Interlude 2.0

86 13 1
                                    

Episode 29

Seokjin bangun pagi lebih bersemangat dari biasanya. Tentu saja alasannya karena Sojung yang sudah seatap dengannya. Eomma dan Appa memang sudah memberi lampu hijau pada mereka, tapi Sojung tetap diberi satu kamar sendiri.

Yang penting mereka sudah melaksanakan kewajiban mereka untuk mengingatkan bahwa masih ada batasan-batasan sebelum mereka resmi terikat janji suci. Mereka berdua sudah dewasa dan seharusnya bisa menahan diri.

Tentu saja Seokjin mengerti, tapi tetap saja dia menanti-nanti waktu berduaan yang tidak ada batasnya dengan tunangannya itu.

Seperti pagi itu, seolah sudah menyatap sarapan dan berenergi penuh Seokjin mencari Sojung. Berharap dia bisa menghabiskan waktu bersama sementara Sojung mempersiapkan paginya.

Tapi yang didapat malah Sojung yang sibuk bersama dengan ibunya, terlihat bercengkrama dengan hangat sembari menyiapkan sarapan yang baru mereka mulai persiapkan.

Seokjin terhenti langkahnya. Melihat pemandangan yang dia harap-harapkan yang tentunya membuatnya merasa senang.

Dia kemudian berubah pikiran, menyilakan Sojung untuk menghabiskan waktu dengan eomma, sebelum nanti eomma harus berangkat kerja. Ini juga yang Sojung inginkan, setidaknya dia akan memberinya waktu untuk menikmatinya juga.

Dengan energi yang tumben ada di sepagi itu, akhirnya Seokjin memutuskan untuk olahraga. Menginjakkan kakinya di ruang gym setelah sekian lama. Dia yakin semua peralatannya sudah disetel di angka yang absurd oleh adiknya, jadi dia memutuskan untuk jogging saja.

Dia bisa saja mengganti setting berat di alat angkat beban supaya Jungkook yang tidak mengira Seokjin kembali ke gym jadi keheranan, tapi dia sedang tidak mood untuk angkat-angkat beban untuk menggantinya.

Setelah selesai jogging selama 15 menit, Seokjin kemudian memutuskan untuk ke halaman belakang. Mencoba menikmati udara pagi yang sejuk sekali-kali. Tidak menyangka menemukan ayahnya yang sedang asyik mencabuti daun-daun kering di tanaman bunga-bungaan yang menjadi dekorasi beranda belakang rumah mereka.

Setahunya semua tanaman diurusi oleh tukang kebun. Dia tidak tahu kalau ayahnya tertarik dengan tanaman, selain menginginkan hewan peliharaan, yang by the way masih beliau inginkan meskipun (calon) menantunya sudah serumah dan membuat rumah tidak lagi sepi. Sepertinya beliau memang sedang mengalami krisis pertengahan umur.

"Appa terusir," ucap tuan Donggun, melirik sejenak Seokjin yang tiba dan lalu duduk di kursi taman. Seokjin tentu mendengus mendengarnya. "Eomma asik banget masak sama Sojungie, jadi ngerasa dicuekin," lanjutnya lagi, meskipun tidak terlihat cemberut, tapi dari nada bicaranya sudah jelas kalau Tuan Kim sedang merajuk.

"Well setidaknya appa jadi melakukan hal yang bermanfaat kan, ngebantuin nyiapin venue buat pesta pertunangan," goda Seokjin. Seperti yang sudah ditetapkan sebelumnya, pesta pertunangan mereka akan dilakukan di halaman kediaman Kim yang penuh dengan tanaman berbunga yang warna-warni.

"Kamu harus mastiin bayarannya setimpal loh," ucap tuan Kim sambil melirik ke putra sulungnya. "Jangan salah ini ga gratis," menjawab gurauan Seokjin dengan humor garingnya.
Seokjin terkekeh mendengar ayahnya yang sedang dalam mood bercanda itu. Sepertinya meskipun merasa tersisihkan dari istrinya, dia masih bahagia suasana hatinya.

"Oke, emang appa mau apa sebagai bayaran? Jangan katakan tetap mau adopt puppy lagi karena eomma cuma setuju buat adopt satu aja.."

Jangan salahkan mereka kalau malah terasa terbalik dan Seokjin yang terkesan menggurui ayahnya itu. Maksudnya, Tuan Kim lah yang menjadi panutan Seokjin dan Jungkook saat mereka tumbuh dewasa dan lihat bagaimana mereka sekarang.

SA.765.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang