Lelaki Sempurna

131 16 0
                                    

Episode 13

Tak ada hal yang layak untuk energi yang diberikan oleh Taehyung.

Semenjak minggu pagi yang tidak terduga itu, seolah hangovernya tak juga reda. Dia merasa begitu lelah sepanjang waktu. Nafas yang begitu berat memaksanya menghela nafas sewaktu-waktu. Kalaupun dia bisa melakukan sesuatu begitu hari berganti, itupun hanya terpaksa. Niat dan seluruh jiwanya masih tertinggal di kasur. Tempat yang menjadi satu-satunya yang diinginkan oleh tubuh Taehyung.

Dia tidak ingat kapan awalnya dia akhirnya memutuskan untuk kembali. Mungkin karena ajakan mamanya yang terus menerus berkata kalau Taehyung cocok dengan rambut kriwil dan memaksanya untuk pergi ke salon bersamanya.

Mamanya membuat gurauan pada hairstylistnya tentang Tae-junpyo. Dan mendapat jawaban apakah mamanya sebagai Tae-jandi. Awalan nama mereka sama. Taehyung mendengus mendengarnya.

Mamanya sendiri? Yang terakhir kali berkata kalau pilihan gadis Taehyung tidak sesuai dan Taehyung sebaiknya menyetujui pilihan mamanya?

Atau mungkin karena pertanyaan ayahnya tentang kenapa Taehyung sekarang jarang pergi main dan terus-terusan menantang ayahnya bermain PS. Berkata akan mengalahkannya.

Berkali-kali mengalahkan anaknya sendiri mungkin membuat ayahnya itu bosan. Ayahnya itu akhirnya mengajaknya melakukan sesuatu yang lebih menarik, katanya. Berkata agar Taehyung ganti baju yang rapi. Setidaknya ganti celana kolornya dengan celana panjang kain. Dan pakai kacamata hitam supaya matanya yang bengkak tertutupi.

Taehyung menuruti semua permintaan ayahnya itu. Bibirnya terangkat barang sedikit karena merasa geli. Dia merasa seperti anak kecil yang akan melakukan 'father&son time'. Baju yang sama dan segalanya.

Ayahnya itu kemudian mengajaknya bermain permainan golf paling membosankan yang pernah dia lakukan. Dia tidak kenal teman-teman ayahnya, dia tidak tahu cara bermainnya dan dia benar-benar merutuki matahari yang bersinar menyinari lehernya dan mengingatkannya kalau dia adalah seorang manusia yang butuh kehangatan.

Terang sinar mentari juga mengingatkannya pada piyama kuning bermotif bebek.

Secara keseluruhan dia me-rating pengalamannya bermain golf 3/10. Dia akan melakukannya lagi karena dia penasaran bagaimana ayahnya melakukan apa yang ayahnya lakukan. Memperlebar jaringan relasinya.

Dia ingat Namjoon memberinya komentar tentang Taehyung yang akhir-akhir ini menghabiskan waktunya dengan Mama dan Ayah. Sebenarnya bertanya kapan ada waktu senggang lagi untuk melakukan pemotretan.

Taehyung tidak menyadari, bahkan dia lumayan terkejut karena seolah dia bisa normal kembali. Padahal setiap melakukan apapun Yerin tetap ada dipikirannya.

Dia masih enggan untuk menerima tawaran Namjoon untuk melakukan pemotretan untuk teman Namjoon, berkata kalau dia tidak cukup tampan karena dia sama sekali melalaikan menjaga penampilannya.

"Taehyung-ah, ikut aku berjalan-jalan dengan Monie dan Tanie di taman," ajak Namjoon.

Taman begitu indah dan cerah, tidak ramai karena bukan weekend dan masih akan menuju siang.

Angin masih begitu segar tapi Taehyung masih merasa berat untuk bernafas. Rumput hijau yang menjadi dasar bunga bermekaran serasa menari-nari mengejeknya. Suara merdu kicauan burung seharusnya menenangkannya, tapi dia tidak merasakannya. Dia tidak tahu kenapa dia tidak juga merasakan perasaan lain selain lelah. Meskipun demikian dia sama sekali tak mau berhenti untuk beristirahat di bawah naungan pohon yang dia tahu pasti akan sangat sejuk. Hanya di matanya, bayangan itu terlalu gelap, dia pun lelah berada di kegelapan.

"Bagus kan?" Suara kakaknya mengalihkan perhatiannya. Namjoon sudah duduk di bangku taman. Menyadari Taehyung yang tiba-tiba berhenti berjalan dan hanya memandangi sekeliling.

SA.765.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang