Bunda Tak Perlu Khawatir

70 7 0
                                    

Episode 41

a.k.a Yoongi marry me agenda.

Berawal dari Beomgyu yang datang sambil manyun ke kantor Yoongi. Adiknya itu berkata kalau dia lagi-lagi di tolak.

Menatap adiknya dengan tatapan antara kasihan dan juga geli, Yoongi hanya terkekeh tidak habis pikir. Antara Beomgyu yang adalah adik bungsunya dan selalu dapetin apa yang dia pingin dan bakalan merajuk kalau belum dapet atau Beomgyu yang menunjukkan kegigihannya mendapatkan afeksi dari gadis pilihannya.

Semuanya sama-sama konyolnya di mata Yoongi.

Apalagi Yoongi mau bertaruh kalau sebenarnya Beomgyu tidak ditolak, hanya belum diberi jawaban. Ryujin, yang dia tahu dari Jinyoung, abangnya gadis itu, adalah gadis yang sama keras kepalanya dengan abangnya itu. Dari yang dia tahu teman sekampusnya itu lumayan keras kepala juga, jadi menurutnya Beomgyu memang butuh ekstra sabar. 

Tapi yang jelas sekarang Yoongi yang butuh ekstra kesabaran untuk meladeni Beomgyu yang manyun dan meringkuk dengan puff jacketnya di sofa kantornya. Dia ada meeting sehabis ini jadi dia butuh Beomgyu untuk meninggalkan kantornya. Tapi dia tidak tega untuk mengusir adiknya.

"Beomgyu-ya, kamu mau bantu hyung?" tanya Yoongi, dia punya ide.

Beomgyu mendongak dari hpnya. "Apa hyung?"

"Bantuin hyung beresin studio?"

Beomgyu adik yang baik, dia mau-mau aja disuruh-suruh abangnya gitu.

"Hyung mau ada tamu penting ini, mau ada meeting sama kalau meetingnya lancar langsung coba recording," ujar Yongi walaupun Beomgyu sudah bersedia membantunya.

Mereka berjalan menuju ruang rekaman dengan Beomgyu yang mengekor di belakang Yoongi. "Hyung belum sempet beresin studionya," ucap Yoongi lagi sambil menoleh untuk mengecek apa Beomgyu masih di belakangnya apa tidak. Saat menoleh dia mendapati Beomgyu yang berjalan sambil menunduk, matanya tidak lepas dari layar hpnya. Bahkan sampai mau menabrak Yoongi yang tiba-tiba berhenti saking tidak memperhatikan jalan.

"Makanya kalau jalan merhatiin jalan dong, kenapa sih? itu Ryujin?" bahkan sampai diomeli oleh Yoongi, Beomgyu malah kembali memperhatikan hpnya lagi.

"Noona," ucap Beomgyu singkat, menjawab pertanyaan Beomgyu.

"Oh?" Yoongi jadi penasaran dan ikut memperhatikan layar. Tapi yang tertera hanya gambar blur tanda hp Yewon sedang dipontang-panting kesana-kemari.

Yoongi melirik adiknya yang masih serius memandangi hpnya, perasaan dari tadi Beomgyu tidak berkata hal yang lainnya selain merespon Yoongi. Sejak kapan dia mem-video call Yewon, dan Yoongi juga bahkan tidak mendengar Yewon menyapa Beomgyu atau kalimat yang lainnya.

"Aku pengen liat gimana apartemennya noona di sana," ujar Beomgyu.

Yoongi mendengus mendengar perkataan Beomgyu. Tapi di saat yang sama, dia memahami. Beomgyu penasaran dan dia yakin Beomgyu sebenarnya hanya kangen dengan noonanya itu. Ingin tahu bagaimana kabarnya dan apa yang sedang menyibukkannya dan mungkin bakalan sedikit curhat dia belum bisa mendapatkan gadis favoritnya.

"Mian Beomie, noona ketiduran tadi abis makan, padahal rencana mau ngerjain tugas malah ketiduran, untung kamu telpon ini," ujar Yewon di seberang sambungan.

Dari sudut pandang mereka, sepertinya Yewon meletakkan hpnya di meja kamar mandi saat dia membasuh mukanya. Anak gadis keluarga Min itu masih menepuk-nepuk wajahnya dengan handuk, khas sekali seperti yang kakak dan adiknya hafal. Mengoceh tanpa memperhatikan apa yang lawan bicaranya lakukan. Tidak menyadari Beomgyu yang dengan serius meneliti bagaimana detail kamar mandi Yewon, atau bagaimana Yoongi mengeleng-geleng dengan kelakuannya, mendengar Yewon yang bisa juga ketiduran setelah makan. Mungkin adiknya itu terlalu sering bergadang dan kurang tidur, Yoongi perlu mengomelinya sepertinya.

SA.765.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang