ADIK KELAS | PART 28

728 61 10
                                    

Karakter Albi ini emang sedikit ngeselin ya? Tapi guys itu wajar karna dia masih labil. Masih kelas 10 😭

ADIK KELAS

Yumna menyetir mobilnya dengan pikiran yang masih berkecamuk. Beberapa menit lalu Albi memintanya untuk tidak pergi, namun karna Nara masih berada di sana, alhasil Yumna memilih untuk tetap pergi.

Yumna memarkirkan mobilnya dan keluar. Ia berjalan ke dalam kebun yang rindang oleh pepohonan seorang diri. Beberapa menit berjalan, sampailah ia di sebuah danau.

Yumna duduk di jembatan kayu yang berada di tepi danau. Ia melihat pemandangan di depannya sambil menghela napas panjang. Ia butuh udara segar untuk menyegarkan pikirannya, sehingga Yumna mendatangi tempat ini. Tempat dimana sering ia jadikan tempat menenangkan diri.

"Kenapa si tuh cowok! Ngeselin banget!" Yumna melempar kerikil ke danau.

"Ngeselin!"

"Mentang- mentang gue suka, lo seenaknya!"

"Nara sinting!"

"Pengen gue geplak pala lo!"

"Suatu hari nanti mulut lo gue injek ya!!!"

Yumna mengatur napasnya. Perasaannya jauh lebih lega saat ia meluapkan isi hatinya. Tidak tau kenapa, tapi sekarang ia benar- benar kesal. Nara si nenek lampir berhasil membuat moodnya terjun bebas.

Namun Yumna di kejutkan dengan sepasang tangan yang tiba- tiba melingkar di perutnya. Tubuhnya di tarik kebelakang, bersandar pada dada seseorang. Sehingga posisinya kali ini, Yumna di apit oleh kedua kaki orang itu.

Yumna reflek menoleh. Betapa terkejutnya saat ia melihat siapa pelakunya. Albi, laki- laki itu mengeratkan pelukannya dan menyandarkan kepalanya di bahu Yumna.

"Albi! Lo ngapain?!" Yumna hanya bertanya, tidak berusaha melepaskan diri.

"Kamu marah?" Tanya Albi.

"Hah? Apa lo bilang? Udah pensiun lo manggil gue 'kak'?" Tanya Yumna.

Yumna merasakan Albi menggeleng di bahunya.

"Kata Mami. Udah seharusnya aku panggil kamu gini. Tanpa embel- embel 'kakak'. Lagian kita juga tunangan kan? Suatu saat kita akan jadi suami istri." Ucap Albi yang membuat Yumna tersedak mendengarnya.

"Apaan si lo? Gajelas banget." Tandas Yumna mencoba bersikap biasa, namun jantungnya berdetak dengan kencang.

"Bukannya kamu juga harus belajar manggil 'aku kamu'?"

"Kalo gue gak mau?"

"Ya... gak apa- apa." Balas Albi.

"Yaudah kalo gitu terserah gue lah!" Sarkas Yumna.

Hening. Itulah yang Yumna rasakan. Ia bisa merasakan napas teratur Albi di lehernya. Apa laki- laki ini tidur?

"Bi?"

Albi bergumam sebagai jawaban.

"Kok lo bisa di sini?" Yumna penasaran bagaimana Albi bisa tau tempat ini. Karna hampir tidak ada orang tau tempat ini ada, karna letaknya yang tersembunyi.

"Ikutin kamu." Jawab Albi.

"Di anter supir?"

"Aku bisa nyetir sendiri."

"Oh..."

Suasana kembali hening. Di antara mereka berdua tidak ada yang ingin membuka suara. Mereka tenggelam dalam lamunan masing- masing. Bahkan Albi tidak merubah posisinya sedikitpun.

Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang