Jawaban

96 9 3
                                    

Episode 19

Soobinie datang tepat saat Eunha memulai shiftnya. Eunha yang menyambutnya dan langsung menyadari raut muka adiknya yang tertekuk. Persis seperti anak anjing yang tidak kebagian jatah karena kalah dengan anak anjing lain dan perlu perhatian khusus.

Teman shift Eunha, Yeri, yang masih saja tidak percaya kalau Soobin adiknya Eunha menyilakan Eunha untuk menemani Soobin dan menggantikan posisinya di konter.

Gadis itu akhirnya menemani duduk Soobin, yang alih-alih duduk di lantai untuk bermain dengan puppy-puppy, malah duduk di kursi dekat jendela. Sepertinya enggan bergerak tapi tetap ingin mengganti suasana hatinya dengan melihat para puppy berkeliaran.

"Diminum dulu.." kata Eunha sambil menaruh secangkir teh di depan adiknya yang masih asik menonton puppies sambil cemberut itu

"Aku belum pesen apa-apa.." elak Soobin.

"Noona yang mesenin," jelas Eunha singkat. Akhirnya membuat kedua ujung bibir Soobinie terangkat.

"Noona," Soobin memanggil kakak perempuannya itu dengan nada yang biasanya dia gunakan di rumah kalau sedang menginginkan sesuatu. Eunha hanya memandanginya.

Tapi sebelum Soobin bisa mengutarakan isi hatinya, seseorang menginterupsinya.

"Selamat menikmati," Yeri menaruh mini hotdog di depan Soobin. Membuat kakak beradik itu saling pandang lalu memandangi orang yang menaruh sajian itu.

"Kami tidak memesannya," Eunha yang mewakili Soobin.

"Seseorang yang memesankan. Untuk ketua OSIS katanya, berpesan untuk tidak perlu mengungkapkan siapa.." ucap Yeri, terdengar sama-sama keheranan.

Soobin mengedarkan pandangannya untuk mengecek siapa diantara para pelanggan cafe yang mentraktirnya itu. Kalau mereka tahu Soobin sebagai ketos itu berarti mereka adalah siswa sekolahannya, meskipun Soobin tidak hafal nama masing-masing siswa, setidaknya dia hafal wajah-wajah mereka.

"Ah, kayanya aku tadi liat dua gadis berseragam baru keluar dari cafe, ga lama setelah kamu duduk," ucap Eunha. "Aku cuma ngeh roknya sih tapi, ga yakin seragam yang sama atau bukan," lanjutnya.

"Noon, aku jadi makin ngerasa ga enak.."

"Loh kenapa? Makanan gratisan juga.." jawab Eunha santai, mencomot ujung mini hotdog yang harusnya milik Soobin itu. Kejunya molor panjang.

"Aku ga sebaik yang mereka kira.." Soobin mulai berkata. Eunha langsung fokus mendengarkan adiknya curhat.

"Mereka cuma kenal aku sebagai kakel. Dan mentok nonton aku dari vlognya Njun," ucap Soobin. "Sebuah ide tentang kakak kelas ganteng ketua OSIS baik yang asik diajak main-"

"Uwow, pede sekali.." sahut Eunha mengomentari, mencoba agar suasana tidak terlalu gloomy. Jujur dia tidak fasih berurusan dengan situasi emosional seperti itu. Untung Soobin sabar mendengar celetukan kakak perempuannya itu.

"Mereka ga ngerti aslinya aku.." ucap Soobin menyelesaikan kalimatnya.
Dan seolah membuktikan point kalimatnya, seseorang kembali menginterupsi mereka.

"Permisi. Kak Soobin, kakak mungkin ga kenal aku, tapi aku adik kelasmu. Dan aku cuma mau menyapa kakak karena... Um, waktu aku liat kemarin kakak dapet surat banyak banget dan aku ga yakin kakak baca suratku.."

"Ah," Soobin lumayan terkejut. "Aku baca satu-satu kok suratnya, tapi maaf aku cuma bisa menawarkan diri sebagai teman saja. Um kalau boleh tahu, namamu siapa?"

"Ah begitu.. um, aku.."

Soobin bisa melihat wajah adik kelasnya itu semakin memerah.

"Aku Jiwon"

SA.765.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang