coba aja katanya

993 85 2
                                    

Kedua mata Mingyu mengerjap kecil, ia menelan ludahnya kasar, jelas sekali terlihat di jakunnya yang naik turun. Ia menatap Wonwoo yang menatapnya dengan tatapan gelap, keduanya baru melepas ciuman mereka. Dengan Wonwoo yang masih menghimpit suaminya dengan wastafel.

Jamari Wonwoo bergerak naik, mengusap tubuh suaminya yang masih memakai pakaian lengkapnya dengan seduktif. Tangan kanannya meraih pinggang Mingyu, sedikit menghentakkannya hingga membuat empunya tersentak.

Ia menahan kedua tangannya di dada Wonwoo, sekali lagi, Mingyu menelan ludahnya kasar saat Wonwoo mendekatkan wajahnya dan bibir keduanya kembali bersentuhan. "Ha-eummhh.." Lenguh Mingyu lirih.

Ia meremas baju yang Wonwoo gunakan, guna mengekspresikan bagaimana ia yang sedikit terkejut dengan lidah Wonwoo yang tiba-tiba masuk ke dalam mulutnya dan langsung melilit lidahnya.

Matanya terpejam erat, menerima setiap sentuhan yang suaminya berikan. Tubuhnya terus didekatkan Wonwoo dengan posesif, tak ada jarak dari tubuh mereka.

Wonwoo menarik tubuh suaminya, ia sedikit berputar dan berjalan, membuat suaminya dengan terpaksa berjalan mundur dengan kewalahan karena juga sedang berusaha mengimbangi ciumannya.

Terus seperti itu, sesekali Wonwoo melepas ciuman untuk menghirup oksigen, lalu ia akan mencium Mingyu lagi. Keduanya berhenti di samping pintu kamar. Tangan kiri Mingyu meraih ganggang pintu tapi Wonwoo menahannya dengan tangan kanannya.

Ia menggenggam pergelangan tangan Mingyu dan menaikkannya, menguncinya dengan tembok dibelakang Mingyu di atas kepala suaminya.

Mingyu menatap Wonwoo dengan lekat ketika tangan kiri Wonwoo meraih tangannya dan dikuncinya bersamaan tangan kirinya. Lalu Wonwoo mendekat dan mencium bibirnya, tak memberi sedikit celah pun untuk Mingyu bisa mengelak.

Kedua tangannya ditahan di atas kepalanya dengan begitu kuat oleh Wonwoo. Ia hanya bisa menerima setiap lumatan bibir Wonwoo pada bibirnya, yang lalu turun ke arah lehernya.

Kecupan demi kecupan Wonwoo lakukan pada kulit leher Mingyu sebelum ia menjilatinya, lalu menyesapnya dan meninggalkan tanda merah yang akan berada di sana selama beberapa hari kedepan.

Mingyu menoleh ke arah kiri, membuat Wonwoo semakin leluasa menikmati leher bagian kanannya. Ia menggigit bibir bawahnya saat merasakan bagaimana lidah Wonwoo bergerak menyapu kulitnya. "M-mashh..." Lenguhnya.

Wonwoo tersenyum simpul, ia sedikit menjauhkan wajahnya dari leher Mingyu. Menatap suaminya yang wajah dan telinganya memerah. "So cute.." Pujinya dan itu semakin membuat detak jantung Mingyu berdetak tak karuan.

Ia mendekat dan mengecup dagu Mingyu, turun dan membuat tanda di jakut Mingyu yang sudah mendongakkan kepalanya. Tangan kanannya melepas tangan kiri Mingyu.  Lalu ia membuka pintu di samping mereka dan menarik Mingyu masuk begitu saja.

Menghempaskan tubuh suaminya di atas tempat tidur, Wonwoo berbalik dan menutup pintu lalu menguncinya. Ia kembali pada Mingyu, berjalan ke arah suaminya yang sedang berusaha untuk bangkit duduk dengan ia yang melepas kancing baju tidurnya.

Melepas baju tersebut dan menjatuhkannya begitu saja di lantai, ia menampilkan senyumannya menatap Mingyu yang menatap tubuhnya dengan kedua mata yang melebar.

Kedua kaki Wonwoo menaiki tempat tidur, ia mendekat ke arah Mingyu dan duduk di samping kanannya. Tangannya bergerak untuk membuka kancing baju Mingyu dan Mingyu segera menahan tangan kanannya.

Mata Mingyu mengerjap, ia mengalihkan pandangannya dari Wonwoo. "U-udah malem mas.. A-adek ngantuk.." Ucapnya.

"Baru jam delapan sayang.. Besok juga hari minggu, adek bisa bangun siang."

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang