yang lain

987 118 2
                                    

Mingyu terbangun dari tidurnya dengan Wonwoo yang memeluknya, kedua matanya mengerjap karena terkena cahaya matahari pagi, Mingyu mendongak dan melihat Wonwoo yang masih tertidur lelap. Ia memperhatikan wajah Wonwoo dengan lekat, kedua matanya terus menilik bagaimana lekuk wajah Wonwoo.

Tangan kirinya terangkat, ia menyentuh wajah Wonwoo dengan jemarinya, mengusapnya dengan gerakan lembut dan membuat dirinya sendiri tersenyum karena hal tersebut. Jemarinya bergerak di atas tulang pipi Wonwoo, ia mengusapnya dan membuat empunya sedikit menggeliat lalu Mingyu menjauhkan tangannya.

Ia dengan takut menatap Wonwoo, takut membuat Wonwoo merasa terganggu dengan tidurnya. Dengan perlahan, Mingyu membalik tubuhnya, ia akan bangkit tapi tubuhnya tiba-tiba ditahan oleh Wonwoo. Perutnya dipeluk erat oleh Wonwoo, ia menoleh dan menatap Wonwoo yang sudah membuka matanya dan menampilkan senyum. "P-pak Arka.." Lirih Mingyu.

Wonwoo mendekatkan tubuh mereka, tangan kanannya terus memeluk Mingyu dengan erat. "Selamat pagi Varo.." Ucapnya.

"P-pagi.." Mingyu mengalihkan pandangannya, ia menunduk dan menatap tangan Wonwoo yang melingkar di perutnya. "Pak Arka.. Lepas, Gyu mau bangun.." Ucapnya dengan lirih.

"Kamu mau kemana hm? Kan hari ini hari minggu." Balas Wonwoo, ia malah mengeratkan pelukannya pada Mingyu. "Kamu juga udah mulai libur kan?" Tanyanya dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi.

Mingyu terdiam, ia hanya merasa aneh pada dirinya sendiri, semakin hari semakin ia merasa dirinya tak ingin berpisah dengan Wonwoo. Apalagi sejak ciuman pertamanya dengan Wonwoo terjadi, ia memang menghindari Wonwoo, tapi ia terus memikirkan Wonwoo. Tidak ada bedanya.

Dan kali ini, ia dan Wonwoo tidur satu ranjang, bahkan ia terlelap di dalam pelukan Wonwoo karena semalam ada pemadaman listrik, Mingyu tak tahu ia tertidur jam berapa, yang ia tahu hanyalah ia yang terus memeluk Wonwoo hingga ia terlelap sendiri. Bangun dan masih di pelukan Wonwoo.

Keduanya tak saling berbicara selama beberapa menit, sampai akhirnya Wonwoo membalik tubuh Mingyu dan membuat keduanya tidur miring saling berhadapan. Ia menatap Mingyu yang terus menunduk, melihat sedikit telinga Mingyu yang memerah. Tangan kanannya bergerak mengusap rambut Mingyu dengan lembut.

Kedua mata Mingyu mengerjap lucu, ia yang merasa gugup mengalihkan pandangannya dari Wonwoo dengan menunduk. Berkali-kali ia menelan ludahnya dengan kasar, kupu-kupu berterbangan di perutnya dan Mingyu sudah tidak tahu harus bagaimana lagi, tubuhnya serasa meremang dan lemas.

Ia terdiam, bahkan ketika tangan Wonwoo tiba-tiba meraih dagunya dan membuatnya mendongak. Ia melihat Wonwoo yang mendekat, kedua matanya ia pejamkan dengan erat, dan tak lama dari itu, ia merasakan bibir Wonwoo menyentuh bibirnya. Dan itu semakin membuat Mingyu kalang kabut, juga ingatan mengenai ciuman pertamanya dengan Wonwoo melintas di pikirannya.

Bibir Wonwoo bergerak sedikit untuk melumat bibir bawah Wonwoo, tangannya mengusap wajah Mingyu yang memerah. Ia lalu melepas ciuman tersebut dan mencium kening Mingyu dengan lembut. Ia menatap Mingyu yang masih gugup dan memejamkan kedua matanya. Ia lalu mendekat ke arah telinga kiri Mingyu. "Nggak papa Varo.. Kan kamu juga suka sama saya." Bisiknya.

Mingyu menelan ludahnya dengan kasar, ia membuka kedua matanya dan langsung mendorong Wonwoo untuk menjauh, ia bangkit dan turun dari tempat tidur. "Gyu mau mandi.." Ucapnya dan bergegas ke kamar mandi. Wonwoo benar-benar tidak baik untuk jantungnya, selalu saja membuat jantungnya akan melompat dari dalam tubuhnya.

•••

Mingyu mengantar Wonwoo keluar dari rumah tersebut, ia melambaikan tangannya sembari tersenyum, melihat kepergian Wonwoo lalu ia kembali masuk ke dalam rumah, ia menghampiri ibunya yang duduk di sofa ruang tamu sedangkan ayahnya sedang membersihkan diri.

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang