ADIK KELAS | PART 04

802 64 1
                                    

Selamat membaca♡




Hari ini Sera tidak masuk karna sakit. Alhasil Yumna berjalan sendiri di koridor yang lumayan sepi. Bel pulang sudah berbunyi 2 jam yang lalu, namun Yumna lebih memilih pulang lebih telat karna mengerjakan tugas di kelas.

Yumna juga sengaja pulang telat karna hari ini dia tidak di jemput. Sebenarnya Yumna ingin memesan ojol, namun jiwa mudanya menyuruhnya untuk berjalan saja, seperti pelajar pelajar di luar negeri.

Yumna sampai di depan gerbang dan keluar. Ia berjalan seorang diri di bawah senja dengan menutupi kepalanya dengan tudung hoodie. Sebenarnya jarak rumah ke sekolahnya tidak terlalu jauh, tapi kadang rasa malas melandanya sehingga dia lebih memilih menggunakan mobil.

Yumna berhenti di salah satu kafe berniat mengisi lapar dan dahaga. Dia masuk dan mengambil tempat duduk di dekat jendela, memesan makanan dan menunggu. Sembari menunggu pesanan, Yumna mengutak atik ponselnya. Tapi sebuah suara yang terdengar familiar di belakangnya membuatnya berhenti.

"Lo hati hati aja pokoknya. Bisa aja itu trik dia buat bikin lo jatuh hati."

"Pokoknya kak Yumna tuh bahaya."

Yumna melotot karna namanya di sebut sebut. Yumna sontak berbalik dan benar saja, Bima dan Albi sedang ada di sana. Bima yang membelakanginya dan Albi yang terkejut karna bersitatap dengannya.

'Oh nih curut yang cuci otak si Albi'

"Eh dajjal. Ngomong apa lo tadi?" Yumna  berdiri di samping meja mereka. Bima terkejut dan mendongak. Jelas sekali jika dajjal ini sedang takut.

"A-anu kak-"

"Dapet apa si lo dari cuci otaknya Albi? Dapet duit? Iya?" Yumna melipat tangannya di depan dada.

"Jaga ya mulut lo. Jangan sampe gue telenin meja. Baru masuk SMA aja udah songong." Yumna geram karna Bima hanya diam menunduk, sedangkan Albi dengan berani menatapnya dengan tatapan polosnya.

Yumna memukul meja dengan kencang membuat Albi dan Bima terkejut. Karna itu kini mereka menjadi pusat perhatian.

"Albi pulang sama gue." Perintah Yumna. Albi diam tak bergeming. Laki-laki itu menatap wajah Bima dan Yumna secara bergantian.

"Buruan!!!!" Dengan tidak sabaran Yumna menarik kasar tangan Albi, membawanya pergi.

"Mbak mbak pesenannya."

Yumna merogoh saku roknya dan mengeluarkan 3 lembar uang seratus ribu. Dia menaruhnya dengan kasar di nampan yang dibawakan oleh pegawai kafe.

"Pesenannya buat dia aja mbak. Noh buat dajjal yang duduk deket jendela." Ucap Yumna sambil menunjuk Bima menggunakam jadi tengah.

"Kembaliannya buat mbak aja." Lalu Yumna kembali menarik kasar tangan Albi, keluar dari kafe.

.

.

.

Matahari sudah tenggelam. Tetapi Yumna masih saja melangkah, membawa Albi entah kemana tanpa mendengar protesan lelaki itu.

"Kak stop!!!" Kesabaran Albi sudah habis. Laki-laki itu menarik kasar tangannya dari genggaman Yumna, membuat tangannya terlepas dan sontak membuat Yumna berhenti lalu berbalik.

"Kakak apa apaan sih?! Kakak sadar nggak kalo apa yang kakak lakuin ini nggak bener?!"

"Kakak pikir aku suka di giniin?!"

Tidak ada yang mendengar karna mereka berdua sekarang sedang berada di gang sempit yang minim pencahayaan.

"Ngomong apa si dajjal sama lo tentang gue?" Tanya Yumna datar.

Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang