rasa bersalah

1K 90 5
                                    

"Sudah pindah mas, baru kemarin." Jawab seorang ibu-ibu yang berdiri di balik pintu rumah Jaehyun, yang alamatnya Myungho dapatkan dari temannya.

Wonwoo yang masih dengan wajah khawatirnya bertanya, "Ibu tahu nggak pemilik rumah sebelumnya pindah kemana?" Tanyanya.

Ibu itu menggelengkan kepalanya. "Kurang tahu mas.. Soalnya dia juga buru-buru kemarin pindahnya, nggak tahu kenapa. Ibu aja saya baru pindah ke sini siang tadi." Balasnya.

Wonwoo mengangguk kecil. "Makasih bu." Balasnya dan ia berbalik, berjalan ke arah mobilnya.

Myungho berpamitan dengan ibu itu, ia lalu mengejar Wonwoo yang menunduk, sembari bersandar di mobil tersebut. "Pak Arka.." Panggilnya dengan lirih.

Wonwoo terdiam, ia menangis meskipun tak mengeluarkan suaranya, kedua telapak tangannya menutupi wajahnya sendiri. Ia terus memikirkan Mingyu, merasakan hal buruk terjadi pada suaminya.

Ia tidak tahu harus kemana lagi mencari keberadaan Mingyu, hari sudah malam, Mingyu belum 24 jam sejak menghilang, ia tidak bisa melapor ke polisi. Saat ini, Wonwoo benar-benar merasa frustrasi.

Myungho yang menatap Wonwoo hanya menunduk menghela napasnya. "Pak Arka.. Gimana?" Tanyanya, karena ia juga bingung sendiri. Ia mendapat alamat rumah baru Jaehyun tapi nyatanya malah Jaehyun sudah pindah lagi.

Wonwoo mendongak setelah menghapus air matanya. "Saya juga nggak tahu Jason.." Lirih Wonwoo. "Kenapa saya bodoh banget, harus ninggalin Varo sendirian di rumah.." Lanjutnya.

Myungho mendekat, ia berdiri di samping Wonwoo. "Nggak ada yang tahu bakal kejadian gini pak.. Kita berdoa aja, semoga Varo baik-baik aja." Ucapnya sembari menepuk pundak Wonwoo.

Wonwoo mengangguk untuk menanggapi, ia mendongak dan berdiri lebih tegap. "Kamu ada kenalan yang deket nggak sama Arlon?" Tanyanya.

"Sebentar pak." Myungho meraih ponselnya, ia menghubungi beberapa temannya, namun nihil, tak ada yang tahu dimana alamat rumah Jaehyun yang baru.

Keduanya sama-sama terdiam, sampai akhirnya ponsel Mingyu yang ada di dalam saku celana Wonwoo berdering, Wonwoo langsung meraihnya dan mengangkat telepon dari nomor tak dikenal itu.

"M-mas Arka.. Hiks.. Mas Arka tolongin adek.." Dari panggilan tersebut, muncul suara Mingyu yang bergetar dan serak.

"Dek.. Kamu di mana sekarang..?" Tanya Wonwoo dengan khawatir.

"Di.. Di rumah Arlon..."

"Mas.. Mas butuh alamatnya dek.. Kamu dimana hm?" Wonwoo menelan ludahnya kasar, mendengar tangisan Mingyu yang terus terisak.

"Di sekitar jl. xx.." Balas Mingyu dengan berbisik, lalu panggilan tersebut mati begitu saja.

"Dek?" Wonwoo menatap layar ponselnya, ia menatap Myungo. "Ayo Jason.." Ajaknya dan keduanya memasuki mobil tersebut.

Mingyu, saat Jaehyun sedang membersihkan diri, ia menelepon nomornya sendiri yang ia hafal menggunakan ponsel Jaehyun yang ada di lantai kamar tersebut.

Ia juga bangkit dan melihat ke arah jendela, beruntung ia menemukan plang hijau bertuliskan jalan rumah Jaehyun tersebut. Setelah itu, ia kembali ke tempat tidur. Meletakkan kembali ponsel Jaehyun di tempatnya.

Mingyu menelan ludahnya kasar, ia menarik selimut, menutupi seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan kepalanya. Ia menatap ke arah pintu kamar mandi yang tak lama kemudian, terbuka.

Jaehyun menatap Mingyu, ia berjalan ke arah koper yang ada di lantai dan mengambil baju, lalu memakainya. Setelah selesai, ia berjalan ke arah Mingyu, duduk di sisi ranjang sembari menatap lekat Mingyu.

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang