ADIK KELAS | PART 21

854 56 9
                                    


ADIK KELAS

Jam pelajaran terakhir hari ini tentu saja kosong. Membuat para murid kelas 12 IPS 3 bersemangat karna tidak perlu repot memikirkan pelajaran. Siapa yang tidak menyukai jam kosong? Tentu semua orang menyukainya.

"Yum. Hospot dong." Fabio, teman sekelas Yumna tiba tiba duduk di bangku kosong yang ada di depannya. Yumna menatapnya kesal yang hanya di balas cengiran oleh Fabio.

"Kebiasaan lo ya. Minta hospot ke mana mana." Celetuk Sera yang duduk di samping Yumna.

"Kalo temen punya kuota lebih, ya harus di bantu habisin. Mubazir kalo gak abis."

"Itu mah maunya lo doang." Kesal Yumna.

"Hehe. Pasword nya apa Yum?" Fabio cengengesan. Laki laki itu memang memiliki kebiasaan minta hospot sana sini. Tak jarang banyak temannya yang mengeluh karna kuota mereka sekarat karna laki laki ini.

"Modaldongbego."

"Yahh Yum. Pelit banget lo jadi temen." Keluh Fabio.

"Pelit dari mananya anjir. Itu pw nya udah gue kasih!"

"Lah kapan?"

"Fabio dodol! Modal dong bego gak pake spasi. Itu emang pw nya." Sambung Sera.

"Bilang dong dari tadi. Kan jadinya gak salah paham gini." Fabio kemudian memasukkan password dan tersambung. Entah aplikasi apa yang di buka oleh laki laki itu, Yumna tidak perduli.

"Eh btw Yum. Camping nanti lo ikut kaga?" Tanya Fabio di sela sela nya memainkan ponsel.

"Sebenernya males. Tapi pengen juga."

"Ikut aja lah Yum. Pengen tau gak, gue ke hutan hutan gitu. Suasana nya juga pasti adem banget sih." Celetuk Sera.

"Hooh bener. Hutan tuh asri. Tapi hati hati juga, soalnya banyak penunggu. Hiiih." Fabio bergidik.

"Iya banyak penunggu. Salah satu nya lo."  Sarkas Sera.

"Mana ada setan cakep kek gua Ser."

"Lo kan setan. Mana ada cakep."

"Yumna. Vano cariin lo tuh."

Yumna menoleh pada ketua kelas yang memanggilnya. Ia kemudian beranjak keluar kelas, meninggalkan dua orang yang sedang berdebat.

"Kenapa?" Kini Yumna sudah berdiri di depan Vano.

"Pulang sekolah mau temenin gue gak? Bentar doang." Ucap Vano.

"Kemana?"

"RS. Jenguk nenek gue. Mau gak?" Vano  berharap.

Yumna berpikir sejenak. Apakah ia harus mengatakan iya atau tidak. Vano memang menyebalkan orangnya, sering membuat Yumna kesal hingga ingin melemparinya dengan batu. Namun di sisi lain Vano juga orang baik, dia selalu ada dan menghibur Yumna jika ada masalah.

"Kalo bentar. Gue gamasah." Jawab Yumna yang membuat senyum Vano seketika mengembang.

"Oke kalo gitu nanti gue tunggu di parkiran."

Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang