ADIK KELAS | PART 16

693 61 3
                                    


ADIK KELAS PART 16

"Sayang. Udah siap?" Purnama mengetuk pintu kamar Yumna, menunggu putrinya selesai berdandan. Tak lama setelah itu, Yumna keluar sambil tersenyum ke arah Papinya.

"How pretty. Dress nya cocok buat kamu." Puji Purnama saat melihat penampilan cantik putrinya dalam balutan dress merah panjang tanpa lengan.

"Makasi Papi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Makasi Papi. Mami mana?"

"Di bawah. Nunggu kamu. Ayo." Yumna kemudian melingkarkan tangannya pada lengan Papinya. Memakai hels jujur membuatnya sedikit kesusahan dalam berjalan, apalagi turun tangga seperti ini.

"Sudah? Kita langsung jalan aja ya." Keluarga kecil itu kemudian keluar rumah. Di halaman sudah ada dua mobil yang menunggu mereka.

Ranti dan Purnama kemudian masuk ke dalam mobil putih yang tentu saja dengan supir pribadi, sementara itu Yumna masuk kedalam mobil hitam di belakang.
Mobil orang tuanya sudah meninggalkan pekarangan rumah lalu mobilnya menyusul dari belakang.

.

.

.

Mobil yang ia naiki berhenti, menandakan jika mereka sudah sampai di tempat tujuan. Dengan sigap, sopir kemudian keluar lalu membukakan pintu untuknya. Yumna keluar, kakinya menapak di karpet merah panjang.

'Ulang tahun atau nikahan si anjir'

Yumna kemudian merapikan dress dan rambutnya yang di gerai indah, beberapa aksesoris terpasang di sana. Yumna melangkahkan kakinya menuju pintu utama hotel. Beberapa pasang mata tertuju padanya yang membuatnya merasa risih. Terlebih lagi, orang tuanya sudah masuk lebih dulu.

"Maaf non. Undangannya?" Penjaga di depan pintu menahannya masuk. Yumna merutuk dalam hati, ia melupakan undangannya! Ia pikir ia akan di tunggu oleh orang tuanya sehingga satu undangan saja cukup.

"Orang tua saya ada di dalam. Jadi saya gapunya undangan." Ucap Yumna.

"Maaf. Tapi syarat masuk ke pesta harus dengan undangan." Kata penjaga itu. Yumna menghela napas panjang. Ia mengangguk kemudian berbalik badan hendak pergi. Toh dia bisa beralasan jika dirinya tidak di perbolehkan masuk jika dimarahi oleh orangtuanya.

"Yumna sayang." Yumna berhenti. Ia menoleh dan mendapati Dahlia tersenyum lembut ke arahnya. Wanita paruh baya itu terlihat anggun dan cantik seperti biasa, namun malam ini ia terlihat berkali kali lebih cantik.

"Tante." Sapa Yumna saat Dahlia menghampirinya.

"Mau kemana? Kenapa nggak masuk?" Dahlia menggandeng lembut lengan Yumna kemudian menuntunnya kedalam ballroom, tanpa cegahan dari penjaga di luar.

"Kamu cantik banget malam ini." Puji Dahlia yang membuat Yumna tersenyum merona.

"Tante juga." Balas Yumna.

Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang