cemburu?

1.4K 156 1
                                    

Mingyu berdiam diri di kamarnya, ia berdiri di balik jendela kamarnya, ia tengah memikirkan kejadian beberapa hari lalu, saat di mana Wonwoo mendapat ciuman dari Irene di bibirnya. Ia menghela napasnya panjang, Mingyu masih tidak mengerti kenapa ia merasa kesal dengan hal tersebut. Ia benar-benar tidak mengerti dengan dirinya sendiri yang merasa jengkel.

Bahkan kemarin ia tidak memperhatikan Wonwoo saat Wonwoo mengajar, ia merasa marah pada Wonwoo dan tidak ingin berbicara pada Wonwoo. Pesan dan panggilan Wonwoo ia abaikan, membuatnya semakin kesal sendiri dengan tingkahnya itu. Mingyu benar-benar bingung dengan jalan pikirannya.

Pintu kamarnya terbuka, ia menoleh dan mendapati ibunya masuk. Kedua kakinya bergerak mendekat ke arah ibunya. "Kenapa ma?" Tanya Mingyu, masih dengan wajahnya yang cemberut, yang selama beberapa hari ini tidak hilang dari wajahnya.

Ibunya menghela napasnya. "Kamu kenapa sih? Apa yeng terjadi hm? Kenapa kamu cemberut terus?" Tanya ibunya sembari mendekat, ia mengusap lengan Mingyu, yang kini jauh lebih tinggi dibanding dirinya. Mingyu menggeleng, ia enggan untuk bercerita, membuat ibunya kembali menghela napasnya, tapi ibunya juga tahu bahwa ia tidak bisa memaksa Mingyu. "Ada nak Arka di bawah, katanya mau ketemu sama kamu." Ucapnya kemudian.

Mingyu menggeleng lagi. "Gyu nggak mau ketemu sama pak Arka." Ucapnya dengan kesal, ia mendudukkan dirinya di sisi tempat tidurnya.

"Kamu pasti cemberut gitu gara-gara nak Arka. Kenapa sayang?" Ibunya mendekat dan mendudukkan dirinya di samping putranya. "Kenapa sama nak Arka hm?" Tanyanya lagi sembari mengusap lengan kiri Mingyu.

Mingyu menunduk, ia menatap kedua tangannya. "Gyu kesel ma.. Masa pak Arka tiba-tiba dicium sama kakak tingkat, terus pak Arka bilang kalo nggak ada apa-apa, mereka cuma sekedar mahasiswa sama dosen gitu." Ia memanyunkan bibirnya.

"Lah emang kenapa? Nggak boleh? Kan nak Arka juga nggak punya pacar, jadi boleh dong dideketin sama siapapun."

Mingyu sontak menoleh, ia menatap ibunya dengan kesal. "Tapi kan nggak harus depan Gyu juga." Kesalnya.

"Kenapa emangnya? Kamu marah?" Tanya ibunya, Mingyu menatapnya dengan lekat dan perlahan mengangguk kecil. "Emang kamu punya hak apa buat marah ke nak Arka?" Mingyu langsung terdiam, kedua matanya mengerjap dan ia menggeleng tidak tahu. "Ya jadi kamu jangan marah dong ke nak Arka, kan kamu bukan siapa-siapanya dia, kamu itu hanya sekedar mahasiswanya nak Arka, kecuali kalo kamu pacarnya nak Arka, kamu boleh marah sayang."

Mingyu menghela napasnya, ia beralih berbaring. "Nggak tahu ah ma, Gyu kesel." Menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya, membuat ibunya terkekeh gemas dan menepuk punggung Mingyu lalu bangkit.

Ia keluar dari kamar tersebut, memanggil Wonwoo dan Wonwoo masuk ke kamar itu, menutup pintunya dan mendapati Mingyu yang masih menutup tubuhnya dengan selimut. Ia duduk di sisi ranjang, tangannya terulur mengusap kepala Mingyu dari balik selimut itu. "Varo.." Panggilnya.

Mingyu langsung membuka selimutnya, ia mengira itu ibunya, ternyata adalah Wonwoo. "Pak Arka kenapa di sini?" Tanyanya bingung dan langsung bangkit duduk.

"Emang ibu kamu nggak bilang kalo saya ke sini?" Tanyanya dan Mingyu hanya terdiam lalu menunduk. "Kamu kenapa? Marah sama saya?" Tanya Wonwoo lagi. Mingyu menggeleng pelan untuk menanggapi. "Terus kenapa Varo? Kenapa kamu menghindar dari saya? Di kampus juga."

"Nggak papa." Mingyu kembali berbaring dengan membelakangi Wonwoo. "Gyu cuma capek." Lirihnya, ia menatap bantal yang ada di depannya.

"Malam ini, saya mau nginep di sini boleh?" Tanya Wonwoo. Mingyu menoleh dan mengernyit bingung. "Kan udah lama saya nggak tidur di sini." Lanjutnya kemudian.

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang