Chapter DCCCLIII

1.1K 374 50
                                    

“Berhenti tertidur, Kou! Jika satu pun dari kalian tidak ada yang menemuiku! Akan kuberi kalian semua hukuman agar menderita karena telah menolak semua panggilanku!”

Gundukan salju itu bergetar, terbelah sampai menimbulkan retakan … Hingga, sosok Hewan yang begitu diagungkan tersebut, muncul dari dalam gundukan tadi. Terbangun … Setelah tertidur, menunggu kepulangan Tuannya.

“My Lord?”

“Kau akhirnya menjawab panggilanku.” Kou tertunduk, matanya berkedip pelan beberapa kali atas suara yang begitu ia rindukan.

“Apa kau bisa membantuku? Aku ingin bertemu dengannya.”

Kepala Kou terangkat, “tentu, My Lord. Namun aku tidak bisa cepat melakukannya … Sihirmu, masih belum terlalu kuat. Jadi kami pun, masih sama lemahnya sepertimu.”

“Tidak apa-apa. Syukurlah kalau kau baik-baik saja, Putraku.”

Kou kembali menunduk. Ia terdiam, memutuskan pembicaraan dengan Tuan yang begitu ia hormati dan sayangi. Namun, selang beberapa hitungan kemudian … Naga besar itu meraung! Meluapkan seluruh amarah! Kesedihan! Kekecewaan! Semuanya! Semua perasaan yang ia pendam, karena telah gagal melindungi Tuannya. Raungan, yang membuat seisi Hutan terbangun dari tidur mereka.

_____________.

Sachi tertunduk sambil mengusap matanya bergantian. Rasa haru kala mendengar suara dari hewan yang telah ia besarkan … Memenuhi dirinya saat itu. “Apa yang kau ajak berbicara tadi adalah Kou?” Sachi yang berdiri di depan pintu, segera menoleh untuk pertanyaaan Ryuzaki.

“Itu benar. Dia akhirnya menjawab panggilanku-”

“Sachi, tidak apa-apa kalau kau menolak pernikahan ini.” Amanda menyergah ucapan Sachi, “tapi kau ingin pergi ke Dunia Manusia, kan? Apa kau juga bisa mengajak kami? Aku ingin bertemu dengan Kakakmu! Dan anak-anak juga pasti ingin bertemu dengan Ayahnya.”

“Kalau itu, Kou … Aku yakin, kita semua akan baik-baik saja.”

“Aku tidak mampu mengajak kalian. Aku hanya mampu mengajak anak-anakku-”

“Kenapa? Apa kau sudah tidak peduli lagi pada kami? Apa kau tidak peduli pada mereka! Keponakanmu! Mereka begitu ingin bertemu Ayah mereka!” Amanda lagi-lagi memotong perkataan Sachi dengan bentakan.

“Apa aku harus menjelaskan semuanya agar kalian mengerti?” Nada suara Sachi yang berubah seperti ancaman, membuat raut wajah Amanda pun berubah.

“Apa kalian mampu mengangkat pedang dan panah dengan tangan kalian sendiri?” Sachi mengatakannya dengan kedua tangan bersilang di dada, “atau kalian berharap dapat terlindungi dengan berdiri di belakangku?”

“Sachi!”

“Jangan ikut campur, Ryu! Aku berkata seperti ini juga demi kebaikan mereka!” sindir Sachi dengan lirikan yang ia beri pada Ryuzaki.

“Aku telah kenyang dimanfaatkan oleh orang-orang terutama oleh Kakakku, jadi aku paham benar … Setiap kelakuan kalian.”

“Apa yang kau maksudkan? Kenapa kau berbicara seperti itu pada Ibuku?!”

“Diam kau!” Sachi balas membentak Miyu, sambil menunjuk pada gadis muda itu, “perempuan yang tidak bisa melakukan hal kecil dan hanya bisa berpangku tangan pada putraku. Tidak pantas membantah perkataanku!”

“Putrimu memanfaatkan kebaikan putraku dan putramu hendak memanfaatkan ketidakberdayaan putriku. Bagus sekali, dengan apa yang kalian lakukan ini! Aku menolak pernikahan ini karena Hikaru memang tidak pantas bersanding dengan putriku!”

Our Queen : Carpe DiemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang