bahagia banget kayaknya

1K 124 3
                                    

Bugh..

Kepalan tangan kanan Wonwoo berhasil memukul dan membuat pria yang sedang menarik Irene itu terhuyung. Ia menatapnya dan bersiap untuk memukulnya lagi tapi pria itu segera kabur. Wonwoo menghela napasnya dan menoleh ke arah Irene yang menangis. Ia berjalan mendekat. "Kamu nggak papa?" Tanyanya dengan nada datar.

Irene mendongak, ia bangkit dan segera memeluk tubuh Wonwoo. "P-pak Arka.. Hiks.. Takut.." Lirihnya tapi Wonwoo segera melepas pelukannya, Wonwoo menarik tangannya, membuka pintu mobilnya dan mendorong Irene masuk. Ia masuk juga dan mengendarai mobil tersebut ke arah tempat tinggal Irene setelah ia bertanya.

Sampai di kos milik Irene, ia turun, membuka pintu mobil dan menarik Irene turun dari mobilnya, lalu ia memberikan ponselnya pada Irene yang memang terkejut karena ponselnya ada di tangan Wonwoo. "Saya benar-benar muak sama kamu Erina, udah cukup kamu ganggu hidup saya, terutama hubungan saya sama Varo." Ucap Wonwoo dengan marah, Irene menatapnya dengan sendu. "Saya nggak mau lagi berurusan sama kamu, sekali lagi kamu datang ke kehidupan saya, saya nggak akan tinggal diam." Lanjutnya lalu Wonwoo masuk ke mobilnya dan melaju pergi.

Irene menatap kepergian Wonwoo, ia lalu menatap layar ponselnya dan membukanya, mengecek galeri yang ternyata foto yang ia ambil sudah dihapus oleh Wonwoo. Tak hanya itu, nomor Wonwoo sudah diblok oleh Wonwoo sendiri dari ponsel tersebut. Sepersekian detik setelahnya, ponselnya ia banting di jalanan depan kosnya itu hingga rusak.

Wonwoo menghela napasnya panjang, ia terus melaju hingga sampai di depan rumahnya, setelah memarkirkan mobilnya, Wonwoo berjalan masuk, ia menutup dan mengunci pintu rumahnya, langsung melangkah menuju kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur tersebut.

Ia menatap langit-langit kamarnya sembari terdiam memikirkan Mingyu, mungkin ia harus lebih menunjukkan perasaannya terhadap Mingyu, karena bagaimana pun, ia sendiri juga lelah dengan orang-orang yang datang mengacaukan kehidupannya. Wonwoo tak mau lagi ada orang lain selain Irene yang membuat hidupnya berantakan seperti sekarang, apalagi itu begitu berpengaruh dengan hubungannya bersama Mingyu.

Wonwoo lalu menarik selimut, melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Ia memejamkan kedua matanya untuk mulai tidur kembali.

••••••

Mobil Wonwoo berhenti tepat di depan gerbang rumah Mingyu, ia turun dan melangkah memasuki rumah tersebut, mendapati ibunya Mingyu yang sedang berada di ruang tamu. "Pagi bu.." Sapanya dan Nyonya Mahendra menoleh.

"Oh, nak Arka.. Jadi perginya?" Tanyanya dan Wonwoo mengangguk untuk menanggapi. "Mingyu mungkin lagi siap-siap, tadi udah sarapan juga, panggil aja di kamarnya." Lanjutnya.

"Iya Bu, makasih." Wonwoo kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamar Mingyu, ia membuka pintu kamar tersebut.

Mingyu terkejut, ia langsung mengambil sweater dan memakainya. "Pak Arka kok nggak ketuk pintu dulu.." Ucap Mingyu dengan kesal sembari merapikan bajunya. Ia juga memanyunkan bibirnya membuat Wonwoo terkekeh melihatnya karena gemas.

Wonwoo berjalan mendekat ke arah Mingyu. "Kan nggak tahu kamu lagi ganti baju, toh juga saya pernah liat kamu telanjang Varo, masa masih malu sih.." Goda Wonwoo sembari mencolek hidung Mingyu.

Mingyu masih memasang wajah kesal dan bibir manyunnya. "Tapi kan itu waktu Gyu masih kecil." Balasnya, ia meraih tas yang akan ia bawa, memasukkan beberapa barangnya lalu menggendongnya. "Kita mau kemana aja pak?" Tanya Mingyu.

"Nggak ada rencana, nanti ke tempat yang kamu pengen aja." Jawab Wonwoo, ia meraih tangan Mingyu dan membuat empunya menatapnya dengan heran. "Kamu sekarang pengen kemana?" Tanyanya sembari berjalan keluar dari kamar tersebut dengan menggandeng Mingyu.

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang