cinta pertama

1.5K 100 7
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi dan Wonwoo baru saja membuka kedua matanya, ia mengerjap, kedua matanya itu berusaha membiarkan cahaya matahari yang masuk melalui celah di jendela kamarnya. Ia lalu menoleh dan menatap Mingyu yang masih tertidur pulas di sampingnya. Ia tersenyum simpul, tangannya terulur mengusap wajah Mingyu dan membuatnya menggeliat lucu.

Wonwoo sedikit mendekat, ia mengecup bibir Mingyu selama beberapa saat sebelum akhirnya melepasnya. "Selamat pagi sayang.." Lirihnya. Ia sedikit memundurkan tubuhnya saat melihat Mingyu yang semakin menggeliat dan kedua kelopak matanya yang perlahan terbuka, ia menatap Mingyu yang berusaha untuk membuka kedua matanya dengan lekat. Menyunggingkan senyum saat kedua matanya bertemu tatap dengan Mingyu.

Kedua mata Mingyu membulat, wajahnya langsung memerah dan ia menarik selimut untuk menutupi wajahnya, ia mengingat tentang kejadian semalam, bahkan ia masih merasakan sakit pada tubuhnya. Wonwoo menatapnya dengan terheran. "Dek.. Kenapa?" Tanya Wonwoo sembari berusaha menarik selimut yang menutupi wajah suaminya tapi malah ditahan oleh Mingyu.

Kepala Mingyu menggeleng, ia terus menutupi kepalanya, hingga tak lagi merasakan pergerakan Wonwoo, ia menurunkan selimutnya, hanya sebatas mata dan dahinya yang terlihat. Ia mengerjap saat melihat wajah Wonwoo yang begitu dekat. "Mas Arka.. Jangan liatin kaya gitu.." Ucapnya dengan sedikit merengek.

Suaminya itu malah terkekeh dan semakin mendekat. "Emang kenapa kalo mas liatin adek kaya gini hm?" Tanya Wonwoo dengan nada yang menggoda.

Mingyu memanyunkan bibirnya, meskipun tak terlihat oleh suaminya sendiri. "Malu mas.." Rengeknya kemudian.

"Nggak usah malu dek, semalem malah lebih parah." Balas Wonwoo.

Mingyu langsung mengeluarkan tangannya dan memukul dada Wonwoo cukup keras. "Mas Arka ih.. Ngeselin.." Ia memanyunkan bibirnya dan mengalihkan pandangannya dari Wonwoo.

Tangan Wonwoo mengusap rambut Mingyu, ia mendekat dan mengecup kening Mingyu dengan lembut. "Nggak papa sayang, adek nggak perlu malu, harus di biasain." Balas Wonwoo.

Mingyu menatapnya dengan lekat lalu ia mengangguk perlahan. "Adek nggak mau masak, masih sakit.." Lirihnya kemudian.

"Nggak papa, biar mas yang masak nanti, kamu istirahat aja." Setelah mendapat anggukan dari Mingyu, ia mengecup kening Mingyu lagi dan turun dari tempat tidur. Ia masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan keluar membawa baju kotornya dan Mingyu. "Mas keluar dulu ya, kalo ada apa-apa panggil aja." Ucapnya dan Mingyu mengangguk.

Wonwoo mengambil seprei yang semalam keduanya gunakan dan membawanya keluar, ia kemudian mencucinya di mesin cuci. Sembari menunggu, Wonwoo membuka kulkas dan ia akan memasak untuknya dan untuk Mingyu. Kedua tangannya baru memotong-motong bahan tapi ia langsung mendengar panggilan dari Mingyu.

"Mas Arka..!" Seru Mingyu.

Wonwoo bergegas membuka pintu dan mendekat. "Kenapa hm?"

"Haus.." Kedua matanya mengerjap lucu, membuat suaminya itu gemas melihatnya. Wonwoo mengangguk kecil lalu keluar, ia kembali masuk dengan membawa minum dan membantu Mingyu untuk meminumnya. "Makasih.." Ucap Mingyu.

Wonwoo keluar lagi, ia meneruskan aktivitasnya, memotong bahan-bahan yang ia butuhkan untuk membuat sop. Sepuluh menit kemudian, namanya kembali terpanggil oleh suaminya.

"Mas Arka..!"

Ia menghela napasnya dan kembali ke kamar. "Ada apa lagi sayang?" Tanyanya sembari mendekat.

"Adek bosen, mau keluar tapi nggak bisa." Balas Mingyu, sama dengan kedua matanya yang mengerjap lucu seperti tadi.

Wonwoo mengangguk, ia kemudian membantu Mingyu untuk bangkit. Mingyu meringis lirih saat merasakan pinggangnya yang remuk, ia berjalan dengan berpegang pada Wonwoo dengan begitu erat. Wonwoo membawanya ke ruang tamu, ia mendudukkan Mingyu dengan perlahan di sofa. "Shh.. Mas Arka.. Sakit.." Rengek Mingyu.

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang