semakin membingungkan

1.1K 133 14
                                    

"Kamu cemberut terus kenapa si Varo?" Wonwoo sedikit menoleh, menatap Mingyu yang terus menatap keluar jendela.

"Nggak kok." Jawab Mingyu tanpa menoleh ke arah Wonwoo. Yang ada di pikirannya adalah bagaimana bisa ia merasa kesal saat Wonwoo dekat dengan orang lain, benar kata ibunya, ia tidak seharusnya bersikap seperti itu. Ia tidak bisa menghalangi Wonwoo untuk dekat dengan siapapun yang Wonwoo mau.

Wonwoo menghela napasnya, ia terus melaju menuju rumah Mingyu, sampai di rumah pun tak ada percakapan lain, Mingyu langsung keluar dari mobilnya dan pergi masuk begitu saja. Wonwoo menutup pintu mobilnya dan masuk, ia mendapati ayah Mingyu yang duduk di sofa ruang tamu, mendekat dan menyapanya dan ia menyampaikan maksud kedatangannya.

Sekitar jam sembilan Wonwoo baru selesai melakukan pembahasan dengan Tuan Mahendra, bahkan tadi sempat makan malam bersama dan tingkah Mingyu sama saja, ia hanya terdiam, tidak seperti biasanya yang bisa dibilang, Mingyu itu banyak omong.

Sebelum Wonwoo benar-benar pulang, ia memutuskan untuk menemui Mingyu terlebih dahulu, ia berjalan menaiki anak tangga, membuka pintu kamar Mingyu dan mendapati Mingyu yang sedang membaca buku di meja belajarnya. "Varo.." Panggilnya dan Mingyu menoleh.

Ia menutup bukunya dan bangkit dari duduknya, berjalan ke arah Wonwoo. "Pak Arka mau pulang?" Tanyanya dan Wonwoo mengangguk untuk menanggapi. "Hati-hati." Lanjut Mingyu.

Wonwoo menatapnya dengan lekat, wajah Mingyu masih saja sedatar seperti siang tadi. "Kamu kenapa sih? Dari tadi siang muka kamu keliatan kesel banget." Tanya Wonwoo, ia terus mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa Mingyu membuka pintu untuknya meskipun Mingyu sendiri tidak sadar dengan hal tersebut.

Mingyu memanyunkan bibirnya, ia berjalan ke arah tempat tidur dan mendudukkan dirinya di sisi ranjang tersebut. Wonwoo mengikuti. "Kak Erina kayaknya nggak suka deh sama Gyu." Lirihnya sembari menunduk.

"Kenapa kamu bisa ngomong gitu?" Tanya Wonwoo dengan terus memperhatikan Mingyu.

Mingyu menghela napasnya. "Gyu juga nggak tahu, tapi dari tatapan kak Erina, dia kaya nggak suka banget sama Gyu, Gyu jadi enggan buat ngomong sama kak Erina." Mingyu menoleh dan menatap Wonwoo. "Apa Erina nggak suka ya Gyu kaya gini?" Tanyanya dengan lirih.

Wonwoo menggeleng pelan. "Kamu tahu kan Erina suka sama saya?" Tanya Wonwoo dan Mingyu mengangguk kecil. "Mungkin dia cemburu karena kamu deket sama saya." Wonwoo tersenyum tipis, ia melihat perubahan wajah pada Mingyu yang malah terlihat kesal.

"Jadi Gyu harus jauh-jauh dari pak Arka?" Tanya Mingyu dengan kesal, ia memanyunkan bibirnya dan dahinya mengernyit.

Wonwoo tentu saja menggeleng. "Nggak Varo, saya lebih suka deket sama kamu daripada sama Erina, kamu nggak perlu jauh-jauh dari saya." Balas Wonwoo.

Mingyu menatapnya dengan lekat, ia menghela napasnya lalu menunduk. "Kata mama, Gyu nggak punya hak buat ngelarang pak Arka deket sama siapapun." Ia menautkan kedua jemari tangannya dan bergerak acak. "Tapi Gyu kesel kalo pak Arka deket sama orang lain."

"Kamu keselnya kenapa hm?" Tanya Wonwoo.

"Gyu cuma nggak mau nanti Gyu diganti sama orang lain, nanti pak Arka nggak ada waktu lagi buat Gyu, terus nanti pak Arka jauh sama Gyu." Kepalanya semakin menunduk, menandakan ia benar-benar tidak ingin hal itu terjadi.

Wonwoo sedikit tersenyum, jauh dalam hatinya, ia merasa senang karena Mingyu tidak ingin jauh darinya. Tangan kirinya bergerak mengusap kepala Mingyu. "Kamu nggak bakal digantikan sama siapapun, entah Erina atau orang lain." Ucapnya.

Mingyu mendongak dan menatap Wonwoo. "Gyu boleh peluk?" Tanyanya dengan lirih.

"Kamu nggak perlu ijin Varo." Ia meraih tubuh Mingyu dan memeluknya, mengusap punggung juga kepala belakang Mingyu. Sepertinya, kamu punya perasaan buat saya Mingyu, cuma kamu belum sadar. Batin Wonwoo, ia sedikit tersenyum simpul.

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang