sadar perasaan

1.1K 120 3
                                    

Harusnya setelah ciuman pertama Mingyu dan Wonwoo terjadi, keduanya semakin dekat, tapi tidak, Mingyu malah menjauh dari Wonwoo. Penyebabnya adalah karena ia merasa malu, selalu merasa gugup jika berada di dekat Wonwoo, tapi entah kenapa, Mingyu tak bisa berhenti memikirkan hari itu, ia tidak tahu bahwa sebuah ciuman akan berdampak pada hubungan mereka dan terutama pada pikirannya sendiri.

Terkadang, jika keduanya bertemu di kampus, Mingyu akan menghindar, ia akan bergegas pergi dari hadapan Wonwoo dengan telinganya yang memerah. Wonwoo juga sadar dengan hal tersebut, ia membiarkan Mingyu dan bersikap seperti biasa. Wonwoo sudah hafal sangat dengan bagaimana Mingyu, jadi ia memberikannya waktu.

Butuh waktu selama beberapa minggu untuk membuat Mingyu perlahan luluh dan bersikap seperti biasa lagi terhadapnya. Benar-benar menggemaskan, sikap Mingyu selalu bisa membuat Wonwoo tersenyum dan merasa gemas dengannya.

Kali ini, Wonwoo sedang mengajar di kelas Mingyu, seperti biasa, ia akan menyampaikan materi, lalu memberi mahasiswa waktu untuk bertanya dan diakhir dengan pemberian tugas. Setelah jam ajarnya selesai, para mahasiswa satu persatu keluar dari ruang kelas tersebut. Sementara Wonwoo, ia membenahi barang-barangnya selama beberapa saat sebelum akhirnya ia keluar.

Wonwoo menyusuri lorong di lantai tiga untuk turun ke lantai pertama, tapi langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara Mingyu. Ia menoleh ke kanan kiri hingga ia menemukan keberadaan Mingyu dan Rowoon yang ada di balkon tengah lantai tiga tersebut, ia berjalan mendekat ke arah pintu, mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Kan kamu tahu kalo aku suka sama kamu Varo, waktu itu juga aku udah bilang bakalan nungguin kamu, terus kenapa kamu malah deketnya sama Pak Arka?" Tanya Rowoon.

Mingyu menatapnya dengan wajah murung. "Kalo kak David nggak mau nunggu nggak papa, kak David bisa suka sama orang lain kok, aku juga nggak suka sama kak David." Balasnya dengan sedikit memanyunkan bibirnya. Rowoon itu sudah cukup melewati batas, ia selalu mengikuti Mingyu dan bersikap protektif.

Wonwoo terus mendengarkan apa yang mereka bicarakan, meskipun ia sedikit takut jika Rowoon berbuat yang tidak-tidak terhadap Mingyu tapi ia berusaha untuk tetap tenang.

Sementara Rowoon, ia menatap Mingyu tidak percaya, ia menghela napasnya panjang. "Kamu suka sama pak Arka?" Tanyanya. Mingyu menatapnya tapi ia tidak menjawab, kedua matanya mengerjap lalu ia menunduk. "Iya kan kamu suka sama pak Arka." Tutur Rowoon lagi. "Terus kenapa kamu bilang iya waktu aku bilang mau nungguin kamu Varo.."

"Aku minta maaf.." Lirih Mingyu lalu ia mendongak. "Aku jawab gitu karena gugup kak.. Kak David kayak maksa aku.." Ucapnya dengan takut-takut. Ia menelan ludahnya dengan kasar, melihat perubahan wajah Rowoon yang terlihat marah.

"Jadi kamu nyalahin aku?" Rowoon menatapnya dengan bingung dan marah.

"E-enggak gitu kak, maaf.. Aku nggak bermaksud buat nyalahin kak David.." Kedua mata Mingyu mengerjap, ia menatap Rowoon dengan lekat. "Maafin aku kak.." Lirihnya lagi dan ia kembali menunduk.

"Sekarang kamu ikut aku." Rowoon meraih tangan Mingyu dan mencengkeramnya, ia berjalan ke arah pintu.

"K-kemana kak?" Tanya Mingyu sembari berusaha melepas cengkeraman Rowoon. Tapi Rowoon tak peduli, hingga langkahnya terhenti saat melihat Wonwoo berdiri di ambang pintu tersebut. "Pak Arka.." Lirih Mingyu.

Wonwoo berjalan mendekat, ia meraih tangan Mingyu dan melepaskannya dari cengkeraman Rowoon. "Mau kamu bawa kemana pacar saya?" Tanyanya dengan menatap Rowoon.

Tak hanya Rowoon yang menatap Wonwoo heran, tapi Mingyu juga. "Pak Arka pacarnya Varo?" Tanya Rowoon dan Wonwoo mengangguk untuk menanggapi. Ia kemudian menoleh ke arah Mingyu. "Varo, bener kamu pacarnya pak Arka?" Tanyanya.

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang