Episode 16
*Stalker mention*Warning: panjaaaaaaaaaaaaang.
Satu-satunya orang yang tahu arti dari bibir manyun dan alis bertaut yang sedari pagi belum hilang dari wajah Ryujin hanyalah kakak laki-lakinya.
Entah karena Jinyoung hafal siklus bulanan adiknya itu atau karena dia berpengalaman dengan pacarnya. Yang pasti Ryujin lumayan bersyukur karena kakak laki-lakinya itu ga cerewet dan nyebelin pagi-pagi.Iya Ryujin memang sudah hafal dengan datang bulannya dan sindrom yang menjadi tanda-tanda kedatangannya; moody-an, pegal-pegal, dan beberapa jerawat yang muncul. Gadis itu mulai terbiasa, jadi dia sebenarnya juga sudah mengerti bagaimana harus bersikap dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil sehingga jangan sampai moodnya tambah buruk.
Tapi ada yang berbeda di bulan ini. Tampaknya siklusnya mulai terlambat, membuat Ryujin tambah was-was. Jangan sampai mulainya pas dia pelajaran olahraga, bisa malu gadis itu.
Dia ingat kalau dia sudah menyetok mens pad di tasnya, untuk berjaga-jaga.
Tapi lain halnya dengan kakak laki-lakinya yang pagi-pagi sudah dengan manisnya mengoleskan selai coklat di roti panggang Ryujin dan berusaha untuk tidak memancing emosi gadis itu, Ryujin sepertinya tidak bisa menyamakannya dengan teman-teman sekolahnya.
Dia sudah berusaha untuk berjalan di belakang Yeji dan Yuna saat berangkat sekolah, menjaga jarak karena entah kenapa becandaan keduanya kali ini membuatnya kesal. Keduanya sedang membicarakan cowok.
Yeji yang memamerkan betapa manisnya percakapan dia dan Yeonjun semalam dan Yuna yang cekikikan meresponnya.
Huh, Ryujin juga semalam ngobrol dengan Beomgyu. Bahkan Beomgyu juga sempat membuatkannya sebuah gubuk berisi bunga-bunga di bawah temaram sinar bulan di pulaunya khusus buat Ryujin.Dan Ryujin ga pamer ke teman-temannya.
Tapi emang setelah itu Beomgyu yang ketiduran lebih dulu, emang nyebelin tuh cowok.
Mereka bertiga akhirnya sampai di sekolah. Setidaknya keceriaan anak-anak SMA di pagi hari yang cerah itu sedikit mengangkat mood Ryujin lagi. Karena memang dia bukanlah tipikal gadis yang terlalu serius dan menyeramkan, Ryujin terkenal dengan senyuman manis dan keramahannya, dia juga termasuk 'people person' jadi suasana ceria sekolahan pasti dengan mudah menyenangkan hatinya lagi.
Kecuali satu hal. Sebuah panggilan yang membuat emosinya campur aduk lagi. Walaupun sumber suara bahkan tidak memanggil namanya.
"Kak Beomgyu, tunggu..!"
Oh, ternyata karena sumber suara yang tidak memanggil namanya itulah yang malah membuatnya KZL.
"Oh," Yeji dan Yuna ikut menoleh karena panggilan itu. Baru menyadari kalau Beomgyu ternyata berjalan hanya beberapa langkah di belakang mereka.
Dari periferalnya Ryujin bisa melihat Beomgyu berdiri menunggu anak kelas satu yang tersenyum malu-malu. Berdiri di hadapan cowok, yang masih sok cool itu, dengan memasukkan kedua tangannya dalam saku celananya, lalu memberinya sebuah surat.
"Cih," respon Ryujin yang langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu, menyalip Yeji dan Yuna yang tentu langsung mengerti kalau Ryujin kesal.
Keduanya saling pandang lalu melihat kepergian Ryujin. Tidak bisa menyalahkan Ryujin juga karena mereka sahabatnya, meskipun mereka tahu Ryujin belum berniat memberi jawaban atas ajakan Beomgyu untuk berpacaran. Tapi kalau Beomgyu mulai didekati oleh orang lain, ya fair dong, namanya juga kompetisi.
Mereka menoleh kembali ke Beomgyu saat anak kelas satu tadi melewati mereka. Melihat Beomgyu yang bersungut-sungut memasukan surat dengan amplop pink itu ke saku dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SA.765.2
Fanfiction"perasaan memang begitu rumit, jangan terburu-buru untuk mencoba meluruskan semuanya. Take your time." BTSXGFRIENDXTXT