Bab 10. Cinta yang Berisiko

2.6K 208 5
                                    

Cinta yang Berisiko

-Cinta itu berisiko
jika cinta telah menghampiri
bersiaplah untuk menerima risikonya
kebahagiaan dan kesedihan
itulah risiko dari cinta-

Still flashback
Mereka saling bertatapan mesra, saling menyatukan kening mereka.

"I love you ...," ucap laki-laki itu menatap gadis di depannya dengan senyum mengembang, sedangkan gadis itu tampak malu-malu, wajahnya terasa memanas membuat semburat kemerahan menghiasi wajah hingga sampai ke telinganya membuat siapa pun yang menatap menjadi gemas sendiri.

"Lucu sekali ...." Pria itu mengelus pipi wanita itu dengan sayang menggunakan kedua telapak tangannya.

Hanya saja mereka tidak mengetahui, bahwa kegiatan tidak pantas mereka sedari tadi disaksikan oleh sepasang mata. Mata itu menatap nanar akan pasangan bahagia itu, tangannya mengepal erat hingga buku-buku jari tangannya memutih, ia tengah menahan rasa sesak beserta api cemburu yang siap menggelegar saat itu juga. Meski mereka telah melakukannya di sudut pustaka, tempat buku-buku rusak serta usang tergeletak hingga membuat siapa saja hendak berpikir terlebih dahulu sebelum menginjakkan kaki ke sana. Namun, lain halnya jika pergerakan mereka sedari tadi tidak lepas dari sepasang mata itu. Sepasang mata penuh rasa penasaran, membuat dirinya merutuk atas pandangan yang sedari tadi tersuguh tepat di hadapannya.

Seketika pandangan matanya menjadi gelap, terasa hangat karena ditutupi oleh sebuah tangan.

"Jangan lihat ...."

Tubuh Maya menegang begitu mendengar bisikan lembut dari sosok yang selama ini menjadi penopang hatinya, tempat ia selalu mengemukakan perasaan terdalam akan cinta sepihak yang menorehkan rasa sakit terhadap perasaannya. Tangan itu masih menutupi pengelihatannya lalu satu tangannya lagi memutar tubuh Maya, dan menarik dirinya agar segera meninggalkan pasangan setengah waras dimabuk cinta itu.

Angkasa mengumpat pelan, merutuki pasangan tidak tahu malu itu di saat ia merasakan air hangat mengalir membasahi telapak tangannya yang tengah menutupi sepasang mata indah gadisnya. Tanpa sepengetahuan Maya dan juga pasangan tidak tahu malu itu, Angkasa melampiaskan emosinya dengan melempari salah satu buku dari samping rak hingga buku tersebut mendarat tepat mengenai kepala Cristian. Setelah melaksanakan aksinya, dengan cepat Angkasa menarik lembut tubuh Maya agar segera meninggalkan tempat laknat itu. Angkasa menyeringai, ia sedikit puas begitu mendengar suara kesakitan Cristian, serta suara panik Metta yang ketakutan karena sadar mereka ketahuan orang lain.

Rasakan!

Dasar pasangan tidak tahu tempat!

Tangisan Maya semakin menjadi, terlihat ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan agar suara isakan tidak lolos keluar. Angkasa memilih membawa Maya tepat di area belakang labor biologi, tempat ini terasa sangat pas karena orang-orang sangat jarang berlalu di sini. Tempat ini menjadi sangat jarang dilalui, disebabkan oleh desas-desus perihal keangkeran belakang area labor yang juga terletak di sudut dan terpisah dari ruangan-ruangan lain. Entah siapa yang telah menyebarkan hal-hal berbau mistis seperti ini yang jelas, Angkasa kini merasa beruntung dan berterima kasih akan cerita beserta pencetus cerita mistis itu.

Setelah Maya merasakan tangan Angkasa telah tidak lagi menutupi pengelihatannya suara isakan akhirnya lolos begitu saja. Angkasa panik mendapati Maya kembali menangis, bahkan kini tangisnya lebih sedikit keras. Namun, ia tidak tahu caranya menghadapi wanita menangis ini termasuk kelemahan dari diri Angkasa yang kebanyakan dianggap orang luar sana sempurna. Ia mengusap wajahnya kasar, benar-benar merutuki tindakan pasangan tidak peka sejagat raya itu. Lihatlah hasil dari tindakan tidak senonoh mereka berujung kesakitan bagi gadisnya dan tentu juga dirinya!

Blind Date (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang