bangkit lagi

1K 83 2
                                    

Kedua mata rubah Wonwoo menatap Mingyu yang berbaring membelakanginya. Siang ini, ia baru pulang dari rumah sakit dan Wonwoo meminta izin beberapa hari untuk tidak pergi ke kampus untuk menjaga Mingyu.

Selama Mingyu di rumah sakit, ia mengurus kasus tersebut dan menjebloskan Jaehyun ke penjara, tapi sekali lagi, itu tak mengubah apapun pada Mingyu. Ia masih saja sering merenung beberapa hari ini.

Kedua langkah kaki Wonwoo mendekat ke arah tempat tidur, ia mendudukkan diri di sisi ranjang. Tangan kirinya terulur menyentuh lengan Mingyu dan Mingyu langsung berbalik dan menepisnya.

Kedua mata Mingyu mengerjap. "Mas Arka? Maaf mas.." Lirihnya, ia bangkit duduk dan menunduk.

Wonwoo tersenyum, ia mengusap wajah Mingyu dengan lembut. "Mas harusnya yang minta maaf karena ngagetin kamu." Balasnya. Kepala Mingyu mendongak, menatap suaminya dengan lekat. "Siang ini makan diluar mau?" Tanya Wonwoo.

Mingyu langsung menggelengkan kepalanya. "Adek nggak mau keluar.. Adek mau makan di rumah aja." Balasnya dengan wajah sedihnya.

"Ya udah, mas masak dulu ya. Kamu istirahat." Wonwoo tersenyum dan mendapat anggukan dari Mingyu. Ia mendekat untuk mencium kening Mingyu tapi Mingyu menahan dadanya.

Wonwoo sedikit menghela napasnya, ia bangkit mengusap kepala Mingyu dengan lembut dan berjalan keluar dari kamar.

Mingyu menatap kepergian suaminya, ia terdiam sembari meremas selimut yang menutupi bagian tubuh bawahnya. Lalu rasa bersalahnya pada Wonwoo muncul, perasaan bagaimana tubuhnya kini lebih pada waspada terhadap sentuhan orang lain, termasuk suaminya sendiri.

Dan kejadian itu, muncul lagi di kepalanya. Bagaimana Arlon yang memaksa dirinya, membuat sakit tubuhnya, memukulnya jika ia memanggil nama suaminya. Itu semua membuat air matanya kembali turun.

Mingyu menggigit bibir bawahnya, ia menyibak selimut dan turun dari tempat tidur. Ia tidak mau sendirian, karena jika ia sendirian, ia akan mengingat kejadian itu terus menerus. Ia sama sekali tidak bisa mengeluarkannya dari pikirannya.

Ia membuka pintu kamar, berjalan ke arah dapur dan melihat Wonwoo yang sedang memasak. Ia mengerjap kecil. "M-mas Arka.." Panggilnya dengan lirih.

Wonwoo menoleh, ia berbalik dan mendapati Mingyu yang menangis. "Hey, kenapa sayang?" Tanyanya sembari mendekat. "Kenapa hm?" Ia mengusap wajah Mingyu, menghapus air mata di wajahnya, tapi tetap saja kembali turun dari kedua mata Mingyu.

Mingyu menelan ludahnya kasar, tenggorokannya tercekat dan ia enggan mengeluarkan apa yang ada di pikirannya. "Mas Arka.. Hiks.." Tubuhnya terperosok tapi Wonwoo segera meraihnya, memeluk Mingyu yang bersimpuh di lantai tersebut.

Wonwoo menahan dirinya untuk tidak menangis, ia terus mengusap punggung dan rambut belakang Mingyu dengan lembut.

Kedua tangan Mingyu meremas baju yang Wonwoo gunakan, ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher suaminya. "Mas Arka.." Tangisannya semakin menjadi.

"Mas di sini sayang.." Wonwoo mengecup pucuk kepala Mingyu dengan lembut. Ia lalu melepas pelukan tersebut dan menangkup wajah Mingyu. "Cerita ke mas.. Apa yang kamu pikirin.." Pintanya.

Kedua mata karamel merah Mingyu menatapnya dengan sedih. Menatap wajah Wonwoo yang begitu khawatir padanya. Tapi ia tak bisa mengeluarkan apapun dari mulutnya. "Hiks.. Mas.." Lirihnya.

Wonwoo mengerjap, ia mengangguk kecil sembari tersenyum. "Nggak papa.. Adek bisa cerita kapanpun sama mas.." Ia menghapus air mata di wajah Mingyu.

"A-arlon jahat.. hiks.. Arlon jahat mas.." Rengek Mingyu, karena dipikirannya masih berputar kejadian beberapa hari lalu.

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang