Hot and Bothered.

139 7 8
                                    

Episode 44
episode kali ini 18+ ya, manteman, ada bagian implist-nyrempet-eksplisit (ini sebagai content warning, ya. Sure hope there's no minor, but tau lah ya..)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Nae sarang.." Jeongguk berbisik memanggil Eunha. Menyentuhkan bibirnya ke belakang telinga gadis itu dan turun ke bahunya yang terbuka.

Tangan kirinya menyelusup di bawah tubuh gadisnya itu dan lalu menggenggam erat tangan kanan Eunha.
Tangan kanannya bermain-main dengan rambut pendek Eunha, mencoba menyibakkannya supaya dia bisa menciumi belakang telinga gadisnya itu. 

Eunha berbalik jadi memunggunginya saat Jeongguk harus bangun, merasa terganggu tidurnya. Jeongguk bisa saja diam dan meneruskan cuddle dan kegiatannya memandangi gadis di rengkuhan tangannya itu, tapi ada beberapa hal yang harus dia lakukan.

Sudah akan menuju pukul sepuluh dan kamar hotel itu pun sudah benderang, tirai black out sudah tidak mempan menangkis cahaya mentari. Mau tidak mau dia harus beranjak.

Eunha mulai menggeliat saat Jeongguk tidak mau berhenti menciumi belakang telinganya, dan malah mulai menggelitik leher Eunha dengan rambut pendeknya.
Tangan yang awalnya menjahilinya itu berubah merengkuh torsonya, mengekangnya supaya dia tidak bisa menjauhi tubuh kekar di belakangnya itu.

Eunha mengerang dan semakin membuat Jeongguk mendengus gemas. Tangan kekar itu kini bisa menyusup ke dalam pakaiannya dan benar-benar menggelitiknya. Kaki Eunha mulai menjejak memberontak, tapi yang ada hanya menyibak duvet putih hotel yang menutupi setengah badannya.

"ayo cantikku, bangun udah siang.."

Eunha masih tidak mau membuka matanya, tapi dia menolehkan kepalanya ke belakang mendengar suara pelan serak dari cowoknya. Mendapatkan cium pipi, tapi tetap saja gadis itu masih belum membuka matanya.

"Aigoo, malasnya.."Jeongguk kembali berkata, mengangkat tubuh Eunha seolah tidak seberapa beratnya, membuat mata Eunha akhirnya terbuka juga karena begitu kagetnya gadis itu, menjerit kecil dan baru sadar kalau dirinya dihempaskan dari posisi tidurnya untuk dipangku saat sudah berhadapan dengan pacarnya itu.

"Jangan gitu, kaget tahu.." Eunha memukul pelan dada Jeongguk, yang hanya tersenyum lebar.

"Hai.." sapa Jeongguk, membuat Eunha malu dan menunduk, berusaha menyembunyikan wajahnya. Jeongguk kembali terkekeh menyaksikan kegemasan gadisnya itu.

Eunha mendengar suara tawa pelan Jeongguk, seolah keluar dari dada bidang cowok di depannya. Menutup matanya lagi supaya dia bisa mendengar suara menengangkan itu, dia kemudian merengkuh Jeongguk, lengannya sejajar dengan bahu lebar pacarnya itu, setengah naik supaya dia bisa membenahkan tubuhnya dan duduk dengan senyaman mungkin di pangkuan cowoknya. Posisi koala memang favoritnya, jangan salahkan dirinya karena menurutnya dengan perbandingan ukuran tubuh mereka sudah seperti cocok layaknya puzzle.

"Kamu pengen lagi, Na?" Jeongguk bertanya, tangannya berada di pinggang Eunha, sedikit erat. Eunha menegang, kaku karena pertanyaan Jeongguk yang ga jelas itu.

Eunha menjadi releks kembali saat mendengar Jeongguk menghembuskan nafas pelan. "Kamu goyang-goyang gitu sih.." keluhnya, bibirnya menggelitik bagian bahu yang bertemu lehernya. "Aku kan lemah.." rengeknya, "ga bisa nahan diri, apalagi kamu cuma pake muscle tee punyaku gituu~," Eunha mengeratkan pelukannya mendengar cowoknya yang beneran ga jelas ini.

Menciumi leher cowoknya kecil-kecil dan mendapati Jeongguk mengeratkan kembali pegangan di pinggangnya. Sekalian saja dia godain pacarnya itu.

Tangannya belum jadi renggang, tapi yang satu sudah kemana-mana, naik turun di sisi tubuh Eunha membuat Eunha pun jadi menggelinjang.

SA.765.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang