Overthinking

110 8 4
                                    

Episode 45
Ep ini masih terusannya eps sebelumnya, jadi warningnya masih berlaku ya. anyways, siapa yang tahu kenapa aku pakai nomer kamar 905?

Terlepas dari bagaimana kegiatan mereka semalaman, Jeongguk tetep kesulitan untuk menutup mata.
Terbangun meskipun baru terlelap beberapa jam. Terjaga dengan siaga menjaga gadisnya yang sudah berganti posisi dan mendekapnya dengan begitu kencang.

Posisi yang tentu semakin membuat pikirannya terbang kemana-mana. Mengganggu kesadarannya seolah tak mau pergi begitu saja meskipun jelas-jelas Eunha berada di tempat yang sama dengannya. Menghirup udara yang sama. Memeluknya.

Menebak ganda untuk kesekian kalinya apakah keputusannya sudah benar. Bercinta semalaman dengan gadis yang begitu dia sayangi terdengar begitu tepat, tapi bagaimana bisa kebimbangan masih saja menyelimutinya.

Eunha yang meminta, Eunha yang memberikan dirinya padanya, Eunha yang mencurahkan semuanya padanya, tapi bagaimana Jeongguk seolah belum bisa memberikan yang terbaik pada kekasihnya itu. Ketakutan mencengkramnya bila membayangkan apakah setelah ini gadisnya akan membencinya karena menyesali apa yang dia perbuat.

Ingatannya kembali di kejadian di sela-sela mereka bercinta. Gadisnya memang tersenyum malu-malu begitu dia lempar badannya di kasur, memandanginya dengan tatapan membara saat Jeongguk mulai merangkak dan berhenti tepat di atas Eunha.

Mereka tidak berlama-lama melakukan pemanasan karena memang sudah saat duduk di sofa sebelumnya.

Tapi saat Jeongguk melakukan penetrasi dan Eunha, alih-alih meneruskan mengeluh seperti saat si sofa, didapati gadisnya itu merengkuhnya begitu erat, membisikkan berulang-ulang kalimat cinta.

'i love you sayang.. i love you.. i love you.ah. i love you..akh'

Terhentak begitu Jeongguk berhasil masuk seutuhnya. Sempat membuat cowok itu khawatir apalagi saat dia bisa mendengar isakan pelan dari Eunha.
Mencoba melepas pelukan Eunha dari bahunya, Jeongguk berhasil bertatapan dengan gadisnya itu dan mendapati air mata Eunha mengalir dengan deras.

"Sayang, okay? sakit banget ya?"

Eunha sampai terisak-isak, menatapnya dengan pandangan yang akan sulit Jeongguk lupakan.

Gadisnya menggeleng, tapi Jeongguk tahu Eunha pasti menahan rasa sakitnya.
Dia harusnya lebih gentle. Bagaimana kalau dia sampai melukai gadisnya itu. Jeongguk harusnya mengantarkan surga padanya.

Eunha membutuhkannya tapi malah Jeongguk tidak berkutik, merasa tidak berguna bagi gadisnya itu.

Dia harusnya tahu, Eunha tiba-tiba mencarinya. Kekasihnya itu bahkan datang dengan wajah yang terlihat terganggu akan sesuatu.

Dan okay, kalaupun memang pada akhirnya Eunha menginginkan untuk bercinta dengannya untuk melampiaskan perasaannya, Jeongguk bersedia. Hanya saja dia merasa begitu bodoh langsung terpancing hasratnya begitu saja.

Tidak bertanya apa musabab Eunha sampai terlihat begitu tertekan. Keadaan memang memanas seketika, namun Jeongguk tidak bodoh untuk melewatkan bagaimana Eunha sempat meracau sebelum mereka berdua tenggelam dalam nafsu.

Sesuatu tengah mengganggu gadisnya sampai mendorongnya ke titik terendah. Dan Jeongguk tidak bisa untuk tidak berpikir bila nanti Eunha sudah merasa baikan, dia akan menyesali perbuatan mereka semalam. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SA.765.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang