Pengakuan

102 17 2
                                    

Episode 36

Jam sudah menunjukan pukul setengah 10. Selesai berunding dengan bossnya, walaupun belum sepenuhnya mendapat titik terang, mereka memutuskan untuk pulang. Yeongsu-nim berkata harus melaporkan kerjaannya itu ke Tuan Min dan berkata akan mengantar Yeonjun pulang, jadi Yerin tidak perlu khawatir.

"Yeonjunie.." jujur Yerin hampir melupakan adiknya itu.

"kamu tidak perlu khawatir, mereka semua baik-baik saja. Mungkin sedang makan malam dengan paman Han.." Taehyung berkata.

"Paman Han?"

"Iya, ayahnya Beomgyu.."

Sungguh, Yerin perlu berpikir. Dia kenal keluarga Taehyung. Ayah, mama, abangnya. Dia juga kenal dengan beberapa sepupunya. Tapi dia tidak seakrab itu dengan yang lain.

"oh, Tuan Min?"

"yep, orang yang sama," Taehyung menjawab dengan santai. "Ah, kamu bingung ya?"

Pembicaraan mereka kini beralih pada family tree keluarga Taehyung. Menyebutkan siapa-siapa nama orang tua dari sepupu-sepupu Taehyung, menjelaskan bagaimana paman Gun memijahkan dua makhluk yang punya sifat seolah kloningan darinya meskipun punya bibi Hyejin yang super baik sebagai pasangan. Yerin sering mendengar nama itu, Eunha sering bercerita tentang ibu pacarnya itu.

Atau bagaimana Ibunda Beomgyu, istri dari paman Han atau tuan Min begitu awet muda dan masih seperti gadis, tidak heran kalau dia punya anak-anak yang seperti boneka juga. 'bahkan Beomgyu, kamu harus lihat bagaimana dia saat bayi'

'Beomgyu adiknya Yoongi kan?'

'iya, hyung pas bayi juga imut banget, bulet gitu, Yewon? tahu kan, Yoongi hyung bilang dia kaget saat dia denger adiknya nangis pertama kali karena dia pikir itu boneka, karena dia toel-toel pipinya terus'

Taehyung punya suara yang begitu enak di dengar dan cara bercerita yang selalu membuatnya penasaran dengan fakta-fakta kecil yang terselip dari ceritanya. Yerin suka mendengarnya bercerita.

"Maaf.. aku cerewet ya?" Taehyung yang meliriknya tiba-tiba berkata. Cowok itu sempat berdiam sejenak , menjeda ceritanya, sepertinya dia memperhatikan Yerin yang hanya duduk diam di sebelahnya, bermain-main dengan jarinya. Seperti sedang melamun.

"ah, enggak.." Yerin menggeleng. "Aku suka mendengar suaramu.." ucapnya, tanpa menyadari kalau Taehyung yang mengalihkan pandangannya ke depan adalah caranya menyembunyikan kegugupannya.

"Kirain karena kamu lapar, diem aja kan dari tadi," Taehyung berkata, masih tidak mau menatap menoleh ke Yerin. "Kamu lapar?"

"huh?"Yerin bingung. Dia yang mengira-ira, dia juga yang menarik kesimpulan sendiri. "engga kok," jawab Yerin, tangannya meraih tangan Taehyung yang sedang menyetir.

Taehyung akhirnya mengalihkan matanya dari jalan dan melirik jemari lentik yang berada di lengannya. Beralih ke wajah Yerin dan mendapatkan senyum tipis.

"Kamu tahu, terima kasih karena sudah mengalihkan pikiranku dengan bercerita macam-macam," ujar Yerin, kembali menunduk tapi senyuman tipisnya masih terukir. "Ceritakan lagi tentang keluargamu, kamu malah belum menceritakan tentang keluargamu sendiri  kan.." lanjut Yerin, memberi rikues.

"hm.. apa ya.."Taehyung kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Berusaha tidak berpikir macam-macam dengan Yerin yang penasaran dengan keluarganya itu. Menurutnya, kesempatan Yerin untuk bergabung menjadi keluarganya masih terlampau tipis walaupun gadis itu menunjukan rasa penasarannya.

"Ah, ayahku. ganteng.."

"hehe.." Yerin tertawa lebih kencang.

"Kamu mau narsis ya.."

SA.765.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang