ancaman

1.2K 85 3
                                    

Kedua langkah kaki Mingyu terhenti di samping meja di ruang tamu, ia meletakkan minum yang ia bawa dari dapur tadi lalu mendudukkan diri si samping Wonwoo. Menatap suaminya yang sedang mengecek skripsi yang ia buat selama beberapa hari ini. Mingyu jadi lebih mudah bimbingan dengan Wonwoo, ia tak perlu ke kampus dan melakukannya di rumah.

Sudah berjalan satu bulan pernikahan mereka dan Mingyu mulai merasakan bagaimana kehidupan pernikahan itu yang seperti apa, ia bangun lebih pagi untuk membuat sarapan, menyiapkan baju untuk Wonwoo, membersihkan rumah, mencuci baju, dan melakukan beberapa hal yang lainnya saat Wonwoo berada di kampus untuk mengajar. Terkadang Mingyu juga mengantar bekal makan siang untuk Wonwoo ke kampus, atau ia yang pergi ke rumah kedua orang tuanya. Tanpa sadar, ia menjadi diri yang lebih bertanggung jawab, bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk Wonwoo juga.

Mingyu menggeser duduknya untuk lebih mendekat ke arah Wonwoo, ia memperhatikan layar laptopnya. "Gimana mas?" Tanya Mingyu.

Wonwoo menoleh. "Bentar dek, bagian metode penelitian masih ada beberapa revisi." Balasnya dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi. Ia lalu mengambil ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul empat sore. Mingyu akan bangkit tapi terlebih dahulu Wonwoo menahan tangannya dan menoleh. "Untuk bagian ini, kamu bisa make studi sejarah sama studi dokumen. Nanti mas kasih list buku-bukunya dan kamu bisa pinjem di perpus, nah untuk analisisnya, ini udah baik, cuma lebih panjangin aja dek penjabarannya." Ucap Wonwoo.

Mingyu mengangguk paham. "Jadi adek kurangnya yang bagian ini, sama ini kan?" Tanya Mingyu sembari menunjuk layar laptopnya, Wonwoo mengangguk untuk menanggapi. "Oh iya, kan ini adek make kualitatif, jadi nanti hasil analisis datanya tetep bisa pake metode informal kan?" Wonwoo mengangguk lagi. "Okay, makasih mas." Mingyu tersenyum dan mengambil laptopnya, ia mengecek beberapa hal yang Wonwoo beri komentar lalu menyimpan file tersebut dan mematikan laptopnya. Mingyu biasa mengerjakan skripsinya saat siang hari sembari menunggu suaminya pulang.

Sementara Wonwoo, ia meraih minum yang Mingyu bawa tadi dan meneguknya separuh, lalu ia menatap Mingyu. "Adek kayaknya bakal cepet lulus deh." Ucap Wonwoo dan Mingyu menoleh. "Formalnya kamu bimbingan delapan kali, tapi tiap hari kamu nanya mas." Lanjutnya.

Mingyu terkekeh pelan dan meletakkan laptopnya di atas meja, ia menyandarkan kepalanya di pundak Wonwoo. "Kan itu mas sendiri yang minta, buat adek bimbingannya sama mas aja. Kan mas yang ngajuin diri." Balasnya, Wonwoo meraih tangannya dan mengusapnya lembut. "Mas emang ada bimbingan sama mahasiswa lain?" Tanya Mingyu.

"Ada, beberapa temen angkatan kamu sama kakak tingkat kamu." Wonwoo menunduk dan memperhatikan tangan Mingyu dengan lekat. "Mas pengen pergi honeymoon sama kamu dek." Ucapnya tiba-tiba.

Mingyu mengernyit bingung, ini pertama kalinya Wonwoo membahas mengenai bulan madu, sebelumnya tidak pernah. "Kemana?" Tanyanya.

"Kamu pengennya kemana?"

Mingyu mendongak dan menggeleng. "Aku belum tahu, masih mikirin skripsinya.." Ia memanyunkan bibirnya dengan gemas. "Mas Arka kan juga kerja.. Emang mau kapan?"

"Iya, makanya." Wonwoo menghela napasnya. "Nunggu kamu lulus dan pas mas nggak ada kerjaan, kalo lagi libur semester misalnya."

Kepala Mingyu mengangguk kecil untuk menanggapi. "Jadi adek harus udah sidang di semester ini ya biar cepet?"

"Sebisanya adek aja, mas nggak maksa." Balas  Wonwoo sembari tersenyum dan Mingyu mengangguk pelan. Wonwoo kemudian menangkup wajah Mingyu dengan kedua tangannya. "Malam ini, biar mas yang masak."

"Enggak usah, biar adek aja.."

"Nggak papa sayang.." Rambut Mingyu di usap oleh Wonwoo dengan lembut. "Mau masakin apa hm?"

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang