bunuh diri

1.5K 90 3
                                    

Mata rubah Wonwoo menatap lekat wajah Mingyu yang tertidur di pelukannya. Wajahnya tersenyum begitu lebar, tangannya mengusap rambut Mingyu yang sedikit lepek karena keduanya sehabis berhubungan badan dua ronde dan Mingyu langsung tertidur.

Ia terus menatap wajah Mingyu tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya. Ia mendekat sedikit dan mencium kening Mingyu dengan lembut, membuat suaminya itu sedikit menggeliat.

Kepalanya lalu menoleh ke arah jam dinding di kamar yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Perlahan, Wonwoo menarik tangannya yang menumpu kepala suaminya, ia bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi.

Ia membersihkan diri sekitar setengah jam lalu keluar dengan hanya handuk yang melingkar di pinggangnya. Wonwoo mengambil pakaian ganti dan memakainya.

Ia menoleh ke arah Mingyu yang masih terlelap, lalu ia berjalan keluar sembari membawa laptopnya. Wonwoo duduk di kursi-meja makan. Ia membuka laptopnya dan kemudian mencari tempat untuk liburannya bersama Mingyu.

Beberapa jam ia duduk di sana, akhirnya bangkit dan kembali masuk ke kamar. Ia mendekat ke arah Mingyu, berbaring di sampingnya dan tertidur.

***

Mingyu terbangun dari tidurnya sekitar jam sembilan pagi, ketika ia menoleh tak ada Wonwoo di sampingnya. Ia bangkit dengan perlahan karena merasakan sakit pada tubuh bagian bawahnya.

Ia menoleh, melihat sebuah kertas memo berada di atas nakas samping tempat tidur. Tangan kanannya terulur untuk mengambilnya. Membaca tulisan yang Wonwoo tinggalkan untuknya.

Dek, mas berangkat ke kampus. Udah bikin sarapan juga tadi. Kalo udah bangun, mandi habis itu makan ya. Tadi pagi mau bangunin kamu tapi tidurnya pules banget.
Love you.

Ia tersenyum simpul setelah selesai membaca pesan tersebut. Mingyu menaruhnya kembali di atas nakas, dengan perlahan ia turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Membersihkan dirinya, terutama bagian tubuh bawahnya.

Menghabiskan waktu selama hampir empat puluh lima menit, ia keluar dan mengganti pakaiannya. Ia lalu berjalan keluar ke arah dapur, melihat makanan di atas meja tersebut.

Ia duduk dengan perlahan di kursi, lalu mulai menyantap makanan yang Wonwoo masak pagi tadi. Setelah selesai, ia mencuci piring kotor yang ia gunakan.

Mingyu kembali ke kamar, ia mengeluarkan pakaian kotornya dan Wonwoo, juga spreinya dan membawanya ke ruang cuci, memasukkannya ke dalam mesin cuci dan menyalakannya.

Setelah itu, ia pergi berbenah, menyapu lantai di seluruh ruangan rumah tersebut. Ketika ia sedang membuang sampah di depan rumah. Seorang pria menghampirinya. Mingyu menoleh.

"Apa benar ini rumahnya Mingyu Alvaro?" Tanya pria bertopi itu. Mingyu menatap sebuah kotak yang dipegang oleh pria itu. Ia mengangguk untuk menanggapi. "Ini ada paket mas." Ucap pria itu.

Mingyu mengernyit. "Buat saya?" Tanyanya dan pria itu mengangguk. Ia kemudian menerimanya, menandatangani surat penerimaan dan pria itu pergi.

Kedua matanya terus menatap kotak paket tersebut, ia tak berani membukanya. Sungguh, meskipun Jaehyun sudah di penjara, tapi Mingyu tetap saja masih takut dengan paket-paket yang datang ke rumahnya.

Ia kemudian masuk, meletakkan paket tersebut di atas meja ruang tamu. Ia menelan ludahnya dengan kasar, lalu berjalan memasuki kamar dan mengambil ponselnya. Mengetikkan pesan untuk Wonwoo.

Mas Arka

Mas, ada paket dateng ke rumah, adek takut bukanya.
11.23

mingyu alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang