ADIK KELAS | PART 08

805 55 3
                                    

Hari Senin, adalah hari di mana berkumpulnya beberapa mata pelajaran yang susah, terlebih dengan jadwal upacara bendera yang membuat para siswa dan siswi harus bangun dan berangkat lebih pagi.

Yumna meminum teh pucuk dinginnya sambil menikmati suasana kantin setelah upacara.

"Aduh panas banget." Keluh Sera sambil mengipasi wajahnya dengan tangan.

"Yaiyalah. Kan habis apel, bukan renang." Sambung Yumna yang membuat Sera mendengus.

"Eh btw. Lo tau kaga kalo Rama udah punya pacar baru. Kata Fazia yang liat instastory nya sih, dia ada nyinggung lo."

"Bilang apa dia?"

"Mana gue tau. Liat sendiri aja." Usul Sera sambil meminum minuman dinginnya.

"Dih ogah."

Setelah selesai dengan minumannya, Yumna dan Sera beranjak menuju kelas. Namun langkah mereka terhenti karna di halangi oleh seseorang.

'Nara'

"Ngapain lo?" Nada Sera terdengar ketus.

"Maaf kak. Aku boleh ngomong berdua sama kak Yumna nggak?" Tanya Nara sopan. Sera hendak menolak namun terhenti karna anggukan kepala Yumna.

"Boleh. Dimana?"

.

.

.

Yumna dan Nara sekarang berada di taman belakang sekolah. Tatapan Yumna tidak pernah putus pada wajah gadis yang lebih pendek darinya ini.

"Kak Yumna. Kasihan Albi. Aku mohon kakak berhenti bikin Albi sengsara kayak gini?" Nara menatap Yumna dengan mata berkaca kaca.

"Maksud lo? Lo nuduh gue sakitin Albi gitu?" Nara buru buru menggeleng.

"Kemarin bunda Albi telpon aku. Katanya wajah Albi luka luka gitu. Trus aku jaw-"

"Jadi lo nuduh gue?" Yumna sedikit meninggikan suaranya. Lagi lagi Nara menggeleng cepat.

"Nggak gitu. Aku cuma bilang ke tante Dahlia kalo Albi sering di usilin sama kakak kelas. Aku nggak tega kak liat Albi kayak gitu terus. Dan hari ini tante Dahlia mau dateng ke sekolah."

"Lo pasti sebut sebut nama gue kan? Iya kan?!" Yumna mulai tersulut emosi.

"Maaf kak. Aku lakuin ini demi kebaikkan Albi. Albi orang yang baik, dia nggak pantes di perlakuin kayak gitu." Nara mulai menangis. Ia takut melihat perubahan wajah Yumna secara drastis.

"Eh anjing lo kira gue yang mukul dia?!"

"Perhatian. Untuk siswi atas nama Yumna Putri Kencana dari kelas 12 IPS 3 dimohon untuk segera ke ruang kepala sekolah."

Yumna menengang mendengar namanya di panggil menggunakan toa sekolah. Ia mengepalkan tangan dan semakin menatap Nara tajam.

"Sialan. Jangan harep gue bakal lepasin lo."

"Saya ulangi. Untuk siswi atas nama Yumna Putri Kencana, segara menuju ke ruangan kepala sekolah."

Yumna berdecih kemudian berbalik pergi meninggalkan Nara sendiri.

.

.

.

"Saya kecewa sama kamu Yumna. Bisa bisanya kamu melakukan hal rendah seperti ini di sekolah." Pak Zainul memberi ceramah panjang lebar di depan kepala sekolah dan ibu Albi. Yumna hanya bisa diam, ia tidak tau harus membela diri seperti apa lagi.

Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang