ADIK KELAS | PART 11

1K 62 2
                                    

Hari kedua menjalani skors, Yumna memilih untuk bangun lebih siang. Ia lebih mengeratkan selimutnya saat mendengar gedoran keras dari arah pintu. Tapi bagaimanapun ia berusaha menghiraukan suara bising itu, ia tetap tidak bisa.

"Aduuuh Mami! Ini tuh baru jam setengah 8 Mih! " Teriak Yumna dari dalam kamarnya.

"Yumna bangun kamu! Temen kamu udah nungguin di bawah! " Balas Ranti tak kalah keras.

"Aduh mami! Yumna gak punya janji sama siapapun hari ini!!! Lagian temen temen Yumna juga pasti pada sekolah!"

"Makanya kamu keluar dulu! Liat temen kamu ini!"

Akhirnya Yumna menyerah, ia menyingkap selimutnya kasar dan membuangnya kesembarang arah, kemudian ia beranjak ke kamar mandi guna membasuh wajah.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Yumna keluar menemui ibunya di lantai bawah.

"Mami. Siapa yang-" ucapan Yumna terhenti karna melihat sesosok laki laki yang sangat ia kenal. Laki laki yang resmi menjadi salah satu mantannya sejak kemarin.

"Vano. Lo ngapain di sini pagi pagi?" Yumna menyerngit tak suka kala melihat Vano yang datang kerumahnya dengan menggunakan seragam sekolah lengkap.

"Lo lupa gue di skors?" Tanya Yumna hanya untuk memastikan.

"Aduh Yumna. Suruh duduk dulu kek temennya baru di tanyain. Kebiasaan kamu tuh." Protes Ranti.

"Gapapa tante. Ini juga saya mau berangkat sekolah dulu. Vano kesini cuma mau izin sama tante buat ajak Yumna jalan nanti sore. Boleh kan tante?" Ucapan Vano langsung membuat Yumna melotot tak suka. Berbeda dengan Yumna yang menggeleng, Ranti malah tersenyum dan meng iya kan.

"Boleh dong. Asal pulangin dia dalam keadaan sehat wal afiat."

"Makasih tante. Kalo gitu Vano pamit dulu ya tan. " Vano menyalimi Ranti dan mengerling ke arah Yumna sebelum pergi.

Baru saja sampai di teras depan, Vano langsung di cegat oleh Yumna.

"Eh gue gak pernah ya mau jalan sama lo. Lo lupa ya kalo kita udah putus kemaren?"

Vano menyeringai kemudian menatap Yumna yang lebih pendek darinya dengan tajam. "Dalam kamus gue. Gak ada yang namanya putus selama gue nggak bilang putus. Dan lo? Lo cuma mutusin sepihak kan. Jadi selama gue nggak bilang putus, kita masih pacaran."

"Terserah deh. Intinya, gue gak mau jalan sama lo. Pergi sendiri aja sono." Setelah mengatakan itu, Yumna berbalik masuk kedalam rumahnya.

Di luar Vano menatap kepergian Yumna. Sudut bibir laki laki itu terangkat, menampilkan senyuman aneh.

"Kalo lo gak mau. Ya tinggal gue paksa."

                                     . . .

Seharian ini Yumna hanya bergulung di dalam selimut. Tidak ada hal menarik lainnya yang bisa ia lakukan, kecuali memainkan ponsel dan rebahan. Karna di mainkan seharian, alhasil ponselnya mati karna kehabisan batre, dan demi kebaikan ponselnya ia mencargernya.

"Aduh bosen banget. Gak ada apa kegiatan yang lebih menyenangkan selain rebahan." Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Yumna. Vano udah dateng tuh. Dia nungguin kamu di ruang tamu. Buruan siep siep." Ucap Ranti yang tanpa seizinnya langsung membuka pintu kamarnya.

Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang