Sama-sama, Kak."

Setelah mendapati kontak Samudera, Maya tidak langsung menghubungi. Ia mengirim pesan terlebih dahulu. Jika bisa, Maya ingin segera menemui Samudera untuk menyelesaikan akun sesegera mungkin.

Daripada bergelut dengan beragam pertanyaan yang tidak pasti akan pemecahan masalah, ada baiknya segera mencari tahu jawabannya. Segala sesuatu bila menerka-nerka tak tentu arah, membuang waktu saja.

Tidak butuh waktu lama Samudera membalas.

[Samudra: Rose Kafe, ruangan 1, Jam 5]

"Tampaknya akan ada hal penting yang ingin disampaikan Samudera. Ada baiknya berbicara hanya empat mata saja." Maya bermonolog seorang diri ketika membaca pesan Samudera.

Blind Date (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang